memulai?

119 18 4
                                    

Satu hal dari banyak kelakuan hongjoong yang seonghwa benci adalah, tidur tidak mengenal tempat. Ya, hongjoong sudah tidur cukup lama di bahu seonghwa.

Seonghwa sudah membiarkan hongjoong tidur bahkan sampai bahu seonghwa mati rasa, dan pria kecil itu masih tidak membuka mata?!

"Joong," seonghwa kembali menepuk pelan pipi hongjoong, sudah beberapa cara seonghwa lakukan untuk membangunkan hongjoong, menepuk pipi, mengoyangkan bahu, bahkan memukul paha hongjoong.

Bukan nya membuka mata, kepala hongjoong bergerak di bahu seonghwa membuat bibir hongjoong menyentuh tulang selangka, membuat sang empu mengigit bibir.

Ada sensasi aneh saat bibir hongjoong menyentuh 'titik sensitif' nya, bola mata seonghwa bergetar gelisah, degup jantung nya pun bekerja dua kali lipat.

"Aw!" Seonghwa sengaja bergeser lebih jauh dari hongjoong, agar kepala hongjoong jatuh dan terbangun.

Hongjoong membuka mata karna rasa sakit di kepalanya karna bentur besi tempat duduk, mengusap bagian yang sakit lalu menatap seonghwa yang terlihat tegang, "kamu gapapa?"

"Engga," jawab seonghwa yang masih merasa tegang dengan kejadian tadi.

"—ayo pulang," lanjut seonghwa yang sudah bersiap berdiri untuk kembali ke asrama.

Tangan hongjoong bergerak menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal, merasa ada yang aneh dengan sikap seonghwa, namun tetap mengikuti untuk kembali ke asrama.

Selama perjalanan, mereka hanya diam, seonghwa dengan pikirannya tentang kejadian bibir hongjoong menyentuh tulang selangka nya membuat seonghwa sedikit bergairah, sedangkan  hongjoong dengan rasa bersalah yang ada di kepala nya.

Dengan ragu, hongjoong meraih lengan seonghwa, membuat sang empu menoleh "kamu ada tugas banyak ya? Aku bantuin, kamu ga bisa ngerjain tugas cepet karna aku yang ketiduran kan? Aku bantuin tenang aja ya," ucap hongjoong yang di akhiri dengan mengelus punggung tangan seonghwa, membuat seonghwa tersenyum.

"Nah gitu dong, cantik jadi nya,"

mereka kembali melanjutkan perjalanan, seonghwa yang lupa dengan masalah ia bisa bergairah oleh sentuhan bibir hongjoong dan hanya berfikir bahwa ia hanya sedang tidak fokus pun kini tersenyum lebar karna hongjoong yang memuji dirinya cantik.

.

Sesuai janji, mereka mengerjakan tugas seonghwa bersama di sebuah cafe yang nyaman, dengan makanan yang lezat akan membantu kinerja otak, satu alasan mengapa mereka ada disini.

Setelah memesan minuman dan juga makanan, seonghwa mulai mengeluarkan beberapa kertas dengan materi dan juga laptop.

Mereka terfokus pada kasus analisis perekonomian negara, juga cara yang harus negara lakukan jika terjadi krisis ekonomi.

"Negara ini, ekonomi nya lagi merosot banget si," ucap hongjoong sembari meminum americano di hadapan nya.

"negara ini merosot, karna banyak dari kita yang beli barang luar, kurang mempromosikan karya bangsa juga." Ucap seonghwa seperti menyetujui ucapan hongjoong dan mencoba mengetikan sesuatu yang lebih detail di laptop tentang perekonomian yang ada di negara nya.

"Pertama yang harus di biasain adalah, beli barang lokal," ucap hongjoong mulai membahas cara yang harus di lakukan.

"Menutup aplikasi online yang banyak dari luar nya?" Tanya seonghwa.

"Bisa di demo satu negara ga si?" Hongjoong terkekeh membayangkan itu terjadi, banyak dari kita yang akan lebih memilih belanja dari luar karna harga yang murah, atau ongkir yang lebih memadai dari pada penjual lokal yang lebih tinggi harganya.

"Lakuin nya pelan-pelan, kayak pertama, satu hari lima toko luar di blokir, Gimana?"

"Ga bisa dong, kan yang punya aplikasi juga orang luar hwa, bisa di protes sama yang punya aplikasi nanti." Hongjoong tidak habis pikir dengan seonghwa, bagaimana ia bisa masuk jurusan ekonomi jika pemikiran nya seperti itu.

"Ywdah, blokir aja aplikasi online yang punya orang luar nya, biar pada pake aplikasi online lokal." Tanpa sadar, seonghwa memanyunkan bibir karna kesal dengan tugas nya membuat hongjoong gemas.

Di saat mereka sedang tertawa dengan pemikiran seonghwa yang sempit karna malas mengerjakan tugas, ada seorang gadis mendekati meja kedua nya.

"Ekhem, maaf, ka hongjoong ya?" Tanya sang gadis setelah mendapat atensi dari kedua pria di depan nya.

"Iya, ada apa ya?"

Hal seperti ini memang sudah biasa bagi hongjoong, akan ada banyak orang yang mengenal dirinya, sedangkan ia tidak mengenal banyak orang. Wajar bagi seorang pemimpin band yang selalu tampil pada setiap acara kampus.

"Kaka ketua band di kampus kan? Boleh minta nomer nya? Saya mau daftar ikut band ka,"

Setelah mendengar jawaban si gadis, hongjoong menoleh ke arah seonghwa, berbicara lewat mata yang mendapat angukan ragu dari seonghwa.

Sang gadis yang melihat interaksi hongjoong dan seonghwa sedikit terkejut, pasal nya setelah seonghwa memberikan angukan, hongjoong menulis sebuah angka di ketas untuk di berikan padanya.

Hongjoong memberikan kertas berisi nomer yang ia tulis kepada si gadis, "sebenernya, kamu bisa dateng aja besok pagi ke studio kita, ada di lantai 3"

Si gadis meraih kertas sembari mengaruk tenguk nya yang tak gatal, karna perkataan hongjoong yang seperti tau apa maksud yang ia tuju sebenarnya.

"Maaf ka jika lancang, saya ingin bertanya, kalian tidak sedang berkencan bukan?"

Pertanyaan si gadis membuat seonghwa yang sedari tadi menunduk, mengangkat kepala, mengelengkan kepala cepat, "tidak! K-kami hanya sedang mengerjakan tugas, tidak lebih."

Berbeda dengan seonghwa yang terlihat sangat gugup saat menjawab, hongjoong menjawab dengan tenang.

"Iya, hanya mengerjakan tugas bersama,"

"Bagus lah, kalo begitu, saya duluan ka,"

Sepeninggal si gadis, seonghwa bernafas lega, menghirup udara sebanyak yang ia bisa, seakan sedari tadi ia tidak bernafas. hongjoong yang melihat gelagat aneh seonghwa pun bertanya, "kamu kenal sama cewe tadi?"

"Ha? Ah iyaa kita satu SMA dulu, tapi ga terlalu deket,"

.

Mereka sudah berada di asrama sekarang, tugas milik seonghwa pun sudah selesai di kerjakan. kini, hongjoong sedang membersihkan diri di kamar mandi.

Seonghwa yang sudah lebih dulu membersihkan diri, sedikit termenung di atas kasur. Memikirkan si gadis yang datang lagi kedalam kehidupan nya, tidak, sepertinya si gadis ingin memasuki hidup hongjoong.

Lagi pula sudah 2 tahun berlalu, bukan kah semua orang akan berubah seiring berjalan nya waktu? Si gadis pun bisa saja sudah berubah menjadi lebih baik.

"Hwa, handuk!" Tak ada respon dari seonghwa.

"Seonghwaa! Tolong ambilkan handuk!" Kembali, hongjoong sedikit berteriak agar seonghwa mendengar, tetapi nihil, hingga..

"SEONGHWAA!"

mendengar teriakan hongjoong, membuat seonghwa terkejut.

"apa! Jangan teriak bisa kan?!" Membuat seonghwa kesal saja.

"Handuk, sedari tadi aku memangil mu, dasar budek!" Jawab hongjoong tidak terima, siapa yang salah sebenarnya?

Seonghwa pergi mengambil handuk untuk hongjoong, memberikannya lewat celah pintu yang sengaja hongjoong buka, sebelum celah itu berubah menjadi lebar karna hongjoong menarik tangan seonghwa untuk masuk kedalam.

.

Enjoy,

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

seksualitas (Seongjoong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang