Desa#10

1K 104 2
                                    

Feri menatap kake itu dari ujung rambut hingga ujung kaki,keringat dingin terus mengucur rasa takut sangat Feri rasakan saat menatap kake itu

"Gak usah wedi"(gak usah takut)kata kake misterius itu

"N...ng...ngih mbah~"

"Sampean asal pundi?"(kamu asal mana)tanya kake itu

"K...k..ku..kulo asale saking ngisor mbah"(s...s..sa..saya asalnya dari bawah mbah)jawab Feri ketakutan

"Adoh men dolanmu kat ngisor kanti nduwur rene"(jauh amat mainmu dari bawah sampak atas sini)balas kake itu

"N...niki~"

"Iku sopo?"tanya kake itu memotong ucapanku dan menunjuk Fera yg tak sadarkan diri

"Niki~"

"Ayo melu aku,ketoe koncomu kudu di obati sek"(ayo ikut aku,keliatannya temanmu harus diobati dulu)ucap kake itu lagi lagi memotong perkataan Feri

Feri mencoba berdiri dan mengangkat Fera ke gendongannya dan berjalan mengikuti kake itu

Tidak selang lama berjalan tiba tiba Feri di kejutkan dg adanya sebuah desa yg lumayan besar,nampak bangunan disana seperti bangunan jaman dahulu

Nampak kake didepannya ini sangat dihormati di desa ini terlihat dari para orang orang desa itu yg selalu menunduk dan mengucapkan salam saat berpapasan dg kake misterius itu

Hingga sampailah Feri di sebuaah rumah yg cukup besar
Nampak seorang wanita langsung menghampiri kake itu dan mencium tangannya

"Saking pundi niki yai?"(darimana ini yai?)tanya wanita itu selepas mencium tangannya

"Ranie,omongno meng ibu ono tamu"(Ranie,bilang ke ibu ada tamu)kata Kake yg biasa disapa yai itu

Wanita bernama Ranie itupun masuk kedalam rumah

"F...fe..ri"panggil Fera masih memejamkan mata

"Ra... ada apa ra,kamu gak apa apa kan"tanya Feri panik

"Ayo melu aku"ajak yai

Yai berjalan kedalam rumah dan mengajak Feri masuk ke sebuah ruangan,lalu menyuruh Feri membaringkan Fera di sebuah ranjang

Fera membuka matanya"Feri? Ini ada dimana?"tanya Fera kebingungan

"Kita ada di~"

"Ayo metu sek,men koncomu di obati sek"(ayo keluar dulu,biar temannmu di obati dulu)potong yai bersamaan dg masuknya 4wanita paruhbaya ke ruwangan itu

Dengan kaki yg berat Feri berjalan keluar dari ruangan itu meninggalkan Fera didalam dan duduk di sebuah kursi bersama yai dan nampak sudah tersaji banyak makanan

"Monggo niku di cicipi"kata yai

"Oh ngih yai"balas Feri

Tiba tiba Feri terkaget dg suara teriakan Fera dari ruangan tadi dan saat Feri hendak berdiri yai menahannya,namun karena tak tega mendengar teriakan Fera yg nampaknya kesakitan Feri menghampiri ruangan itu dan mengetuk pintu itu keras keras

Karena pintu tak kunjung terbuka Feri hendak mendobraknya dan saat mendobraknya pintu itu terbuka yg menyebabkan Feri terjatuh dg bibir yg hampir menyium lantai yg terbuat dari kayu jati itu

Yai menghampiri Feri dan membantunya berdiri dan nampak Fera tengah duduk dg tangan dan kaki yg di perban dg sebuah kain

Feri langsung menghampiri Fera dan berjongkok di depannya

"Kamu gak apa apa kan?"tanya Feri khawatir

Fera menggelegkan kepala dan tersenyum

"Ayo meng mbale,do ma'em sit yo"(ayo ke ruang tamu,pada makan dulu ya)ajak yai

Feri menggendong Fera menuju ruwang tamu dan mendudukannya di sebuah kursi

"Feri,Fera monggo niku di ma'emi"(Feri,Fera silakan itu dimakan)

Awalnya Feri menolak namun iya tak bisa berbohong karena perutnya itu memang lapar akhirnya Feri dan Ferapun menyantap makanan yg tersedia

Selepas makan Feri duduk diluar menatap suasana desa yg tentunya jarang ditemukan dimana rumah rumah terbuat dari kayu dan atap atap terbuat dari daun pohon kelapa

Dalam hati Feri terheran heran siapa sebenarnya yai itu dan desa apa ini lalu yai duduk disamping Feri

"Apa koe pengen muleh meng ngisor maneh?"(apa kamu ingin pulang ke bawah lagi?)tanya yai tiba tiba

"O.. anu niku yo mesti pengen yai,tapi kito rareti dalan nopo yai reti?"(o.. anu itu ya pasti ingin yai,tapu kita tidak tahu jalan apa yai tahu?)tanya Feri

"Hm.... nengopo ora tinggal neng kene wae,yen koe tinggal neng kene uripmu bakal makmur lan tentrem"(hm.... kenapa tidak tinggal disini saja,kalo kamu tinggal disini hidupmu bakal senanang dan tentram)balas yai yg membuat Feri kaget

"E... mboten yai,niki dudu tempat kito"(e... tidak yai,ini bukan tempat kita)balas Feri cepat

"Tapi tempat iki iso dadi tempatmu lan koncomu"(tapi tempat ini bisa jadi tempatmu dan temanmu)bujuk yai

"Matursuwun yai,tapi kito ora iso suwe suwe neng kene"(terimakasih yai,tapi kita tidak bisa lama lama disini)balas Feri

"Nek niku keputusanmu yo rapopo"(kalo itu keputusanmu ya tidak apa apa)kata yai lalu masuk kedalam rumah

Setelah yai pergi Feri langsung berdi dan berlari masuk menghampiri Fera yg tengah beristirahat dan membangunkannya

"Ra... ra .. bangun ra"

Perlahan mata Fera terbuka
"Apaan sih.. Feri...."ucap Fera dg keadaan belum sadar seratus persen

"Kita pergi sekarang"tegas Feri

"Hah? Sekarang? Kenapa?"Fera nampak keheranan

"Perasaanku gak enak"kata Feri meneliti keadaan sekitar

"Sante wae nak Feri Fera kudu istirahat sek,sesuk utowo lusa wae lungone"(santai aja nak Feri Fera harus istirahat dulu,besok atau lusa saja perginya)ucap wanita paruhbaya yg tadi ikut mengobati Fera

Feri terkaget melihat wanita itu yg tiba tiba ada dibelakangnya

Bersambung

Jangan lupa
tekan-☆-dipojok bawah
-NEXT-

Cintaku di atap pulau jawa(Semeru) ~END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang