Dentuman musik memekakkan telinga dan bau alkohol yang menyengat sudah melekat pada tempat dimana Haruto duduk disana.Dirinya sedang melepas penat usai seharian menjalankan perintah dari atasannya, sudah hampir setidaknya 8 tahun Haruto menjalankan pekerjaan tersebut. Masih belum terlalu lama namun sosok Haruto sudah disegani oleh sekitarnya karena julukan anak emas yang ia peroleh dari bos mereka.
Haruto dengan 3 rekan kerjanya duduk santai di sofa ujung ruangan, Eric yang sudah bercumbu dengan dua jalang di sisi kanan kirinya, Sunwoo yang sudah setengah mabuk dan Hyunjin yang tidak jauh berbeda dengan Eric saat ini. Sedang Haruto sendiri, dirinya hanya duduk diam bersantai hingga salah satu wanita dengan minim pakaian tiba-tiba duduk dipangkuan nya tanpa permisi.
Haruto menghela napas dan menatap datar wanita tersebut. Tidak menerima respon, wanita itu mengelus rahang tegas Haruto hingga turun ke dada dan perlahan membuka kancing kemeja Haruto.
"Apa mau mu?" Ucap Haruto saat wanita tersebut bertidak semakin jauh.
"Nikmati saja, kau akan menyukai nya." Ucap wanita itu, dirinya sengaja menggesekkan area sensitif mereka.
"Pergilah."
"Tidak sebelum kita bercinta, aku akan secara percuma memberi mu kenikmatan malam ini. Apakah kita harus memesan satu kamar sekarang?" Ajak Ryu, lacur paling terkenal di diskotek tersebut, perlu mengeluarkan banyak biaya jika ingin 'memesan' dirinya.
"Tubuhmu tidak menggoda, kau tidak merangsang ku, jalang. Enyahlah." Ucap Haruto.
Ryu terkekeh, baru kali ini dia ditolak. Dirinya terhina, "apa aku salah dengar?"
Mood Haruto mulai rusak, dirinya menatap tajam Ryu yang masih duduk dipangkuan nya. "Apa kau tuli?"
Respon penolakan tidak mengurungkan niat Ryu, dirinya menangkup rahang Haruto dan mulai menyambar bibirnya. Menerima perlakuan seperti itu, Haruto menghempas tubuh seksi Ryu agar lepas dari pangkuannya hingga terjerembab kelantai.
"HEII!!" Teriak Ryu beradu dengan kerasnya musik di ruangan tersebut. Dirinya berdiri dan mendekat ke Haruto. "Kau sudah gila! Tidak tahu diri, aku mendekati mu, sialan. Banyak yang ingin bercumbu dengan ku dan kau bisa mendapatkannya secara percuma justru menolak ku!?"
"Kau pikir dirimu siapa?" Jawab Haruto santai, dirinya menuangkan alkohol kegelas kecilnya. "Pelacur rendahan seperti mu sama sekali bukan tipeku." Lalu menenggak habis cairan dingin yang membakar tenggorokannya tersebut.
Hendak melayangkan protes, Ryu ditarik oleh Hyunjin untuk pergi dari sana. Hyunjin tahu betul bagaimana Haruto jika diganggu. Daripada terjadi sesuatu yang lebih jauh dan yang ujung-ujungnya menyusahkan dirinya, lebih baik dia sesegera mungkin mengakhiri suasana ini.
"Kau menolak Ryu, selera mu tinggi sekali, bung!" Ujar Sunwoo.
"Aku tidak pernah melihat Haruto bermain dengan jalang disini." Ucap Hyunjin menimpali.
"Aku mempunyai mainan sendiri. Dan belum ada yang bisa mengalahkan nya." Jawab Haruto, ah.. dirinya jadi mengingat Asahi sekarang.
Kemarin malam dirinya menyetubuhi Asahi secara brutal, lagipula sejak kapan dia bercinta dengan cara yang halus?
Namun, karena kemarin Asahi masih mendapatkan hukuman dari Haruto, dirinya secara tidak manusiawi memasuki lelakinya hingga tidak sadarkan diri. Paginya, Haruto harus pergi meninggalkan Asahi yang masih terlelap setelah menerima panggilan dan belum kembali kerumah seharian ini.
"Haruto memiliki pacar yang selalu ia simpan di rumahnya, apakah dia senikmat itu?" Tanya Eric, "boleh kita ikut mencoba nya, huh?"
"Aku tidak suka berbagi apa yang sudah menjadi milikku." Jawab Haruto. "Coba saja, akan ku habisi kau sebelum menyentuhnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tart | Harusahi🔞
FanfictionWARNING ❗❗❗ BxB 21+ Violence, Sexual Harassment, Adult Content (Mature) "Apa yang kau sebut rumah? Dimana kau yang tidak diterima oleh semua penghuninya? Dimana tidak ada yang peduli tentang dirimu kecuali aku?" Tangan Haruto membelai pipi Asahi, tu...