beseech

65 11 3
                                    

•Draco pov

Demi Merlin. Ternyata selama ini Blair bukan lah saudara kandungku. Kenapa father dan mother menyembunyikan hal sebesr ini padaku?

Sedih, itu yang kurasakan melihat father dan mother dengan raut wajah bersalah dan khawatir, sedangkan Blair yang tak memiliki orang tua, bahkan tak mengenal orang tua nya.

Tapi aku cukup bersyukur karena selama ini kami bisa hidup bahagia layak nya keluarga sungguhan.

Hari demi hari berlalu dan aku sudah menyiapkan barang barangku untuk ke hogwarts, sedangkan Blair ia hanya memebeli beberapa buku.

Pagi ini aku benar benar bersemangat, bagaimana tidak aku akan menunjukan bakat ku dalam sihir yang sudah ku pelajari dan mendapatkan teman baru, oh ya jangan lupa petualangan yang baru, tentunya bersama Blair.

Aku pergi ke bawah untuk sarapan, tapi aku tak melihat Blair di meja makan, hanya ada mom yang sedang menyiapkan sarapan dan faher yang sedang membaca koran daily prophet. Aneh biasanya dia tak akan melewatkan sarapan mengingat dia sangat suka makan.

"mom apa Blair belum bangun?" tanyaku pada mother yang sedang menaruh pancake di piringku.

"ah mom lupa membangunkan nya, tolong kau bangunkan Blair ya" ucap mother lembut.

Dan langsung saja aku naik ke atas dan berjalan ke kamar nya.

tok...tok...tok...

Ku ketuk pintu nya dan bersiap untuk memanggil nya, tapi pintu langsung terbuka dan memperlihatkan Blair yang sudah siap.

"ayo cepat makanan mu bisa habis nanti"

"huh.. bagaimana bisa habis, aku saja belum memakan nya"

"tentu saja aku akan menghabiskan nya"

"dasar rakus"

Kami turun ke bawah dengan langkah cepat dan duduk di kursi kami masing masing. Sarapan berjalan baik walaupun kami tak berbicara saat sarapan karena father bilang tidak sopan, tapi terkadang kami juga sering berbagi cerita.

Aku sudah siap dengan beberapa koperku lalu ada mother dan father sudah siap ingin mengantarku, sebenarnya ini masih terlalu pagi untuk ke stasiun, mungkin karena aku terlalu semangat tadi nya.

"ayo Draco cek kembali barang barang mu" ucap mom lembut.

"aku sudah memeriksa nya mom, kita hanya perlu menunggu Blair"

Setelah aku mengatakan itu mother dan father bertatapan seperti ada sesuatu yang mereka sembunyikan.

Mom terlihat sedikit sedih tentang omongan ku tadi, apa kah ada yang salah?.

"nak Blair tidak bisa ikut ke hogwarts"

deg...

Air mata jatuh dengan cepat, Blair tidak ikut. Lalu siapa teman ku nanti, siapa yang akan mengelus kepala ku, siapa yang akan ku jahili, siapa yang akan memeluk ku, siapa yang akan menyuapi ku jika aku sedang malas atau sakit, siapa yang akan memeperhatikan ku.

Tanpa kata kata lagi aku berlari ke atas menuju kamar Blair. Untung nya pintu kamar Blair terbuka. Aku langsung saja menerobos masuk begitu saja. Kulihat ia sedang menatap ke luar jendela yang memeberikan pemandangan halaman belakang manor yang indah dan sejuk.

Aku menarik tangan nya lalu memeluk nya, aku menangis sekencang kencang  nya di pundak nya. Berharap ia merubah pikiran nya.

"Blair aku mohon ikut lah bersama ku"

"maaf aku tak bisa Drac"

"why?"

"karena aku tak siap, apa yang akan mereka katakan tentang ku saat melihat kita berbeda, apalagi dengan fakta bahwa aku bukan lah bagian dari keluarga ini"

"jangan pedulikan mereka"

"jika kau menyayangi ku pergilah, aku hanya butuh waktu sendiri saja"

"aku mohon"

"tidak bisa Draco"

"sudah jangan menagis apa yang akan dunia sihir katakan saat melihat pahlawan ku menangis"

"aku mohon Blair"

"Draco ayo nak kita bisa terlambat nanti"

"aku tak ingin pergi tanpa Blair"

"Draco!"

Dengan terpaksa aku menuruti panggilan father. Aku berjalan dengan lesu kebawah lalu menyeret koper ku. Sebelum kita benar benar pergi aku aku melihat ke atas lagi ternyata Blair masih ada di tangga atas melambaikan tangan nya dengan air mata yang juga mengalir.

~hogwarts

Andai Blair ada disini ia pasti akan sangat senang. Hogwarts dihebohkan dengan adanya Potter, siapalagi kalau bukan 'yang terpilih'.

Dia sedikit sombong, saat aku inginengajak nya berteman dia malah menolak ku dan berteman dengan si Weasley.

Tapi tak apa lagipula aku sudah mendapatkan beberapa teman. Tapi ada satu  gadis yang dari tadi selalu saja melirik ku.

Well dia lumayan...cantik dan lucu. Tapi entahlah aku rasa kita bisa menjadi teman, who know?.






🐉🕊️

-be sure to click on likes and comments
-don't copy my story
-sorry for the typo
-hope you all like it

 

                                           Byeeeee👋💚🧡



empty spaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang