XXIV : Annoying Feeling

96 12 7
                                    

ANGEL

"Kau mau pulang?" 

Hasan yang sedang bermain ponsel sontak menoleh ke arahku. 

"Tidak," dia menggeleng.

"Kau tidak mau sekolah besok?" tanyaku lagi. 

"Tidak,"

"Kenapa?" 

"Tidak mau saja. Memangnya Kakak mau ku tinggal sendirian?" tanyanya balik.

"Aku? Tidak masalah. Aku biasa sendiri," jawabku.

"Sungguh? Tapi nanti kau tersesat," ucapnya.

Aku memutar bola mata malas. Ternyata Yuna dan aku punya banyak kesamaan, salah satunya mudah tersesat.

"Memangnya kau pikir aku akan berkeliaran gitu?" sewotku.

Hasan terkekeh, "Sudahlah, Kak. Biarkan aku tidak sekolah sehariiiii saja, ya? Lagipula kalaupun kau memaksaku untuk sekolah besok, aku tetap tidak akan masuk,".

"Kenapa?" tanyaku.

"Aku takut masih ada Papa Mama mencariku," jawabnya lirih, sambil menunduk.

Hasan pasti trauma. Aku dapat merasakan perasaanya, jiwanya pasti terguncang sekarang.

Aku tersenyum menenangkannya, mengelus surainya yang kecokelatan, "Baiklah kalau begitu. Tapi sehari saja ya... Besok sore aku sudah dibolehkan pulang kan? Lagipula sakitku tidak parah,".

Hasan mengangguk.

"Biar aku yang izin pada gurumu nanti. Beritahu saja nomornya," ucapku.

"Terimakasih Kak," ucapnya.

"Sekarang kau mau menginap disini? Menemaniku?" tanyaku.

"Iya,"

"Ya sudah kalau gitu tidurlah. Aku tahu hari ini bukan hari yang menyenangkan," ucapku.

Hasan mengangguk dan berjalan menuju sofa yang tersedia, lalu merebahkan dirinya disana.

"Mau pakai selimut? Aku tidak masalah harus melepasnya," tawarku.

"Tidak apa-apa, Kak. Aku pakai jaket sedangkan kau hanya baju berlengan pendek. Jadi pakai saja," ucapnya.

"Oke," jawabku singkat.

Sekarang ruangan dilanda keheningan.

Tadi Ririn, Haya, dan Jihan sudah pulang ke rumah mereka masing-masing. Awalnya mereka tidak ingin pergi. Tapi ku paksa saja mereka untuk pulang. Lagipula tidak mungkin kan mereka menginap disini?

Setelah beberapa perdebatan, akhirnya mereka setuju dan pulang. Mereka bilang akan kesini lagi besok.

Sementara Clyde, dia juga ku suruh pulang. Entah dia sudah tahu apa yang terjadi atau belum, namun apapun itu, aku harap dia tidak dulu memberitahu Yuna. Aku tidak yakin harus bersikap seperti apa saat Yuna tahu nanti.

Jadilah aku disini bersama Hasan.

Oh ya, tiba-tiba terpikir sesuatu.

"Hasan, yang bayar administrasi untuk perawatanku siapa? Pihak berwajib kah?" tanyaku pada Hasan. Mumpung dia belum tidur.

"Bukan, Kak. Tapi Kak Clyde," jawabnya.

"Loh? Kok Clyde?" tanyaku.

"Iya. Tadinya aku ingin membayarnya dengan uang yang ku punya, tapi Kak Clyde malah membayarkannya untukku. Dia bilang karena Kak Yuna temannya juga, jadi santai saja, gitu," jawabnya.

Between Us [Ayuna - Angela]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang