" 𝓒𝓵𝓾𝓮 "

2K 466 144
                                    

𝓟𝓮𝓽𝓾𝓷𝓳𝓾𝓴

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝓟𝓮𝓽𝓾𝓷𝓳𝓾𝓴

Setelah beberapa hari, Sanzu dan (Name) mengintrogasi semua orang yang pernah memberi mereka uang. Maksud-nya semua, itu juga termasuk petugas Zonetime. Sanzu tidak mempunyai rasa bersalah sama sekali. Dia hanya menikmati sisi (Name) yang ini. (Name) lebih seram, percaya diri, berdiri teguh, dan semua hal yang membuat (Name) tegar.

Sekarang, mereka berdua sedang menaiki motor untuk menuju destinasi berikut-nya. Tetapi, suasana-nya menegangkan karena daritadi (Name) tidak berbicara satu kata pun. Tidak satu 'Hey' keluar dari mulut (Name) yang terkunci.

"...Sepi banget. Gak enak badan, (Name)?" Sanzu fokus melihat ke depan. (Name) tetap menatap ponsel-nya dengan tatapan kosong.

"Nggak. Btw, kamu inget aku pernah bilang kalau aku lagi suka cowok, kan?" (Name) bertanya ke Sanzu.

"Hm, oh iya?" Sanzu tersenyum licik, ingin membuat (Name) marah lagi.

"Bacot." (Name) pukul tubuh bagian belakang Sanzu dengan keras.

"I-Ittai!! Urgh, iya gue inget!" Sanzu merintih kesakitan sedangkan (Name) hanya terkekeh kecil.

"Mau lihat orang-nya?" Lagi lagi, (Name) bertanya.

'Cih, gue bunuh orang yang disukai (Name).' Batin Sanzu sudah bersiap-siap. Dia pasti sangat iri kepada laki-laki tersebut. Berani-beraninya dia mengambil (Name) dari dia.

"Boleh." Sanzu memaksakan senyum-nya. 

(Name) pun mendekatkan ponsel dan screen-nya menunjukkan camera, mencerminkan muka Sanzu yang ganteng. Sanzu masih menatap pantulan cermin muka-nya dan waktu sudah beberapa detik, muka-nya langsung berubah menjadi tomat merah. 

Benar-benar merah. Merah api atau merah tua.

"Woi! Haru-kun! KITA MASUK JURANG, BANGS-!"

𝓣𝓲𝓶𝓮 𝓢𝓴𝓲𝓹

Akhir-nya mereka menuju ke tempat tujuan dengan beberapa luka. Yang paling terbanyak adalah (Name) karena Sanzu menjadikan-nya menjadi bantal buat landing.

"Jadi kau adalah penjual obat-obatan illegal kan?" Awal-nya (Name) tersenyum manis.

"Iya. Apa mau-mu?" Penjual obat-obatan, Natsumi, bertanya dengan songong.

"Oi, konoyarou. Kau kasih Sanzu uang illegal, ya?! Supaya ini lebih menantang, aku bakal siapin nomor telpon polisi supaya bisa mengadu-mu atau bisa juga dengan membakar-mu hidup-hidup." Senyuman (Name) berubah menjadi senyuman sadis.

'That's my girl.' Sanzu bangga banget. Natsumi melihat ke arah Sanzu dengan kedipan mata tiga kali tetapi Sanzu cuman membalas-nya dengan jari tengah dan muka tersenyum sadis. 

Saat Natsumi melihat itu, muka dia terkejut campur dengan kaget, seperti muka telah dikhianati.

"Bakar diri-ku hidup-hidup." Gumam Natsumi, menunduki kepala-nya.

"Hahh?! Apa?! Gak dengar!" (Name) menendang Natsumi lagi dan lagi, tanpa henti.

"Bakar diri-ku hidup-hidup! Aku gak akan mengkhianati boss-ku!!" Natsumi berteriak kencang. Suara-nya menggema ke seluruh gedung.

"Oooh, bagus-bagus. Pilihan bagus." Tanpa ragu-ragu, (Name) menuangkan bensin ke seluruh badan Natsumi.

"Haru-kun, api." Sanzu langsung mengambil korek api seperti yang di minta (Name).

"Nyawa-mu sudah siap untuk di ambil oleh kematian?" (Name) tersenyum lebar. Dan menurut Sanzu, senyuman-nya sangat lucu.

"Eng-"

"Siapa yang nanya, njir." (Name) langsung menjatuhkan korek api-nya. Api-api melebar, mengelilingi tubuh Natsumi yang makin lama, makin bau gosong.

"Pfft-! Lihat muka-nya, Haru-kun!" (Name) tertawa lepas. Bukan. Bukan lepas lagi. Dia tertawa gila. Tawaan gila milik (Name) menyeluruhi gedung dan Sanzu menikmati ini.

"Eits, kita harus membereskan ini." (Name) langsung pergi dari hadapan Sanzu. Sanzu hanya membalas dengan tawaan kecil yang lucu, tahu bahwa muka (Name) sudah semerah cabe.

𝓣𝓲𝓶𝓮 𝓢𝓴𝓲𝓹

Sudah jam 01:00 malam, dan Sanzu mengira bahwa (Name) sudah tertidur. Jadi dia langsung mengambil ponsel ke-dua yang (Name) tidak tahu dan langsung menghubungi no. telpon yang rahasia.

(Name) tidak bisa tidur sebab kejadian tadi. Muka mereka sangat dekat, dan merasakan nafas masing-masing, masih membuat jantung (Name) berdetak cepat.

'Ugh, aku harus membicarakan ini ke Haru-kun!' (Name) pelan-pelan keluar dari kamar dan ingin membuka kamar Sanzu.

Tetapi satu hal yang membuat (Name) berhenti adalah suara Sanzu yang seperti-nya sedang berbicara dengan seseorang di telpon.

'Hm?'

"Iya, uang-nya di kira illegal. Kau bilang kau sudah memastikan bahwa polisi tidak akan tahu, bodoh!" Sanzu memarah-marahi anak buah-nya lewat telpon.

"(Name) jadi tidak sedih dan gak bisa ke luar negri gara-gara uang illegal yang gue kasih!" Sanzu tertawa lepas, terdengar seperti dia sedang tersenyum lebar.

"Rencana-ku berhasil!!" Ucap Sanzu, bangga.

(Name) langsung mendobrak pintu kamar Sanzu dan menatap-nya dengan tajam.

"Oh? Berhasil?"

"...(Name)."

𝓮𝓷𝓭

𝑪𝒉𝒊𝒍𝒍 ↪ 𝑨. 𝑯𝒂𝒓𝒖𝒄𝒉𝒊𝒚𝒐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang