Chapter 15

50 6 2
                                    

Win POV

Ada yang aneh. Kenapa perasaanku sekarang tidak enak ya? Seperti ada yang mengikuti kami.

"Ada apa, Win?" tanya P'Singto yang melihatku gelisah.

"Ohh tidak ada apa-apa, Phi." jawabku.

"Benarkah? Tapi kau terlihat gelisah." tanga P'Singto lagi.

"A-anu Phi.... Aku merasa seperti ada yang mengikuti kita." tambahku lagi.

"Mengikuti kita? Benarkah?" P'Singto melihat ke belakang melalui kaca spion. "Yang mana? Ada banyak kendaraan di belakang kita." Memang benar, jalan raya saat ini cukup padat.

"U-um mungkin hanya firasatku saja. Lanjutkan saja mengemudinya Phi." balasku.

"Oke."

Tapi, apakah itu hanya firasatku saja? Namun, itu terasa nyata bagiku.

Kami akhirnya sampai...

P'Singto memarkir mobilnya dan kami segera turun.

"Kita sudah sampai. Ayo turun."

"Baik." Kami turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam.

"Sawdhikrub Bi, Paman." Kami memberi salam kepada Paman George dan Bibi Miriam.

"Sawdechaa. Kalian datang lagi? Ayo duduk." Bibi Mariam melayani kami dengan ramah.

"Terima kasih, Bi."

"Apa yang ingin kalian pesan?" tanya Bibi Mariam.

"Aku pesan seperti biasanya, Bi." jawab P'Singto.

"Sudah ku tebak. Apa kau tidak ingin coba yang lain Singto?" canda Bibi Miriam.

"Tidak, Bi." jawab P'Singto santai.

"Haha baiklah. Dan kau N'Win, ingin pesan apa?" kini Bibi Miriam bertanya padaku.

"Blue Hawaii saja Bi." jawabku.

"Baik, tunggu sebentar. Sayang, Blue Hawaii satu dan pesanan biasa untuk Singto." Bibi Miriam teriak ke arah Paman George.

"Baik, tunggu sebentar sayangku." jawab Paman George manja.

"Paman dan Bibi selalu manis satu sama lain." canda P'Singto.

"Aww tentu saja. Tapi kalian tidak tahu, kami bahkan lebih manis lagi di belakang." Bibi membalas candaan P'Singto.

"Hahaha aku sudah menduganya." P'Singto terbahak.

"Ssst, berhenti. Bibi malu sekarang." muka Bibi Miriam sedikit merah karena tersipu malu.

"Hahaha." Kami hanya tertawa melihat tingkah Bibi Miriam.

"Daripada membicarakan hubungan Bibi terus, bagaimana dengan hubunganmu sendiri? Apakah kamu sudah punya gebetan, Singto?" tanyanya pada P'Singto.

"Tentu saja punya. Apa Bibi tidak lihat dengan siapa aku datang?" Sialan, kenapa dia mengatakan itu?! Aku benar-benar malu brengsek.

PILLARS ENGINEERINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang