Racun dan penawarnya

2 0 0
                                    

Iya, pagi ini aku masih duduk sendiri

Tentangmu dan temu, gejolaknya kubagi pada secangkir kopi.

Pekat, manis dan ampasnya mengendap. Seperti hasrat yang kudekap erat, agar tak mencarimu sepagi ini.

Iya, pagi ini aku masih bingung sendiri

Betapa rindu memaksaku mencari, tetapi ego menahanku

Biarlah, kalau jodoh pasti kembali.

Hei!

Tapi aku tak bisa diam dalam bimbang berkepanjangan. Dalam rindu tak berkesudahan.

Tak hendak pula aku menghiba rasa kasihan, bukan!

Selain pengharapan dan rindu, aku tak hendak merendahkan diri.

Jadi, kubiarkan saja hari berganti. Meski tanpa notifikasi.

Tanpa kabarmu.

***

Malam beranjak dan bulan sembunyi.

Tak kujumpai damai dalam hati, rupa-rupanya rindu masih berkecamuk

Kamu, dimana?

Lekas lalu, rindu ini bermutasi menjadi racun. Dan engkau, sebagai penawarnya.

Aku ingin berjumpa!

Sajak Perawan KelanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang