~Lee Jeha?~

38 4 0
                                    

Tidak ada kalimat yang bisa mendefinisikan kebahagiaanku saat ini. Malam ini suasana begitu mendukung moment yang mungkin sulit untuk terulang kembali. Melihat semua berkumpul di Gravila membuat diriku begitu bahagia.

Sesekali semua terbawa suasana tawa dengan lelucon random kak Daehan. Kakak ngeselin sedunia itu paling bisa membuat suasana berhambur tawa.

Aku memainkan sumpit dengan daging dipanci diatas kompor yang menyala. Selain itu aku juga terkekeh dengan pertikaian papa dan juga dadda. Dua pria dewasa itu saling mengumpat satu sama lain saat dengan random mereka membahas masa muda mereka.

"Sayang.." Panggil Mommy diseberang.

"Ya mom?"

"Sini duduk deket mommy" Mommy menepuk tempat kosong agar aku duduk disebelahnya.

Aku tersenyum dan beranjak mendekatinya membawa sumpit dan juga beberapa daging yang sudah matang.

"KAKKK!" Panggilku ke Kak Daehan

"Apa Cil?" jawabnya malas

"Sini bentar deh kak Urgent nih...

" Gakmau!" tolaknya.

"Kak beneran nih urgentt! Ya Allah!" Kataku kesal.

"Dih apasih dek?" Kak Daehan beranjak mendekat.

"Sini lihat tangan lu kak?" Kak Daehan membalikan telapak tangannya.

"Kenapa? Bersih nih perasaan" Tanpa babibu lagi, aku menaruh sumpit diatas tangan kak Daehan "Gatcha! Gantiin guling-guling daging"

"YAAKK DEKKKK!!!Bener-bener! ASTAGA!!" Kesal kak Daehan! Dan berhasil membuat semuanya tertawa.

Aku berlari mendekati mommy menghindari sentilan kak Daehan.

"Why Mom hehe?" Kataku duduk disebelah mommy yang masih tertawa.

"Nay usil banget sih sama sikakak" kata Mommy merengkuh tubuhku, dan akupun bersender dibahunya.

Tahu gak? Rasanya itu gimana? Yang jelas rasanya Nyaman dan tenang banget.

Ini jauh lebih tenang daripada minum sepuluh kapsul obat penenang.

Bersandar di bahu mommy adalah salah satu hal yang buat beban dikepalaku terasa ringan.

Terlepas diluar sana dia menjadi Jennie Kim sosok yang begitu dikagumi, dimiliki dan dicintai dengan segala sisinya. Tapi jika dirumah hanya aku dan juga Dadda yang boleh memilikinya.

"Mommy mau pamit berangkat ya besok?.." Ujarku.

"Haha, enggak dong sayang.."

"Lah.. Terus kenapa mom? Bukannya kemarin udah waktunya mommy berangkat?"

"Loh siapa nih yang bilang?"

"Aunty manajer yang bilang.."

Aku melihat wajah mommy sedikit terkejut dengan perkataanku.

Ya memang benar kemarin lusa manajer mommy sempat menelfonku waktu aku dan Suho berada di Mcd. Aku berani bersumpah nada sarkasnya membuat hatiku berdenyut sakit jika mengingatnya.

°°

"Haloo.." Kataku setelah menyantap kulit ayam.

"Ya Nayra, dimana Jennie?" Nadanya datar dan dingin.

"Ahh.. Mommy dirumah Aunty, why?.."

Aku mendengar helaan nafas dalam dari Aunty manajer dibalik telfon.
"Nayra boleh Aunty minta tolong sama kamu?"

Star Row•LJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang