Chapter 10

51 10 0
                                    

Aku melihatnya berdiri ditepi bagian dan seperti ingin melompat. Aku langsung bergegas berlari kearahnya dan langsung memeluknya dari belakang.

"P'Bright?! Lepaskan aku P'Brighttt!!!" teriak N'Win.

"TIDAK AKAN!!!!" ucapku masih menahannya.

"Lepaskan akuu...."

"Tidak akan kubiarkan kau melompat."

"Aku sudah lelah dengan hidup ini Phiii. Jadi tolong lepaskan aku."

"TIDAK!!! Kumohon... Aku akan merasa sangat sedih jika kau benar-benar melakukan itu." Aku sampai memeluknya sangat erat. Karena jika aku lengah sedikit saja dia bisa langsung melompat.

"Kamu tidak akan mengerti jika kau menjadi aku Phi!" seketika saja dia langsung menangis.

"Benar... Aku memang tidak mengerti sekarang. Tapi aku akan mencoba mengertikan itu untukmu." ucapku berusaha menenangkannya.

"Mencoba mengerti?! Bagaimana bisa Phi?! Aku baru saja masuk laman gosip kampus lagi dengan fakta yang simpang siur seperti itu! Setelah itu ibuku meninggal, bagaimana jika itu terjadi padamu? Dan tidak ada seorang pun yang akan mengerti dan mengkhawatirkanku selain keluargaku sendiri." tangis N'Win semakin pecah disitu.

"Aku sangat mengkhawatirkanmu apa kau tahu?!"

"..."

"Jangan pernah berpikir bahwa tidak ada seorang pun yang mengkhawatirkanmu. Aku sangat mengkhawatirkanmu, begitu pula dengan Tay, Krist, N'Gun, N'New dan masih banyak orang lain yang juga sangat mengkhawatirkanmu. Jadi kumohon jangan lompat ya...." Dan seketika dia langsung berhenti memberontak, berbalik padaku dan langsung memelukku namun dia masih tetap menangis.

"P'Bright..." dia langsung menangis sjeadi-jadinya.

"Berjanjilah padaku kau tidak akan meninggalkanku sekalipun. Aku mungkin akan merasa tidak punya siapa-siapa lagi jika kau dan yang lain meninggalkanku." Mendengar N'Win berbicara seperti itu sambil menangis itu benar-benar sangat menyayat hatiku. Aku tidak sanggup melihat pujaan hatiku merasa sangat sedih seperti ini.

"Hei berhentilah menangis..." aku melepaskan pelukannya dan menghapus air matanya.

"Aku janji. Aku dan yang lainnya tidak akan meninggalkanmu sekalipun. Jadi berhentilah menangis lagi oke?" aku masih berusaha menenangkannya dengan tanganku yang masih berada di kedua pipinya.

"Baik Phi. Terima kasih." N'Win sudah jauh lebih tenang sekarang.

"Baiklah kalau begitu... Aku akan menggendongmu turun kebawah." ucapku sambil membalikkan badanku mengisyaratkannya untuk naik ke punggungku.

"Jangan Phi. Aku bisa sendiri."

"Cepatlah! Aku memaksa!!!"

"Ba-baiklah jika itu maumu..." Dan dia pun naik ke punggungku.

Kami pun akhirnya turun untuk menyusul ayah N'Win....

"Oh iya N'Win..." aku memanggilnya.

"..." Namun tidak ada balasan darinya.

"N'Win?" aku memanggilnya untuk kedua kali.

"..." namun masih tidak ada balasan darinya. Ternyata dia sudah tertidur, pantas saja dia tidak merespon panggilanku.

Tidak kusangka dibalik wajahnya yang tegar, dia mengalami hal-hal yang benar-benar sulit. Jika aku menjadi dia, belum tentu aku bisa sekuat dia. Akupun membawanya turun dan menemui ayahnya dilantai bawah.

"Win... Letakan saja dia disini nak..." ucap ayahnya cemas.

"Baik paman..." Aku pun meletakkan badan N'Win di kursi tepat disebelah ayahnya.

PILLARS ENGINEERINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang