Aku akhirnya bersandar pada bahumu, lalu kau merebahkan kepala di pangkuanku.
Tak peduli pada angin yang semakin dingin.
Atau hujan yang berubah badai.
Sebab didekatmu seolah bercumbu dengan cerahnya mentari pagi.Kupejamkan mata, masuk terlalu jauh dalam dekapanmu.
Kubaca derai-derai hatimu, kucoba memintalnya kembali meskipun takkan pernah sempurna.
Sebagaimana kau merekatkan puing-puing hatiku.Aku tak keberatan meski harus tertusuk berkali-kali ketika memintal hatimu.
Sebagaimana kau mencoba sabar membentuk ulang perasaanku.Pada akhirnya,
Aku dan dirimu adalah satu cerita.
Meski alur yang pernah kita lalui bercabang di masa lalu entah berantah.
Kita pernah berjalan sendiri, sampai saling menemukan di persimpangan jalan.Saling tatap,
Yang kulihat padamu adalah aku,
Dan yang kau lihat padaku adalah dirimu.Rekah senyummu di malam itu, menghempas semua ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Perawan Kelana
PoesiaKumpulan sajak dan puisi *** "Dan aku merayu Tuhan, tapi tak lagi meminta hatimu Tuan. Tapi hatiku, utuh. Setelah kau buat berderai" Keluh kesah, resah gelisah, dan perasaan membuncah. Aku sisipkan secuil perasaan lewat tulisan ini. Semoga kau menem...