sembilan belas

4.3K 396 27
                                    

Holaa ... Maafkan baru sempat update 🙏💜

Tinggal enam hari lagi selesai parade, insyaallah aku balik fokus kelarin naskah yg on going.

Terima kasih semuanya 😍🥰

**

Btw kisah Radit-Tiara udah close PO ya. Yang mau baca ebook udah ada juga. Cuss lah.

**

Sejenak Tiara diam, otaknya mulai berpikir kenapa perempuan itu tahu nomornya. Apa Radit yang memberikan nomor teleponnya pada Indria? Perlahan ia mulai mencerna sebab Radit tidak mengangkat teleponnya. Ia mengira suaminya tengah bersama perempuan yang pernah disebut rumah oleh Radit.

"Halo, Indria."

"Hai, senang bisa bertegur sapa. Kamu pasti kaget ya, gimana aku bisa tahu nomor teleponmu?" Terdengar suara riang dari seberang.

"Radit makan siang di sini tadi, dan teleponnya tertinggal, makanya aku bisa tahu nomor teleponmu. Kata Mas Radit kamu masih di rumah ibunya? Kapan pulang? Aku ingin kita bertemu dan banyak berbincang," ungkapnya dengan nada bahagia.

Meski sebenarnya ia telah merencanakan jadwal pulang, tapi setelah mendengar pertanyaan perempuan itu, mendadak ia enggan untuk kembali.

"Entah, aku belum berpikir untuk pulang."

Terdengar Indria menarik napas kemudian berkata, "Oke. Sampai ketemu kalau begitu. Aku menunggu kedatanganmu, Tiara. Selamat siang."

"Siang."

Wajah Tiara berubah murung, meski dia sudah meminta agar Radit melepasnya, tapi tak dipungkiri perasaan cinta untuk suaminya masih utuh. Tanpa memedulikan wajah heran Rayhan, ia meletakkan ponsel ke dashboard lalu menatap ke luar jendela.

"Yang telepon ...."

"Indria."

Rayhan tahu nama itu dari sang ibu. Seolah tak ingin menambah pilu perasaan Tiara, ia tak lagi bertanya.

"Rayhan, Mbak bisa minta tolong?"

"Minta tolong apa, Mbak?"

"Rahasiakan soal telepon barusan kepada siapa pun."

Rayhan menoleh sejenak kemudian kembali menatap ke depan.

"Kenapa, Mbak? Bukannya ibu harus tahu?"

"Jangan! Jangan sampai ibu tahu."

"Kenapa, Mbak?"

"Nggak apa-apa. Yuk buruan kita pulang. Ibu pasti udah nunggu!"

Adik lelaki Radit itu menambah kecepatan kendaraannya menuju rumah.

🍁🍁

Berulang kali Radit mencoba menghubungi Tiara, tapi tak kunjung terhubung. Setelah meeting dengan klien, sore itu ia bermaksud langsung pulang ke rumah. Namun, teringat ponsel yang tertinggal membuat mau tidak mau dirinya harus kembali ke rumah Indria meski sebenarnya ia mulai merasa enggan.

"Bos! Aku balik duluan ya!" Ardan membuka pintu ruangan Radit. "Kenapa kusut gitu wajahnya?" tanyanya dengan mata menyipit.

"Tiara kenapa nggak angkat teleponku?" gumamnya seraya bangkit dari duduk kemudian berkemas.

Tawa Ardan meledak melihat ekspresi bosnya. Tiba-tiba ia merasa Radit seperti ABG yang pertama kali jatuh cinta. Tahu dirinya jadi obyek tertawaan, Radit menatap Ardan dengan tatapan menusuk. Mereka berjalan bersisian keluar kantor.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dia yang Kau Sebut Rumah. Selengkapnya Di KBM AppTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang