Kedua remaja yang sedang berjalan di lorong kereta dengan santai dan penuh canda tawa, mereka bahkan belum mengenal satu sama lain.
Tak terasa mereka sudah sampai di gerbong slytherin, tapi mereka masih melanjutkan percakapan mereka dengan ria.
"iya kau benar, aku bahkan berniat untuk memelihara seekor niffler, tapi tentu saja aku perlu berpikir dua kali untuk itu" Blair merasa ada kesamaan antara dirinya dengan pemuda yang berada di sebelah nya, yaitu sama sama menyukai hewan magis.
"kau tau, ayahku pernah memelihara nya dan keesokan hari nya beberapa koleksi permata milik nya hilang dan setelah di cek ternyata niffler itulah pelaku nya"
"ah lalu apa yang terjadi?" tanya Blair antusias.
"aku melepaskan nya di kebun belakang rumahku yang menuju ke hutan yang lebat dan penuh misteri, woohoo" ucap Cedric berpura pura menjadi hantu.
Tentu saja di balas tawa oleh Blair. Menurut Blair tak ada hal yang menakutkan sepain slenderman dan seorang psikopat.
Mereka saling bertatap mata hingga pintu gerbong slutherin terbuka yang memuyusan kontak mata mereka.
"seperti nya aku harus masuk, sebelum Draco marah" kata Blair ingin beranjak pergi.
"hei siapa nama mu?" tanya Cedric yang hanya mendapat senyum manis dan lambaian tangan dari Blair.
Dia mencari dan bertanya kepada semua orang yang lewat di lorong, tapi nihil ia tak menemukan Draco. Ia hampir saja menyerah. Ditambah cuaca yang dingin membuat nya ingin buang air kecil.
Tak jauh dari penglihatan nya ada sebuah pintu yang berisi tulisan toilet. Ia berlari secepat mungkin. Saat sudah sampai di depan pintu nya terbuka dan keluarlah orang yang ia cari cari.
Hal itu membut nya lega, tapi hanya untuk beberapa detik setelah seorang perempun yang menurut Blair mereka seumuran berjalan keluar dan berdiri di samping Draco sambil merapikan pakaian nya.
Tak ada yang bicara diantara mereka bertiga. Blair yang menatap Draco kecewa, sedih, marah, dan menjijikan. Sedangkan Draco yang bingung dengan tatapan Blair dan Pansy yang tak ingin merusak suasana, karena ia merasa bahwa ada sesuatu diantara Blair dan Draco.
Blair pergi begitu saja dengan perasaan yang tercampur, bahkan ia lupa tujuan utama nya untuk ke toilet.
"ada Draco?" tanya Pansy dan tak mendapat kan jawaban apapun dari nya.
"Draco" panggil Pansy lagi dan akhir nya Draco tersadar dari lamunan nya.
"tidak..tidak ada apa apa, ayo" jawab Draco menarik Pansy ke dalam kompartmen mereka.
Hujan yang turun dengan deras, langit yang gelap, lorong kereta yang sudah mulai sepi, dan udara yang begitu dingin. Sangat lah mendukung suasana hati Blair.
Tanpa ia sadari air mata turun dari mata nya. Dengan segera ia menghapus air mata nya kasar. Kereta berhenti mendadak, memebuat nya hampir saja jatuh jika tak ada yang menangkap nya.
"hei kau harus lebih hati hati" ucap Cedric, ya dia lah yang menangkap Blair.
"ow....terimakasih?" tanda tanya muncul saat ia bingung ingin memanggil pemuda yang menjadi teman pertama dan juga sudah memebantu nya tersebut.
Cedric yang mengerti pun dengan cepat mengatakan nama nya. Tentu dengan perasaan yang amat bahagia.
"Cedric Diggory, senang bertemu dengan mu" ucap nya sambil mengulurkan tangan nya.
"senang bertemu dengan mu lagi, Blair" balas Blair menjabat tangan Cedric,
melihat reaksi Cedric yang biasa saja, ahh bahkan Cedric diam dan hanya senyum indah nya yang ia tampilkan, membuat Blair menahan tawa nya. Karena pada biasanya orang orang yanb baru pertama kali bertemu dengan Blair akan sangat heboh seperti bertemu artis di dunia muggle.🐉🕊️
-be sure to click on likes and comments
-don't copy my story
-sorry for the typo
-hope you all like it
Byeeeee👋💚🧡
