satu hari yang lalu
Kala masih belum selesai dari ketawa nya. Bekal Angga yang jatuh benar benar lucu baginya, belum lagi ekspresi marah milik cowok itu. Angga terpaksa merelakan uang jajan nya untuk beli semangkok soto di kantin karena bekal nya yang di jatuhin tinja burung. Padahal Angga mau nabung untuk benerin motor nya.
Setelah membereskan bekal nya tadi Angga langsung pergi ke kantin untuk mengisi perutnya, Untung waktu istirahat masih ada beberapa menit lagi. Sedangkan Kala pergi melipir ke loker, katanya ada sesuatu yang mau di ambil.
"Kal cepetan ya! Nanti langsung ke kantin, janji lu temenin gue makan."
Kala hanya mengangguk mendengar ucapan itu semenit yang lalu. Kini langkah nya mulai menjauh, berjalan menuju loker.
Begitu sampai di sana, Kala bertemu dengan Kanaya teman sekelas nya. Mereka tak terlalu dekat karena Kanaya sendiri adalah anak baru, selain itu juga Kanaya ini orang nya pendiam tak terlalu banyak bergaul, lebih memilih baca buku tebal di pojok kelas daripada memperbanyak teman.
"Ngapain Nay? Ngambil buku juga?" Tanya Kala, Kanaya hanya mengangguk.
Sehabis itu cewek manis tadi berlalu tak lupa melemparkan senyum ke arah Kala. Dia tak ingin berteman tapi setidaknya Kanaya tidak sombong.
Dengan cepat juga Kala langsung membuka loker miliknya. Loker berwarna biru yang terdapat di koridor kelas mereka selalu menjadi tempat singgah Kala untuk meletakkan atau mengambil sesuatu. Kayak sekarang contohnya, tau kan kala itu ga bisa di pisahkan dengan liptint dan cermin. Jadilah cewek itu mengambil nya sekarang.
Namun apa yang di sangka. Bukan nya mengambil apa yang di inginkan nya, Kala malah mendapat sticky note berwarna kuning yang di pasang di dalam loker nya. Ah Kala lupa lagi mengunci lokernya.
Woi emang lu ya cabe banget, gue bilang apa? Jauhin Angga tolol, gausah sok cantik lu ga cocok sama Angga. Percuma ngaca setiap hari, tetap aja ga sadar diri si anjing.
Kalau lu ga jauhin Angga, siap siap rahasia lu bakal terbongkar.
Sticky note tanpa nama pengirim itu membuat Kala meringis kecil. Kenapa sih orang orang selalu begini ke dia? Emang apa salahnya temenan sama Angga? Angga juga mukanya kaya kadal kesetanan kalau di lihat dari dekat.
Sambil meremas sticky note tadi, Emosi Kala ikut membuncah. Di tutup nya loker miliknya kemudian berjalan kembali ke kelas. Dia butuh udara segar buat berpikir jernih.
"Yang ngirimin gue sticky note semoga ga bisa boker, mampus lu anjing."
Angga melangkahkan kakinya di koridor kelas 11, samar samar terlihat rasa kesal yang masih terpatri di wajahnya dari semalam. Usut punya usut cowok kelahiran April ini habis nyebat di rooftop, katanya mau ngilangin penat. Tangan nya masih terkepal hingga sampai ke dalam kelasnya yang berantakan.
Semula, Angga di landa kebingungan saat masuk ke kelas. namun setelah mendengar suara teriakan yang biasa dia dengar, Angga jdi tau. Kelas berantakan karena Kala dan Havsa si ketua kelas berantem, kelas udah kayak jadi tempat perang dunia. Berantakan banget sampe temen sekelas pada lari keluar.
"Kal udah plis, iya ga bakal gue lakuin lagi yang begitu, janji dah. Ya Allah mama tangan Havsa." Teriak cowok itu sebelum berlari keluar dan menyelamatkan diri dari amukan kanjeng ratu Kalandra.
Sepeninggalan Havsa dan Kala yang sudah berdiri tegak, netra hitam milik Angga dan Kala lantas bertemu membuat rasa canggung kembali menyeruak memenuhi jarak di antara mereka.
Sepatah katapun tak terlontar, mereka berdua malah larut dalam pikiran masing masing. Namun setelah itu langsung buyar karena Kala yang mengambil langkah hendak keluar kelas, penampilan cewek itu acak acakan, rambutnya yang di gerai cantik kini Awut awutan tak menentu.
"Kal ada yang mau gue omongin."
Kala lantas menepis tangan Angga yang hinggap pada pergelangan tangan nya, "gue lagi ga mood, besok aja."
"Ga gue mau ngomong sekarang." Angga langsung menarik Kala meninggalkan pelataran kelas dan berjalan bersama menuju tempat yang ada di pikiran Angga, dengan Kala yang pasrah tentunya.
Tak butuh waktu lama untuk kedua insan ini sampai di parkiran. Begitu sampai Kala langsung menepis kuat tangan Angga membuat si cowo kaget dan menjadi kikuk apalagi mengucapkan kata maaf kepada Kala atas perlakuan nya tadi. Bukan Angga sekali ini mah.
"Cepetan mau ngomong apa, panas nih." Tukas Kala membuka percakapan, hari itu memang awan lagi bersembunyi jadi tak bisa menutupi teriknya sinar matahari.
"Lo kenapa ngehindarin gue mulu?" Pertanyaan itu mencelos, Kala jadi bingung mau jawab apa.
"Siapa yg ngehindar? Engga kok, gue cuma lagi simulasi kalo seandainya kita ga temenan aja." Jawab sang cewe polos.
Namun Angga tetaplah Angga, dia tau ini bukan jawaban yang sebenarnya, "jujur aja Kal gue ga marah."
"Ya emang lu punya hak buat marah? Suka suka gue dong mau ngehindar apa engga, gila ya Lo. Udah ah ngomong sama lu pake urat, males." Kala melongos pergi namun sedetik kemudian berhenti lagi karena suara Angga yang mengintrupsi nya.
"Kal besok besok kalo berantem sama gue aja ya, jangan sama orang lain, gue ga suka."
aelah anjir lupa alur lagi, kenapa jdi begini 😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Fight.
Short StoryHidup Angga tuh bakal kurang kalau sehari aja ga berantem sama Kala. ©cakeesunday, 2O23.