𝓘𝔂𝓪
"(NAME)!" Untung saja Sanzu berhasil menggenggam tangan (Name) yang sebentar lagi akan lepas.
"(Name)! Jangan pernah seperti tadi!" Sanzu berteriak, di ikuti oleh air mata yang mengalir.
"Sanzu, lepaskan." Ujar (Name), melihat ke bawah.
"A-Aku... Aku mencintai-mu, (Name)! Aku benar-benar mencintai-mu juga!!" Sanzu berteriak kencang, sekeras mungkin.
(Name) mendengar-nya dan langsung melihat ke atas. Merasakan rasa simpati ke Sanzu.
"Usotsuki." Gumam (Name) memukul tangan Sanzu. Mengira bahwa Sanzu berbohong dengan semua hal yang telah dia lakukan untuk membuat jantung (Name) berdetak kencang.
"Seriusan (Name)!!" Sanzu mencoba untuk menarik tangan (Name) kembali.
"K-Kau pembohong, Sanzu." Isakan tangisan (Name) membuat Sanzu merasa semakin bersalah.
(Name) berhenti memukul tangan-nya dan itulah dimana Sanzu langsung menarik (Name). Dia langsung memeluk-nya dengan erat seperti tidak ingin melepaskan dia lagi. (Name) berteriak sekencang-kencang mungkin, mengharapkan kematian-nya membuat perasaan dia lega.
"Kenapa kau menyelamatkan-ku, Sanzu?! Kenapa?!" (Name) berteriak itu, berulang-ulang kali. Perkataan itu terus saja berputar-putar di kepala.
Kenapa?
Kenapa dia menyelamatkan (Name)?
Kenapa dia tega melakukan hal ini hanya untuk teman sekamar?
"K-Kenapa...?"
"Karena cinta ini, aku tidak akan pernah membiarkan-nya mati." Sanzu mengelus rambut (Name).
"H-Hah?" (Name) mengusap air mata-nya.
"Heh, jangan berbohong Sanzu. Tidak mungkin kau menyukai-!"
"Aku akan membuat cinta ini bertahan selamanya, (Name)! jangan bilang itu tidak mungkin." Sanzu memegang wajah (Name) dengan tangan-nya yang halus.
"Itu bukan jawaban yang jelas." (Name) melirik, menjauhi tatapan mata Sanzu.
"...Karena aku mencintai-mu tanpa batas, (Name)." Sanzu mendekatkan muka-nya ke muka (Name).
Dia langsung mencium bibir (Name) dan melepaskan-nya secepat mungkin.
"A-Ah, gome-!"
(Name) langsung mencium-nya balik, kali ini sedikit lebih lama. Mereka berdua mengeluarkan setetes air mata, terlalu senang bahwa mereka berdua telah selamat.
"Bodoh! Kampret! Bacot! Kau melakukan itu lagi!" (Name) memukul-mukul tubuh Sanzu.
"Haha, melakukan apa, (Name)?" Sanzu memegang kedua tangan (Name) dan menghentikan-nya.
"...Enggak jadi." (Name) menghela nafas lega, memeluk Sanzu.
"Wah, butuh pelukan banyak nih." Sanzu tertawa lepas, menikmati kehangatan tubuh (Name).
"Diam, Haru-kun." (Name) mengistirahatkan kepala-nya ke leher Sanzu.
𝓑𝓡𝓐𝓚!
"(Name)! Kau gak boleh lari dari kamar-mu kayak git-! What the-!" Mikey terdiam saat melihat sepupu angkat-nya memeluk salah satu anak buah.
"Woaahhh!! Ini aneh!" Koko tertawa lepas, melihat muka Sanzu merah.
"(Name) jangan dekat-dekat sama tukang nyabu itu!" Kembar Haitani langsung ke (Name) dan menarik-nya.
"Oi!!" Sanzu ingin protes tapi Kakuchou menahan-nya.
"Tch tch tch, kau apakan sampai membuat sepupu boss nangis?" Tanya Kakuchou.
"(Name)... menangis?" Kepala (Name) langsung mengarah ke Sanzu.
"B-Boss! B-Bisa ku jelas-!"
"Iya. Dia buat aku nangis, Manjirou." (Name) menggunakan Mikey untuk memarahi Sanzu.
"Apa?!"
"B-BOSSSS!!!"
𝓣𝓲𝓶𝓮 𝓢𝓴𝓲𝓹
"Hehehe," Tawaan canggung milik (Name) membuat Sanzu makin kesal.
Gara-gara aduan (Name), Sanzu jadi dibantai sama anggota-anggota penting Bonten.
"Jadi..." Sanzu menggaruk tengkuk-nya, tidak tahu mau mengatakan apa.
"Um, jadi..." (Name) juga mengikuti postur Sanzu.
"Tentang hal tadi. Tentang 'Aku mencintai-mu'." Sanzu melirik ke (Name) walaupun cuman sedetik.
"Tentang itu, mending kita jangan pacaran dulu." (Name) tersenyum tipis ke Sanzu.
"Eh? Kenapa?! Bukan-nya kalau ada dua orang suka sama satu sama yang lain bakal pacaran?!" Padahal Sanzu udah senang karena sudah tahu bahwa (Name) menyukai-nya.
"Perlakuan-mu kepada-ku dan juga sebalik-nya. Mungkin akan jadi hubungan toxic." (Name) memegang tangan Sanzu untuk memastikan jawaban Sanzu.
"...Kau benar." Sanzu bergumam, melihat kebawah dengan tatapan sedih.
"Tetapi, mungkin di masa depan... Aku akan menerima-mu menjadi pacar-ku." Ujar (Name), menghadap ke langit.
"Berapa lama?"
"Ya, mungkin akan memakan waktu yang lama. Tetapi ini juga akan meng-uji diri-mu juga, Haru-kun. Seberapa banyak cinta-mu kepada-ku. Jika kau benar-benar mencintai-ku, kau akan menunggu-ku." (Name) menyenderkan tubuh-nya ke tubuh Sanzu.
"Haahh, menunggu? Itu tugas mudah buat pembunuh seperti-ku, sayang." Sanzu mengelus kepala (Name).
"Kalau begitu kau akan menunggu, iya kan?" (Name) menatap Sanzu dengan mata-nya yang mencerminkan bulan.
"Iya. Akan ku tunggu. Meskipun salah satu dari kita mati, akan ku tunggu." Sanzu mencium kening (Name) tanpa berpikir dua kali.
'Karena aku telah berjanji untuk membuat cinta ini bertahan selamanya dan mencintai-mu tanpa batas.'
𝓮𝓷𝓭
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑪𝒉𝒊𝒍𝒍 ↪ 𝑨. 𝑯𝒂𝒓𝒖𝒄𝒉𝒊𝒚𝒐
Fanfic❝ I might never be your knight in shinin' armor I might never be the one you take home to mother And I might never be the one who brings you flowers But I can be the one, be the one tonight... ❞ ▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂ ...