Dementor menjadi topik pembicaraan makan malam para penghuni hogwarts, bagaimana tidak, makhluk menyeramkan dan berbahaya memeasuki kawasan hogwarts yang indah ini.
Tapi topik itu menurun karena ada nya topik yang lebih menarik. Yaitu hadir nya murid baru, yang akan memasuki tahun ketiga nya, siapa lagi kalau bukan Blair.
Setelah penyotiran murid pertama, profesor Dumbledore selaku kepala sekolah di Hogwart menjelaskan tentang kehadiran sosok dementor tersebut. Lalu memperkenalkan para siswa dan siswi nya dengan guru ptih baru mereka, Profesor Rj. Lupin.
"tanpa perlu membuang waktu lagi mari kita sambut teman baru kita" seketika pintu greathall terbuka lebar. Blair yang awal nya merasa sangat percaya diri tiba tiba menjadi sangat gugup.
Blair berusaha tenang. Ia berjalan dengan anggun dan tak lupa senyum nya yang memikat hati para laki laki.
Begitu sampai di depan profesor Dimbledore mengucapkan salam."selamat datang di Hogwarts nak" kata profesor Dumbledore sambil menepuk bahu Blair pelan.
"terimakasih karena telah menerimaku profesor" balas Blair ramah dan tentu di balas anggukan kepala dan senyum oleh profesor Dumnledore.
"beri salam hangat kepada Ms. Blair Malfoy, yang akan memasuki tahun ketiga nya disini, aku berharap kalian bisa berteman baik dengan nya, tapi sebelum itu Ms. Blair akan melakukan penyotiran terlebih dahulu" ucap profesor panjang.
"silahkan Ms. Blair" tuntun profesor McGonagall.
"ah..miss Malfoy akhirnya kau datang, aku menanti momen ini, membaca karakter mu dan menempatkan mu di salah satu asrama disini. Baiklah mari kita mulai...hmmm kau sedikit berbeda dari orangtua mu dan juga kakak mu.
Karakter mu cukup unik. Tak ada rasa licik, sedikit berambisi, lemah lembut, ramah, oh kau cukup jahil, dan kau sangat emosional. Aku sudah menemukan asrama yang tepat untuk mu, dan ku harap kau tak akan kecewa atau keberatan" ucap topi pernyotiran yang membuat semua penghuni hogwarts penasaran. Terutama Draco.Ia masih belum mengerti dengan sikap Blair, tapi ia akan mencoba untuk membuat Blair tak marah padanya
"baiklah...Hufflepuff!!" seru topi pernyotiran yang membuat murid murid asrama hufflepuff heboh jangan lupa dengan Cedric yang tak mengerti lagi bagaimana cara mengekspresi kan suasana hati nya yang sudah menjadi taman kupu kupu dan hal itu juga membuat asrama yang lain nya menga-nga tak percaya. Banyak yang berfikir bahwa Blair bukan lah anak dari Lucius dan Narcissa Malfoy, tapi banyak juga yang menentang pendapat buruk itu.
Blair berjalan ke meja asrama nya senyum terukir di bibir manis nya. Tapi senyuman itu luntur saat melihat Pansy mencium pipi Draco cukup lama. Bagi Blair hanya dia lah yang boleh mencium Draco.
Saat sampai di meja asrama ia disambut ramah oleh murid murid disana. Blair duduk di tengah tengah anak tingkat pertama dan kedua. Blair berusaha untuk tak memancarkan aura 𝙗𝙖𝙙 nya, belum lagi ia di kelilingi anak kecil.
~skip besok pagi
•Blair pov
Pagi ini aku bangun lebih awal. Sebenarnya aku tidak tidur karena Draco dan hati ku menghantui perasaan ku. Dan ya aku diberikan kamar pribadi oleh father.
ugh...
Perasaan ku sangat kacau. Kenapa aku bisa semarah ini, sekesal ini. Cinta membuat ku gila dan buta.
Aku mengusap mata ku kasar dan menampar kedua pipiku mencoba untuk tidak memikirkan Draco lagi. Ya aku menangis hanya karena Draco.
Dua jam. Waktu yang sangat panjang untuk ku menyiapkan diri di hari pertama belajar ini. Setelah siap aku turun ke common room untuk mencari Susan dan Hannah. Teman kedu ku setelah Cedric.
🐉🕊️
-be sure to click on likes and comments
-don't copy my story
-sorry for the typo
-hope you all like itByeeeee👋💚🧡