~Bruised~

52 5 0
                                    

Setelah pertikaian yang terjadi dijam istirahat kedua bareng Reya sampai harus membuatku istirahat dibangsal UKS. Suho rela skip rapat bareng anggota osisnya dan lebih milih buat nganterin aku pulang kerumah.

Ada rasa seneng, bahagia, gak enak aww gakbisa diungkapin karena perasaan itu meruah jadi satu.

"Kenyang gak?" Tanyanya setelah kita baru selesai makan di Mcd

"Kenyang.." Jawabku.

"Yaudah Nay yuk kita pulang, kayaknya bentar lagi mau turun hujan"

Suho beranjak dari kursinya lalu mengulurkan tangannya "Yuk!!" Aku meraih tangannya dan kita berjalan menuju parkiran mobil.

Saat perjalanan pulang, Suho mengemudi dengan kecepatan pelan, sementara aku menyederkan kepalaku dijendela mobil memandangi gemerlap lampu Seoul yang menurutku ini pemandangan indah.

"Nay" Panggil suho mengelus pelan kepalaku.

"Iya?" Aku memalingkan pandanganku untuk menatapnya.

"Masih sakit?"

"Hah?" responku bingung.

"Ini pipinya masih sakit?"  Suho mengelus pipiku.

"Ohh ini, udah enggak.." Kataku bohong tersenyum pura-pura.

"Nay.." Panggilnya lagi.

"Its a beautiful life.. Beautiful day.." lagu Crush-Beautiful memutar bersamaan dengan rintik hujan turun di Kota Seoul.

"Hmm? Kenapa Lee?" Kataku masih menatapnya.

Mobil Suho berhenti sesaat karena lampu lalu lintas berubah warna merah.

"Jangan dekat-dekat sama wanita yang ada di UKS tadi." katanya datar.

Aku tersentak dengan perkataan Suho, menatapnya dengan bingung.

"Hah? Maksud kamu apa Lee? Aku gak lagi salah denger kan?"

Suho menggeleng.

"Wanita itu udah bikin kamu kayak gini Nayra.."

"Hah? Apaan sih kamu tuh Lee. Udah jelas aku kan ributnya sama Reya bukan sama Reyna"

"Asal mulanya kan karena wanita itu Nay. Kamu datang belain wanita itu !!" Suho berbicara dengan sikap yang bebeda.

"Apaan sih Lee kok kamu gini.." Moodku turun tiba-tiba.

"Pokoknya jauhin aja Nay. Kalau Reya dan gengnya ngapa-ngapain kamu lagi wanita bisu itu gak bisa teriak-teriak buat bantuin kamu. Dia itu cacat Nay, gabisa ngomong. Jangankan bantuin kamu, bantuin diri sendiri aja belum tentu diaa bisa.." katanya dingin membuatku mengaga tak percaya.

Aku berani bersumpah,
Aku benar-benar terkejut mendengar perkataan laki-laki yang duduk tepat  disampingku ini.

Setika atmosfir dadaku terasa panas dan juga berdenyut sakit, membuat rasa amarah datang menghampiriku dengan tiba-tiba.

Plaaakk!!

Emosiku sudah tidak bisa terkontrol lagi.

Astaga ini untuk pertama kalinya dalam hubungan kami aku menampar pipi Suho dengan keras. Laki-laki itu tersentak dengan tindakanku lantas memegang pipinya yang memerah, dan menatapku tajam.

"Denger ya, Lee Suho! Jangan suka hina fisik atau rendahin orang lain sekalipun itu didepanku. Kamu maupun aku itu hanyalah segumpal tanah berupa daging yang diberi nyawa oleh Tuhan dan dibekali kelebihan maupun kelemahan masing-masing. Jadi, jangan sok merasa paling sempurna di dunia." kataku geram.

Star Row•LJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang