1O. Aula dan Shella

406 88 17
                                    

Angga menghembuskan pelan asap yang keluar dari mulutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Angga menghembuskan pelan asap yang keluar dari mulutnya. Nyatanya angin sepoi-sepoi yang menerpa wajah nya sama sekali tak mambuatnya merasa lebih baik. Dia pikir kedatangan nya ke rooftop siang itu akan mengubah segalanya namun tetap saja, malah makin buruk.

Kala, gadis manis itu tak mau lagi berbicara padanya. Bahkan jika mereka tak sengaja saling pandang atau melakukan kontak mata Kala langsung membuang muka. Angga tak bisa begini lebih lama lagi, walaupun dirinya sering bertengkar dengan Kala, gadis itu tak pernah semarah ini.

"Loh? Angga? Ngapain disini?"

Suara yang di kenal dan sangat khas itu menyapa telinga milik Angga. Lelaki itu menoleh, dan benar saja ada Shella yang berjalan menuju dirinya kemudian ikut bergabung duduk dengan nya.

"Ga masuk kelas?" Tanya Shella setelah mendaratkan dirinya duduk di samping Angga, "eh lo merokok? Aduh ga baik Angga! Buang buruan."

Rokok yang tadinya berada di sela-sela jari Angga itu kini sudah terjatuh di lantai semen rooftop tersebut. Dan dengan penuh percaya diri Shella lantas menginjak rokok tersebut, membuat Angga mendelik tak percaya.

"Angga ngerokok ga bagus, mending makan ini." Shella berucap lalu mengambil beberapa permen dari saku bajunya.

Angga dengan senang hati menerima. Siapa yang tak senang jika di perhatikan oleh crush sendiri. Aduh kenapa tiba-tiba Angga kesem-sem ya.

"Oh iya tumben lo ga bareng Kala ke sini?" Shella bertanya, mencoba mencairkan suasana dan berinisiatif mencari topik.

"Gue sama dia berantem Shell, gue salah sih, gue yang jahat." Jawab Angga dengan penuh penyesalan. Kan hatinya kembali tak enak lagi.

"Kok bisa berantem? Gara-gara apa?"

"Semalem dia gue tinggal, gue pulang bareng lo dia marah."

Shella langsung menyerngit heran. Dia masih tak paham dan tak mengerti pola pikir teman nya Angga itu, kenapa hanya di tinggal saja marah? Kala pikir Angga harus ada bersamanya 24/7? Cih manja sekali.

"Kenapa dia marah deh? Emang biasanya dia pulang naik apa?" Gadis ini tentu saja tak terima, menurutnya Kala itu memang kekanak-kanakan sekali, selalu saja mencari masalah dengan Angga dan ujung-ujungnya berantem.

"Pulang naik ojol, tapi waktu itu dia habis ngobatin gue, mungkin dia marah karena di tinggal terus ga ngucap terimakasih?" Angga benar-benar frustasi, pertanyaan Shella pun membuat kepalanya hampir pecah.

"Ya ampun gitu doang, kalian udah berapa lama sih temenan? Masa dia ga hapal sama sifat lo ga?"

Mendengar itu Angga langsung menoleh ke arah Shella, apa yang di bilang gadis ini ada benar nya juga. Mereka sudah lama berteman, kenapa Kala ga hapal ya sama sikap Angga yang kadang emang gatau diri dan selalu nyusahin.

"Lo bener juga." Sahut Angga. Entah kenapa lelaki ini merasa ada yang berpihak padanya.

"Tuhkan, makanya jangan terlalu di pikirin, lo kaya gatau Kala aja, mending kita ke kantin."

Fight.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang