Chapter 17

122 5 0
                                    

Hai, hai, halo semuanya...
Finally Laporan magangku selesai juga. Yeayyy... Kalian senang gak?
Gak? Yaudah gak papa. Aku orangnya strong kok:)
Wkwk bacot banget. Udahlah gass aja....

~~||~~

Singto pov's

Aku benar-benar menyesal telah melakukan itu padanya. Aku merasa tubuhku telah diambil ahli oleh sesuatu, tapi aku tidak tau apa itu. Aku ingin meminta maaf padanya langsung, tapi sepertinya tidak bisa. Sepertinya dia tidak ingin melihatku lagi. Kau benar-benar bodoh Singto! Kenapa kau sampai bisa melakukan hal seceroboh itu?!

("Kau bisa menelponku jika kau butuh teman cerita.") Tiba-tiba saja aku teringat kata-katanya Krist tadi. Aku benar-benar butuh teman cerita sekarang ini. Setelah aku mengeluarkan Hp dari sakuku dan baru saja ingin menelponnya, tiba-tiba saja dia sudah menelponku lebih dulu.

"Halo."

("Halo Singto. Dimana kamu?")

"Aku ada di gedung fakultasku. Ada apa?" tanyaku.

("Apa kau punya waktu? Aku ingin menyelidiki sesuatu sekarang.")

"Menyelidiki sesuatu? Memangnya apa yang ingin kamu selidiki?"

("Nanti saja aku jelaskan. Jika kau ada waktu, temui aku di kafe dekat fakultas Teknik sekarang.")

"Umm oke. Aku kesana sekarang." aku bingung. Aku tidak mengerti apa maksudnya sama sekali. Dan kenapa dia malah menelponku? Kenapa dia tidak menyuruh kedua temannya saja?

Aku bergegas pergi dari gedung fakultasku dan pergi ke kafe didekat Fakultas Teknik yang dia maksud. Dan akhirnya aku sampai.

"Hey Singto. Kemarilah." Krist memanggilku. Aku menghampirinya dan duduk berhadapan dengannya.

"Kenapa kau memanggilku kemari? Kemana kedua temanmu itu?" tanyaku.

"Tidak usah kau pikirkan. Lupakan saja tentang mereka." aku melihat sekeliling dan tidak melihat tanda-tenda keberadaannya Bright atau Tay disini.

"Jadi ada apa kau menyuruhku kesini?"

"Apa malam ini kau sibuk?"

"Tidak juga. Kenapa memangnya?"

"Bagus. Apa kau bisa mengantarku ke bar langgananmu nanti malam?"

"Aku rasa bisa. Apa kau ingin minum disana? Aku bisa memesankannya  untukmu nanti." ucapku.

"Bukan itu bodoh. Hmphh." dia memukul kepalaku.

"Aww sakit. Kenapa kau memukulku?! Jika kau tidak ingin minum, kenapa kau ingin ke sana?!"

"Aku hanya ingin tau, kenapa orang sepertimu sampai tega melakukan hal seperti itu. Aku yakin kau pasti tidak 100% bersalah dalam hal ini." katanya sambil menyuapkan kue ke dalam mulutnya.

"Apa kau mempercayaiku?" aku kaget ketika mendengar dia mengatakan itu. "Tapi kenapa? Kita bahkan tidak sedekat itu?"

"Entahlah, aku juga tidak tau. Aku hanya merasa tidak suka mereka menilaimu seperti itu. Aku tau kau bukan orang yang seperti itu." ucapannya barusan membuatku kaget. Dari dulu aku tidak pernah mendengar kata-kata seperti itu untukku. Dan sekarang? Aku mendengarnya langsung dari seorang Krist yang bahkan tidak dekat denganku sama sekali.

"Setelah itu? Apa yang ingin kau lakukan?" aku berusaha untuk bersikap senormal mungkin.

"Jemput dan antar aku ke bar langgananmu malam ini. Aku ingin menyelidiki sesuatu disana." ucapnya sambil menyuapkan kue kedalam mulutnya.

PILLARS ENGINEERINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang