𝓚𝓮𝓫𝓮𝓷𝓬𝓲𝓪𝓷
"K-KAU UDAH TAHU GUE BENCI DI KAYAK GINI-IN, SANZU!" (Name) lari ke arah Sanzu dan memukul muka-nya. Sanzu pun langsung terkejut tidak bisa berkata-kata. Dia kaget bahwa (Name) tidak pernah berani memukul Sanzu walaupun dia sedang marah.
Tetapi sekarang? (Name) dengan keras memukul.
"KAU TAHU SEBERAPA SABAR AKU MENGHADAPI-MU?! GUE BENCI ASAP ROKOK! GUE BENCI NARKOBA! GUE BENCI KEBOHONGAN-MU! GUE BENCI MUKA-MU YANG JELEK! GUE BENCI SEMUA-NYA TENTANG-MU! TETAPI KAU TAHU APA YANG GUE LAKUKAN?! GUE TETEP SABAR, SANZU! SABAR!" (Name) memukul, memukul, memukul, dan terus memukul.
Dan Sanzu tahu bahwa dia memang salah. Mengekang gadis yang ia sukai? Benar-benar tragis.
"K-KAU SUDAH TAHU T-TENTANG KENAPA AKU LARI DARI RUMAH! T-TENTANG SEMUA KEBOHONGAN, TERIAKAN, TEMBAKAN, KEPERCAYAAN, DAN KESENANGAN! DAN KAMU PUNYA EGO BUAT NGELAKUIN HAL YANG SAMA!? GILA LU, SANZU! GUE KIRA LU BAIK! BAIK BANGET SAMPE GUE DI HEMPASIN! RASA DI HEMPASIN KE TANAH WAKTU MELAYANG, TAHU KAN RASA-NYA?!" (Name) menarik kerah Sanzu dan mengarahkan-nya ke dapur untuk mengambil pisau kesayangan Sanzu.
"Kau tahu pisau ini?" (Name) menghadap ke Sanzu dengan senyuman sadis. Sanzu mencoba untuk tenang tetapi dia tidak bisa. Dia terlalu shock untuk hal ini terjadi.
"Untung udah tengah malam." (Name) mendekatkan pisau-nya ke tangan Sanzu dan dia pun memotong kulit Sanzu pelan-pelan. Suara rintihan Sanzu hanya sebentar karena kesakitan-nya telah di hadang oleh narkoba.
"Dan aku tetap bersabar untuk menghadapi-mu. Walaupun aku kamu mengingatkan tentang semua trauma yang aku alami, tetapi aku tetap bersabar. Mencoba untuk menahan sisi sadis-ku yang ini. Mencoba untuk tidak membunuh-mu..." (Name) menghentikan kelakuan-nya dan berbisik ke telinga Sanzu. "Mencoba untuk tidak membunuh-mu sama seperti aku membunuh keluarga-ku. Mencoba untuk tidak menjadi pembunuh yang sadis."
"(N-Name)-!"
"JANGAN KAU BERANI-BERANI MENYEBUT NAMA-KU LAGI, BAJINGAN!" (Name) menggores pipi Sanzu dengan goresan dalam.
Yep, narkoba Sanzu sudah hilang efek-nya jadi teriakan histeris dari Sanzu keluar dari mulut-nya.
Yang sedikit dia tahu, membuat kesadisan (Name) semakin bangkit. Mungkin ada kata lain dari kalimat itu tapi Author lupa.
"(N-NAME)! Hentikan!" Pernafasan Sanzu tambah terengah-engah.
"...Hentikan? Oh ok. Bakal gue hentikan." (Name) mengangkat bahu-nya tidak peduli.
"Tapi sebagai penutup." (Name) dengan cepat menusuk pisau ke perut Sanzu, dalam.
"Bye!" (Name) meninggalkan Sanzu, membawa barang-barangnya, dan keluar dari rumah. Meninggalkan Sanzu dengan pendarahan fatal-nya.
"Dasar cewek itu benar-benar membuat-ku terkejut setiap saat." Sanzu terkekeh pelan. Melihat ke atap-atap langit dengan wajah sedih sekaligus kecapekan.
'Mungkin... aku yang salah.' Sanzu menghembuskan nafas terakhir sebelum dia pingsan, menunggu teman kerja sama-nya untuk datang.
𝓣𝓲𝓶𝓮 𝓢𝓴𝓲𝓹
"Dasar, Sanzu bajingan itu!" (Name) menghela nafas kasar, sambil mengusap air mata-nya.
Pas sekali, di luar sedang hujan deras dan itu membuat diri (Name) tambah kesusahan untuk berjalan.
"...(Name)?" Suara laki-laki terdengar dari kejauhan. (Name) pun melihat ke atas pelan dan melihat segerombolan laki-laki pergi ke arah-nya.
"Astaga, waktu-nya gak pas lagi. Sano-san?" (Name) mengusap tetesan air dari muka-nya.
"Hey, (Name). Kau lihat di mana anak buah-ku?" Mikey mengusap kepala (Name).
"Urgh, mentang-mentang lu sepupu angkat gue lu boleh pegang kepala." (Name) menghempaskan tangan Mikey dengan kasar.
"Heehh? Berantem, ya?" Mikey mengajukan payung ke (Name).
"Begitulah. Dia telah berbohong, membuat masa depan-ku hancur, dan... persahabatan ini terdiri dari kebohongan yang telah dia buat dengan sepurna." (Name) menghela nafas.
"Boss, kita harus pergi." Ujar Koko dari kejauhan.
"Diam, penggila uang!" (Name) berteriak sekencang-kencangnya. Mikey pun terkekeh pelan dengan suara serak-seraknya.
"Hufft! Anak buah-mu bikin kesel, Sano-san." (Name) menggeleng kepala-nya kecewa.
"Heh, kau masih bisa pergi ke universitas itu dengan uang yang lain kan?" Mikey tersenyum kecil.
"E-Eh? Gimana cara kamu tahu?!" (Name) memukul kepala belakang Mikey, mengira bahwa otak-nya akan keluar begitu saja.
"Aku akan memaksa dia untuk memberi uang legal." Mikey keluar dari area kering agar bisa kembali lagi ke anggota geng.
"Seriusan?! Kyaaa!! Arigatou, Manjirou!" (Name) memeluk Mikey dengan erat.
"Oi! Jangan peluk boss kami sembarangan!" Kembar Haitani menodongkan pistol ke arah (Name) tetapi tatapan tajam milik Mikey membuat mereka menurunkan-nya.
"...Kau bakal memaafkan dia?"
"Enggak."
"Tapi-!"
"Bukan urusan-mu, Sano-san."
"Kalau gitu, panggil aku Manjirou lagi dong."
"Enggak."
"Ehhh?? Jahat banget."
Mereka berdua tertawa lepas, tetapi suasana-nya berhenti waktu (Name) langsung saja tidur karena kecapekan.
'Bener-bener membagongkan anak satu ini.' Mikey menghela nafas kasar melihat tubuh (Name).
"...Aku akan mengantarkan dia ke rumah sakit. Kalian ambil Sanzu." Mikey mengangkat (Name) dan menyuruh anak buah-nya untuk pergi.
"Siap boss!" Mereka berteriak dan langsung pergi ke rumah Sanzu dengan kecepatan cepat menaiki motor.
𝓮𝓷𝓭
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑪𝒉𝒊𝒍𝒍 ↪ 𝑨. 𝑯𝒂𝒓𝒖𝒄𝒉𝒊𝒚𝒐
Fanfic❝ I might never be your knight in shinin' armor I might never be the one you take home to mother And I might never be the one who brings you flowers But I can be the one, be the one tonight... ❞ ▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂ ...