"Lihat! Ini benar-benar terjadi karena Mawar!" heboh Ririn.
"Dia membawa Yuna dan Dian pergi dengan dua orang pria itu entah kemana. Jahat sekali mereka memukul Yuna dengan kayu," komentar Jihan.
"Ah! Aku ingin mendengarkan percakapan mereka! Apa tidak bisa?" gerutu Haya.
Kebanyakan yang mengeluarkan komentar adalah Ririn, Haya, dengan Jihan ketika mereka semua sedang menonton video rekaman CCTV yang terjadi sore kemarin. Iya, Morvin berhasil mendapatkannya, entah bagaimana cara pemuda itu mengutak-atik flashdisk. Yang jelas, video kemarin sore memang 'disembunyikan'.
"Psst, hei!" bisik Morvin pada Bianca di sampingnya.
"Sebenarnya apa yang terjadi? Disini jelas-jelas terlihat Angel. Kenapa kalian terus menyebutnya Yuna?" bisiknya.
Bianca menggebuk pelan lengan Morvin, "Shuut. Ini bukan saatnya aku menjelaskan. Ceritanya sangat panjang. Intinya, yang jelas Yuna dan Angel adalah dua orang yang berbeda. Tapi keduanya sama-sama temanku dan Sophia. Angel di rumah sakit dan Yuna adalah yang hilang ini,".
"Wah, ternyata ada orang semirip itu," gumam Morvin.
"Sebenarnya apa hubungan Yuna dengan gadis itu?" tanya Sophia.
"Ah, dia namanya Mawar. Keduanya memang tidak akur. Jangan salah sangka Yuna tidak berbuat baik padanya, tapi dialah yang memulai lebih dulu. Dia menganggap Yuna mengambil alih kepopuleran dan posisi tinggi yang seharusnya menjadi milik Mawar. Aku tak menyangka iri bisa membuat Mawar bertindak sampai sejauh ini," jelas Ririn.
"Ah... Apa dia memang jahat?" tanya Sophia lagi.
Haya mengangguk, "Dia sering kali merundung orang lain dan berbuat semena-mena. Jangan tanya bagaimana sombongnya dia. Apalagi ayahnya adalah wakil kepala sekolah. Ugh... Bagiku dia sangat menyebalkan,".
"Salah satu korban perundungannya adalah Dian ini. Adik perempuan dari Kak San yang ikut diculik bersama Yuna," tambah Jihan.
"Jadi... Kak San adalah kakak kelas Mawar dan Dian adalah adik kelasnya, bukan?" tanya Bianca.
Mereka semua mengangguk.
"Oh dia berani sekali merundung seorang siswa padahal kakaknya ada disana," gumam Sophia.
"Sebenarnya identitas Dian yang merupakan adik dari Kak San baru terungkap akhir-akhir ini. Jadi dia memang seberani itu," jelas Ririn.
"Ah..."
Sophia dan Bianca mengangguk-angguk. Mereka mulai paham sekarang. Hanya Morvin yang masih pelongo karena bingung.
"So, what should we do now?" tanya Jihan.
Semua terdiam.
"Well, kita bisa melakukan dua hal. Pergi ke polisi dan laporkan bukti-bukti ini supaya mereka mempercepat pencarian, atau labrak pemilik cafenya sampai dia bungkam. Paksa dia bicara dengan mengancamnya. Cih, dia pikir apa kita mudah ditipu? Aku yakin ada yang dia sembunyikan," sahut Bianca.
"I agree with you," sahut Sophia.
"Jadi kita bisa bagi tugas. Bianca, Ririn, Haya dan temannya Bianca ini, Morvin bisa pergi ke cafe dan paksa pemilik cafe itu mengatakan sesuatu," ucap Jihan. "Kalian terlihat meyakinkan untuk membuat mereka takut dan tunduk,".
Semuanya langsung mendengarkan dengan serius.
"Pak Hans, Kak San, d-,"
Ponsel Sophia berbunyi nyaring. Membuat atensi semuanya teralih dan Jihan menghentikan penjelasannya.
"Ah, maaf! Clyde meneleponku. Sepertinya ada informasi penting. Haruskah aku menyalakan loud speaker?" tanya Sophia.
Bianca mengangguk mengiyakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us [Ayuna - Angela]
FanfictionIni kisah antara Yuna dan Angel. Mereka tidaklah berhubungan. Bahkan bertemu saja tidak pernah. Yuna tidak pernah tahu siapa Angel, begitupun sebaliknya. Angel tidak pernah tahu siapa Yuna. Hingga sesuatu terjadi. Mereka berdua menyadari bahwa merek...