"Apabila kamu benar-benar mencintai seseorang, belajarlah untuk menunggu. Mungkin kalian tidak ditakdirkan untuk bersama saat ini, tapi di masa depan."
••Pukul 04 Bilqis bangun saat mendengar alam alami, ia terbiasa bangun dengan sendiri nya, tepat saat menjelang sholat subuh, Bilqis masih tidak menyangka sekarang sudah menjadi seorang istri.
Ia menoleh ke arah sofa, melihat di sana suaminya, ternyata juga sudah bangun mereka berdua saling bertatapan dan tersenyum satu sama lain.
" Udah bangun?" tanya Malik sambil segara bangun dari tidurnya dan terduduk.
" Udah, kenapa mas ngga bangunin Aku." tanya Balik Bilqis, kan dirinya merasa malu kalau bangun lebih telat dari suaminya.
" Tadinya mau niat bangunin, tapi kamu udah bangun sendiri dek." jawab Malik.
Bilqis mengangguk, ia binggung bagaimana obrolan topik pembicaraan tidak berhenti dijalan " Hem, Mas Malik mau mandi duluan atau aku duluan?"
" Kamu aja dulu."
" Terus, mas Malik bakalan tetep di kamar?"
Malik terdiam sebentar, lalu menjawab " Iya, emang nya kenapa?"
" Anu, Bilqis kan mau buka hijab." balas Bilqis dengan nada ragu-ragu.
Malik tersenyum manis, masih saja istrinya ini malu-malu, padahal mereka sudah sah menjadi suami istri " Masih malu?"
" Hemm." jawab Bilqis sambil menganggukan kepalanya
Malik tersenyum melihat tingkah Bilqis yang menggemaskan sejak tadi malam memang istrinya memakai hijab saat tidur, dan ia tidak mempermasalahkannya.
Dirinya tidak mau memaksa istrinya untuk membuka hijabnya sekarang, mungkin karena masih ada rasa canggung walaupun mereka sudah kenal selama satu bulan tapi jarang saling mengobrol satu sama lain.
" Padahal aku suami kamu loh, sehelai rambut yang kamu lihat kan ke suami dapat pahala tau."
" Maaf."
Bukannya tidak mau Bilqis hanya belum siap, selama ini tidak pernah membuka hijabnya dan memperlihatkan rambutnya kes siapapun, kecuali keluarga dan sahabat-sahabat, dirinya masih merasakan canggung jika harus melepaskan hijab nya sekarang.
Malik menghela nafasnya, ia berjalan menghampiri ranjang kasur, ia duduk tepat di samping Bilqis.
" Maaf, mas paham kok kalau kamu belum siap, kalau gitu mas mandi di kamar luar aja." ujar
" Mas Malik."
" Iya dek."
" Bilqis minta maaf iya."
" Iya dek, mas paham kok, kalau kamu udah siap kasih tau mas iya."
" Bilqis sekali lagi minta maaf iya mas."
" Iya dek, minta maaf mulu lebaran masih lama sayang."
" Mas Malik ngga marah kan?"
" Mas bukan rentenir dek, yang gampang marah."
Bilqis seketika terkekeh pelan, dengan lawakan receh yang keluar dari mulut suaminya ia masih jaim untuk tertawa dengan suara keras.
" Yaudah kamu mandi sana, biar mas mandi di kamar mandi luar aja."
" Iya mas, maaf ya."
" Eeh."
" Makasih."
" Sama-sama dek."
Bilqis menatap kepergian suaminya, yang keluar kamar untuk mandi dan mengambil air wudhu, dan hal itu membuat hati mungil Bilqis merasa bersalah.
Padahal ini kamar milik suaminya, tapi dirinya malah mengusirnya, Bilqis berjanji pada dirinya sendiri jika suaminya kembali lagi ia akan memberanikan diri membuka hijabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIKUNGAN TA'ARUF
Teen FictionKisah seorang lelaki yang bernama Malik Arfan Alhusayn seoarang lelaki yang mengikuti acara ta'aruf namun nyatanya calonya lebih dahulu ditikung kematian. Seorang gadis yang bernama Bilqis Ilmi Aghnia seoarang gadis yang juga pernah berkali-kali gag...