LXXIX : Let's Break Up

54 11 2
                                    

Malam hari.

"KALIAN SEMUA SANGAT CANTIK! SO PERFECT!"

Angel tidak bisa berhenti berseru untuk memuji mahakarya yang baru saja diselesaikannya. Enam gadis cantik dengan balutan gaun dan dress menjadi bukti kerja kerasnya dari sore hari.

Dia bertepuk tangan dengan terharu. Ternyata tidak sia-sia dia meminta semua temannya ini untuk datang dan bersiap bersama di rumahnya.

"Sudah ku bilang, aku tidak akan mengecewakan!" hebohnya.

"Terima kasih untuk semua ini, Angel," ucap Yuna.

"Bukan masalah! Aku juga puas dengan hasilnya," ucap Angel.

Tok! Tok! Tok!

"Hei, apa kalian semua sudah selesai?!"

"Sudah! Kau boleh masuk!"

Angel menyahut seruan Jean yang berarti secara tersirat dia ingin masuk ke kamar Angel. Sebenarnya sejak siang dia sudah bersama Angel, hanya saja gadisnya itu memintanya untuk keluar dan tidak ikut campur selama proses rias-merias para gadis sedang berlangsung di kamarnya. Jadilah Jean menurut dan tidak mengganggu dari awal hingga prosesnya selesai.

"Aku ingin memberi tahu kal-wah..."

Jean yang hendak mengatakan sesuatu sampai terkesima dan memilih untuk tidak melanjutkan kata-katanya.

Angel tersenyum puas melihat reaksinya.

"Bagaimana? Bukankah mereka semua sangat cantik?!" hebohnya memaksa Jean untuk sependapat.

"Kalau aku bilang mereka semua sangat cantik apa kau akan cemburu?" Jean malah menggoda Angel.

"Untuk apa aku cemburu? Justru aku senang karena itu berati mahakaryaku berhasil," ucapnya percaya diri.

"Yaaa! Kalian semua sangat cantik!" seru Jean.

"Betul kan apa ku bilang!" heboh Angel sambil memukul lengan Jean tiba-tiba. Hanya untuk mengungkapkan kegembiraannya.

"Shhh... Aduh," ringis Jean sambil mengusap lengan tak bersalahnya.

"Jean, tolong fotokan kami sebelum mereka berangkat!" pinta Angel sambil melempar ponselnya ke Jean.

Gadis itu lalu mengambil posisi di tengah di antara mereka berenam.

Tapi tak lama setelah kesenangannya itu, setelah dia menyadari sesuatu pun dengan segera dia memanyunkan bibir.

"Kau kenapa?" tanya Jean yang sudah siap dengan kamera di ponselnya.

"Semua sangat cantik. Memakai make up dan dress yang sangat cantik. Hanya aku yang memakai piyama tidur disini," keluhnya.

"Eiy... Kau bahkan tanpa dress ataupun make up akan tetap cantik," hibur Jean.

"Kau hanya mau menghiburku," elak Angel.

"Jean benar, Angel. Dengan ataupun tanpa make up, kau tetap sangat cantik! Paling cantik di antara kita semua!" seru Yuna.

"Benar! Kau yang mempersiapkan semuanya untuk kami, sudah pasti kaulah yang paling cantik!" sahut Ririn.

"Sudah sudah jangan manyun begitu. Kita semua kan sama-sama cantik. Kau hanya berbeda di baju saja. Selebihnya tidak ada yang kurang!" lanjut Bianca.

Semua pujian itu membuat cengiran Angel terbit sempurna.

Setelah sesi foto itu, Jean pun akhirnya memberitahukan sesuatu yang menjadi tujuan dia sebelumnya.

"Ah iya, aku sampai lupa. Sophia, Bianca, dan Yuna, kalian semua sudah dijemput oleh pangeran kalian masing-masing tuh," ucap Jean.

Between Us [Ayuna - Angela]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang