Hell-o, masih ingat work ini?
Yang udah lupa-lupa sama alurnya baca dari awal lagi, yuk. Hehe.
Enjoy.
Hari terus berjalan tanpa perubahan yang pasti. Yoshi dan Jeongwoo yang tetap bersekolah bersama. Haruto yang sibuk akan pekerjaan nya. Asahi yang terkurung didalam rumah sepanjang waktu. Juga rutinitas dua insan yang hampir tak pernah dilewatkan tiap malamnya.
Didalam rumah, terlihat Yoshi dan Jeongwoo yang sedang bersantai di ruang tengah dan Asahi yang berkutat di dapur. Haruto, lelaki tersebut disibukkan dengan pekerjaannya sepanjang waktu.
Ketukan pintu mengalihkan atensi seluruh penghuni rumah tersebut. Asahi yang dari dapur langsung menghampiri kedua adiknya. Yoshi dan Jeongwoo tak bisa menyembunyikan keheranannya karena tidak mungkin rumah mereka kedatangan tamu.
"Siapa itu?" Gumam Asahi.
"Biar aku saja yang membukanya." Yoshi berjalan kearah pintu karena tidak mungkin Asahi yang melakukan hal tersebut.
Peraturan paten dari tuan rumah ini, Asahi tidak boleh keluar rumah atau menampakkan diri dari siapapun.
Yoshi membuka pintu secara perlahan, kepalanya menyembul keluar mengintip siapa orang yang mengetuk pintu rumahnya.
Nyalinya seketika ciut kala melihat pria berproporsi tinggi dan rambut yang agak gondrong berdiri tegak didepan pintu. Jaket kulit yang melekat pada badannya tidak dapat menyembunyikan tato yang menghiasi telapak tangan pria tersebut.
"Si-siapa?" Cicit Yoshi tetap ditempat yang sama. Dirinya enggan membuka pintu.
Christ meraih knop pintu ketika bocah di hadapannya enggan mempersilakan dirinya masuk. Yoshi menahan dorongan pintu yang ingin di buka lebar. Matanya menatap Christ dalam, "jangan mencoba masuk sebelum ku persilakan." Ujarnya.
Setelah mendengar cerita dari Haruto, Yoshi lebih was-was dan berhati-hati terhadap orang asing. Kakaknya harus dilindungi.
"Aku hanya ingin berkunjung." Ujar Christ menggoyangkan botol wine yang ia bawa. "Aku dekat dengan Haruto."
"Tapi aku tidak mengenalmu. Lain kali saja jika Kak Haru sedang disini." Ujar Yoshi hendak menutup pintu rumahnya namun ditahan oleh kaki Christ.
Christ terkekeh geli, "kebodohan Haruto kali ini tidak memberitahu siapa diriku padamu. Bocah itu benar-benar."
Yoshi tidak peduli dengan ucapan pria tinggi dihadapannya. Tidak ada yang bisa masuk di rumah ini kecuali Johnny atau Sungchan yang merawat Asahi jika sakit.
Merasa terhina jika terusir oleh seorang bocah, Christ mengambil ponsel didalam sakunya. Jarinya menekan kontak telepon, tanpa menunggu lama panggilan tersambung.
"Ada perlu apa dirimu disana, Bos? Aku mengetahui kau ada dimana." Haruto langsung pada poinnya saat panggilan masuk.
Dirinya diberitahu jika Christ berencana untuk datang kerumahnya. Setelah mendengar hal tersebut Haruto bergegas pulang. Dia tidak bisa menebak apa yang hendak bos nya lakukan. Karena sungguh, segila-gilanya Haruto, masih ada Christian diatasnya.
"Hm, tapi anak mu tidak membiarkan diriku masuk. Kau mendidik nya dengan cukup baik." Jawab Christ.
"Kak Haruto." Panggil Yoshi saat tahu pria dihadapannya menghubungi Haruto.
"Biarkan dia masuk, Yoshi. Dan--," Panggilan ditutup sepihak oleh Christ saat Haruto belum menyelesaikan perkataannya.
"Sialan!" Dari balik telepon, Haruto mengumpat kala panggilan ditutup sepihak. Haruto bersumpah jika bukan bos nya yang melakukan hal tersebut, sudah dipastikan ia akan mematahkan tangan orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tart | Harusahi🔞
FanfictionWARNING ❗❗❗ BxB 21+ Violence, Sexual Harassment, Adult Content (Mature) "Apa yang kau sebut rumah? Dimana kau yang tidak diterima oleh semua penghuninya? Dimana tidak ada yang peduli tentang dirimu kecuali aku?" Tangan Haruto membelai pipi Asahi, tu...