Semenjak Eun Chae menerima pekerjaan pada malam hari di sebuah Cafe, membuat intensitas pertemuaan nya dengan adiknya, Min Chae semakin berkurang. Ia hanya bisa berbincang sebentar pada pagi hari sebelum membantu pekerjaan nyonya Park; itu juga jika Min Chae telah terbangun. Sepulang kerja dari Cafe, Eun Chae selalu mendapati Min Chae telah tertidur pulas disamping nenek Seo hingga tak ada waktu lagi tersisa untuk mereka bersama.
Itulah sebabnya hari ini ia akan menghabiskan waktu hingga sore hari dengan Min Chae. Nyonya Park memaksanya mengambil libur hari ini. Nyonya Park hanya bilang kalau hari ini ia akan menghukum Joon Ha dengan menyuruhnya membantu di kafetaria seharian karena ia mendapati Joon Ha sedang mencoba sebatang rokok di kamarnya.
“Eon...ni, kita akan mengajak ne...nenek Seo ju..ga?” tanya Min Chae sambil memandangi dirinya dipantulan cermin. Eun Chae sedang menyisir dan mengkepang dua rambut adiknya itu.
“Apa sebaiknya kita ajak nenek Seo juga?” tanya Eun Chae tersenyum. Min Chae mengangguk ketika memutar kepalanya dan melihat senyum kakaknya itu. “Baiklah...kau sampaikan kepada nenek Seo sementara kakak bersiap. Oke...” kata Eun Chae bangkit dari duduknya.
“O..Owke!!” Min Chae mengacungkan jempolnya dan langsung berlari melesat keluar kamar mencari sosok nenek Seo.
###
Untuk pertama kalinya dalam hidup Eun Chae, ia merasa sejenak bisa bernafas lega dan merasa bebas tanpa beban. Untuk pertama kalinya ia bisa melupakan segala beban hidup yang biasa ia bawa kemana-mana. Untuk pertama kalinya ia benar-benar bisa melihat dan mengamati bagaimana cara Min Chae tersenyum atau tertawa. Ia akan melebarkan matanya dan bibirnya merengus, lalu dengan beberapa kedipan mata ia akan tersenyum, tersenyum lebar hingga menampakkan gigi-giginya yang putih bersih.
“Bagaimana kalau kita beli beberapa peralatan lukis untuk mu?” kata Eun Chae yang menggandeng tangan Min Chae. Min Chae hanya mengangguk senang karena dalam mulutnya masih tersimpan permen lolipop yang Eun Chae belikan begitu mereka turun dari kereta. “Sayang sakali nenek Seo tak bisa ikut.” lagi-lagi Min Chae mengangguk. Ia tak mau melepaskan permen yang terasa begitu manis dari dalam mulutnya. Nenek Seo memilih untuk beristirahat di rumah. Ia hanya mengatakan kalau ia tidak begitu enak badan dan ingin menghabiskan waktu untuk tiduran di rumah.
Eun Chae dan Min Chae bergandengan tangan masuk ke dalam sebuah toko buku. Min Chae langsung melepas pegangan tangannya dan berlari menuju deretan buku-buku yang berjejer rapi. Ia mengambil sebuah buku ilustrasi bergambar dan mulai membacanya. Eun Chae tersenyum kecil melihatnya.
“Hai... Eun Chae-ssi.” sebuah suara terdengar dari balik punggung Eun Chae. Ia berbalik dan mendapati wajah yang masih ia ingat hingga saat ini.
“Hoo...Shin Joo-ssi, bagaimana kau tahu nama ku?” tanya Eun Chae sedikit penasaran karena seingatnya ia belum memberitahukan namanya.
“Kau ingat nama ku?” kata Shin Joo tersenyum kecil membuat Eun Chae salah tingkah. Ya...ia mengingat Shin Joo dengan mudah karena tak pernah seorang pria tampan pun yang menanyakan namanya seperti yang Shin Joo lakukan kemarin. “Ah...aku hanya menayakannya pada ahjumma Park.” kata Shin Joo menjelaskan tak ingin membuat Eun Chae merasa tak enak.
“Apa kau mengikuti ku, Shin Joo-ssi? Kau ingin membalas dendam kepada ku?” tanya Eun Chae mulai curiga. Susah baginya untuk mempercayai orang-orang baru yang ada disekitarnya secara tiba-tiba.
Shin Joo tertawa terbahak-bahak membuat pengunjung lainnya menoleh kearah mereka. Shtttt....Eun Chae dan beberapa orang yang dekat dengan mereka menempelkan telunjuknya ke bibir. Shin Joo menutup mulutnya menahan tawa. “Tidak...ya ampun Eun Chae-ssi, kau ini lucu sekali sih. Bagaimana kau bisa berpikir seperti itu. Aku tadi melihat mu masuk ke dalam lagi pula ada yang ku beli di sini.” kata Shin Joo menunjukkan barang yang telah ia beli.