Sebelas

319 72 32
                                    

Happy Reading

Babu dajjal

Vino memberhentikan mobilnya saat sudah memasuki markas besar Ranex. Lili langsung menutup pintu dengan kasar. Benar! Vino tidak jadi mengantarkan Lili kerumah orang tuanya. Dia masih waras tidak mungkin dia meninggalkan Lili disaat seperti ini. Emosi gadis itu belum mereda.

Vino bahkan sudah kualahan menghadapinya. Lili masuk ke markas besar itu. Netranya langsung melihat kearah sofa ruang tengah yang diisi oleh keempat sahabat suaminya. Dan diberbagai sudut ada beberapa anggota Ranex yang mungkin memang masih tinggal di markas

Lili melewati keempatnya. Gadis itu langsung mengarah keruangan tempat seluruh anggota berlatih. Membuka paksa hoodienya. Menyisahkan tangtop hitam dan celana leging hitam miliknya.

“Tuh Lili kenapa serem amat dah?” Tanya Kevin yang dibalas dengan gelengan dari sahabatnya.

“Bos bini lo kenapa?” Andre bertanya ke Vino yang bahkan belum mendudukkan dirinya.

“Lagi emosi dia. Sampe bingung gimana cara redainnya” Vino menghela nafasnya.

“Emangnya kenapa. Tuh bibir lo juga kenapa bisa gitu?” Putra menanyakan itu karena melihat bekas darah dari arah bibir Vino.

“Pasti BW!” Edward menjawab sambil memainkan hpnya. Hal itu membuat pusat perhatian mereka langsung kearah dirinya.

“Kok lo bisa tau ha?” Vino menanyakan itu dengan nada sedikit meninggi

Edward mengedikan bahunya“ Ya siapa lagi emang? Musuh bebuyutan Ranex cuma BW”

“Ya lo kok bisa tau, bisa aja geng yang lain kan?” Putra ikut bersuara yang diangguki oleh kevin dan Andre.

“menurut lo gue bisa tau karena apa?” Edward menaikkan satu alisnya.

“Jangan bilang lo sibuk dari kemarin karena lo sudah tau ini bakal terjadi?” Kevin menanyakan itu.

“Dan jangan bilang lo sudah di serang duluan sama mereka?” Andre menambahkan masukannya.

This great!” Edward memang tidak main-main dalam hal memprediksi. Laki-laki satu ini lebih peka dari pada yang lainnya. Dan sayangnya dia lebih milih menyimpan sendiri apapun yang menurutnya bisa ditangan ni nya sendiri.

“Kenapa lo selalu diam kalo ada masalah Ed. Lo harus bagi-bagi masalah ke kita. Kita harus nyelesain masalah sama-sama!” Putra mengatakan itu karena mereka pasti juga berpikir sama. Edward selalu suka bertindak sendiri padahal mereka harus menyelesaikan masalah bersama-sama.

“Hmmm” Edward beranjak dari duduknya, membuat mereka menyerengit bingung.

“Mau kemana lo?” Andre menanyakan hal itu.

“Mau liat ibu negara” Balas Edward yang langsung disusuli oleh sahabat-sahabatnya.

“Woy elah tunggu kenapa dah!” Kevin mengejar Edward dan Vino yang sudah lebih dulu masuk kedalam ruangan latihan. Disusul dengan Andre dan Putra dibelakang.

Hal pertama yang mereka liat adalah, Lili yang mengeluarkan emosinya dengan pistol ditangannya. Gadis itu sangat sibuk membidik gambar orang yang di bayangannya adalah kepala seseorang. “Andai lo beneran kembali, gue pingin banget ngancurin kepala lo setan!”

Mati lo mati! Setan emang, tunggu aja gue kirim lo jadi babu dajjal!” Lili melempar asal pistolnya. Mengangkat alisnya saat melihat sudah ada orang lain diruangan ini.

3/3 BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang