grow up

127 13 2
                                    

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, dan hari ini adalah hari dimana pergantian umur untuk si kembar, yang menginjak umur mereka untuk ke enam tahun. Ya Blair dan Draco memiliki tanggal lahir yang sama, walaupun mereka tak memiliki kemiripan layak nya saudara kandung di luar sana tapi mereka lahir di tanggal dan waktu yang sama.

Draco memiliki rambut pirang, hidung yang mancung, mata nya yang biru, dan kulit nya yang putih pucat.

Sedangkan Blair memiliki rambut hitam yang sedikit ikal, matanya yang berwarna coklat, bibir nya yang tebal, hidung pesek nya yang mungil, dan kulit nya yang coklat.

Banyak penyihir yang tak percaya akan hal tersebut, tapi apa boleh buat. Draco pun tak pernah mempermasalah kan hal tersebut apalagi Lucius dan Narcissa. Mereka sudah seperti keluarga yang utuh. Berapa kali timbul gosip yang tak baik, tapi Lucius dan Narcissa tetap menanggapi nya dengan baik dan tenang, dan hal itu membuat para penyihir sedikit demi sedikit kehilangan rasa kecurigaan mereka dan terganti kan dengan ucapan selamat juga bahagia.

Perayaan ulang tahun mereka tak terlalu mewah, mereka menggelar nya di taman belakang manor. Bella yaitu kakak Narcissa sangat senang akan kehadiran Blair, keadaan keluarga ini menjadi baik karena kedatangan Blair, entah kenapa tapi Blair seperti penebar aura positif bagi mereka.

Di umur yang ke enam tahun ini Draco dan Blair sudah bisa menguasai beberapa mantra sihir yang cukup mudah.

Blair sangat bahagia karena semua orang yang ia sayangi ikut bahagia, Blair sangat mudah menyembunyikan masalah dan kesedihan nya. Contoh nya saat ia jatuh dan terdapat luka kecil, ia tak ingin membuat semua orang khawatir, maka dari itu ia pergi mencari dobby dan meminta beberapa obat.

"selamat ulang tahun sweetheart" ucap Narcissa dengan meriah.

"ahh keponak kan ku sudah tumbuh besar semua" tambah Bella dramatis.

"bibi jangan berlebihan seperti itu" Draco sedikit geli saat melihat bibi nya sedang akting.

"sudah...sudah ayo tiup lilin nya" perintah Lucius saat melihat lilin yang belum juga di tiup.

fyuhhh

"yeyy!!!" semua bersorak dan bertepuk tangan dengan gembira.

"terimakasih semua nya aku sayang kalian" ucap Blair merentangkan tangan nya dan mereka pun berpelukan satu persatu.

"we love you too sweetheart" ucap Lucius, Narcissa dan Bella bersamaan.

"Draco? Apa kau tak menyayangi adik mu?" tanya Bella yang membuat perhatian tertuju pada Draco.

"siapa bilang, tentu aku menyayangi nya, i love you more than everything" dengan kecepatan kilat Draco mencium pipi Blair yang membuat Blair tersenyum lebar.

"i love you too" Blair pun melakukan hal yang sama yaitu mencium pipi Draco sehingga wajah Draco menjadi merah yang menandakan bahwa ia sedang malu.

uwuwuwuwu.....

Semua nya tertawa melihat kejadian tersebut.

Keesokan harinya, semua berjalan seperti biasa Lucius yang pergi ke kementrian sihir untuk urusan kerja, Narcissa yang berada di perpustakaan rumah nya, Bellatrix yang sibuk dengan kegiatan nya, dan dua bocah yang asik bermain dengan peri rumah mereka yaitu dobby.

Bagi Blair dan Draco, dobby adalah teman bermain mereka. Ya walaupun dobby hanya mengawasi mereka bermain agar tak terluka dan sedikit jahil dengan sihir yang ia punya, mereka tetap bermain bersama.

Jika Draco atau Blair terluka maka Lucius akan menghukum dobby, tapi biasa nya hal itu tak terjadi karena Blair selalu marah dan nangis, tentu Lucius tak tega melihat anak anak nya sedih. Walaupun ia terkenal dengan sikap nya yang sombong, arogan, dan kejam. Ia tetap menjadi sosok ayah yang tegas dan penyayang bagi Draco dan Blair.

Mereka asik bermain main hingga menjelang sore, bahkan Narcissa sudah meneriaki kedua buah hatinya untuk mandi tapi mereka masih asik bermain mainan sihir. Bahkan dobby sudah menyerah untuk memperingati mereka.

"tuan Draco dan nona Blair harus masuk ke dalam hari sudah mulai gelap" dobby terus membujuk kedua tuan muda nya untuk mandi.

duarrr

Petir menyambar dan hujan pun turun. Tanpa perlu di bujuk lagi Draco dan Blair langsung berlari ke dalam manor sedangkan dobby yang sudah berada di perpustakaan untuk memberi tahu Narcissa bahwa Draco dan Blair sudah masuk.

"ah aku kalah lagi" desah Blair karena kalah saat lomba lari ke dalam manor bersama Draco.

"makanya olahraga adik kecilku yang cantik" ejek Draco menepuk kepala Blair pelan.

"baiklah saat mandi kita akan lomba lagi, siapa yang sampai duluan akan mandi dengan bathtub sedangkan yang kalah mandi dengan shower" Blair yang tak puas pun menantang Draco lagi.

"baiklah siapa takut, jika aku menang aku akan tidur bersama mu" ucap Draco.

"terserah" balas Blair.

Mereka pun duduk di sofa ruang tamu sambil meminum secangkir teh hangat yang dobby buat. Mereka juga mengobrol banyak hal, salah satu nya saat nanti mereka sudah besar akan bersekolah dan kerja dimana.

Saat asik mengobrol sang ibu pun menyuruh mereka untuk mandi di kamar mandi yang berada di kamar Lucius dan Narcissa, karena Draco dan Blair tidak bisa mengatur suhu air yang ada di kamar mandi mereka, walaupun sudah diajarkan berkali kali oleh Narcissa mereka tetap saja ingin dimandikan, bagaimana nanti jika mereka sudah tumbuh dewasa.

"ayo drac kita lomba"

"ok siapa takut"

"1...2...3..." mereka berlari setelah hitungan terakhir dan seperti biasanya Blair kalah lagi. Tapi dia tak tinggal diam. Begitu Narcissa datang membawakan baju ganti mereka masing masing, Blair langsung berpura pura jatuh, Draco yang melihat adik nya bermain curang hanya bisa pasrah, karena akhir nya ia akan diminta mengalah.

Dan disinilah mereka, Blair yang asik berendam air busa sambil bermain, jangan lupa senyum kemenangan yang tercetak lebar di bibir cantik nya dan Draco yang di guyur air mancur dengan wajah murung nya.



🐉🕊️

be sure to click on likes and comments
-don't copy my story
-sorry for the typo
-hope you all like it

 

                                           Byeeeee👋💚🧡

empty spaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang