XXX : Unknown

111 14 19
                                    

Malam hari

Suasana di meja makan itu cukup sunyi. Empat gadis dan satu laki-laki memakan makan malam mereka dengan tenang.

Yap, siapa lagi kalau bukan Yuna, teman-temannya, dan adiknya.

Mereka baru saja sampai di rumah Yuna. Tadi mereka sempat mampir ke salah satu gerai di pinggir jalan untuk membeli bubur ayam hangat. Daripada langsung pulang ke rumah masing-masing, lebih baik mereka temani Yuna dulu sebentar sekaligus makan malam bersama.

"Aku berencana masuk sekolah besok," ucap Yuna di sela-sela kegiatan mereka.

Ririn, Haya, dan Jihan berpandangan.

"Tidak boleh," larang Ririn.

"Benar. Dokter bilang paling tidak kau perlu tiga hari untuk masa pemulihan sebelum benar-benar beraktivitas normal," lanjut Haya.

"Tapi aku merasa baik-baik saja," balas Yuna.

"Kalau ada nenekku yang asalnya dari Boyolali, kau pasti dibilang angel*," ucap Haya.

*angel dalam Bahasa Jawa bisa berarti keras kepala atau sulit dikasih tahu.

Yuna memutar bola matanya.

"Lalu... Aku hanya tinggal di rumah? Sendiri?" tanya Yuna.

"Nanti kau akan kembali berurusan dengan polisi untuk dimintai keterangan," jawab Jihan.

"Aku... Belum siap," ucap Yuna.

"Kenapa?" tanya Ririn.

Yuna hanya terdiam. Dia ragu dan tidak tahu apakah yang kira-kira harus dia lakukan setelah ini. Tidak mungkin jika dia beritahu orang lain.

"Hanya saja.... Belum siap," jawab Yuna.

"Kami mengerti," balas Ririn.

"Terimakasih,"

Setelah itu semuanya kembali dilanda keheningan dan sibuk menghabiskan makanan masing-masing.

...

"Biar aku yang mencuci piringnya,"

Jihan mengumpulkan peralatan makan kotor di meja, lalu hendak pergi ke belakang untuk mencucinya.

"Tidak perlu dicuci, taruh saja," ucap Yuna.

"Aku tidak masalah," Jihan tidak peduli, lalu tetap pergi.

Yuna lalu menatap Ririn dan Haya bergantian. Ririn sedang mengelap meja makan, sedangkan Haya sedang merapikan makanan-makanan sisa.

Tanpa pikir panjang, Yuna pergi ke belakang menyusul Jihan. Dia yakin ada sesuatu yang mereka sembunyikan. Rasanya aneh saat tiga gadis itu lebih banyak diam hari ini.

"Sudah ku bilang letakkan saja," ucap Yuna.

Jihan yang sedang mencuci piringnya menyahut, "Mereka tidak bisa mencuci dirinya sendiri, Yuna,".

"Ya ya ya, terserah. Tapi... Terimakasih juga karena membantu pekerjaanku," kata Yuna.

"Bukan masalah,"

Yuna berpikir sebentar, kira-kira apa yang harus ditanyakannya untuk membuka topik dan memancing Jihan untuk mengatakan sesuatu?

Ah, dia tidak pandai berbasa-basi. Jadi langsung saja.

"Sesuatu terjadi, bukan?" tanya Yuna.

Yuna lalu menyadari kegiatan Jihan yang sempat berhenti, lalu tak lama kemudian gadis itu melanjutkannya lagi tanpa menggubris pertanyaan Yuna.

Between Us [Ayuna - Angela]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang