9

783 100 9
                                    

Rasanya hari demi hari jaehyun lalui dengan hampa. Ini sudah hari kelima jungwoo pulang dari rumah sakit dan berakhir dengan jawaban yang jungwoo berikan membuat jaehyun banyak berpikir terutama ketika doyoung jelas-jelas ingin membawa jungwoo kembali kepadanya.

"Apa yang menganggu pikiranmu?" tanya johnny menyerahkan kopi pesanannya.

"Hanya pekerjaan" ujar jaehyun, namun johnny terkekeh geli mendengar jawaban sahabatnya itu.

"Jae, seertinya kau harus merubah sifat yang kaya gini jae, terlalu ketara kalo bohong sama orang padahal orang itu tau perasaan sama ekspresi "

"Aku tidak tahu harus apa lagi john, harus maju atau mundur buat jungwoo"

"Sekarang mau nanya deh, cinta ga sama dia?"

"Apa dengan aku mengajaknya menikah kurang bukti kalau aku tidak mencintainya?"

"Apa yang membuatmu berpikir ingn menyerah? Karna mantannya yang dateng lagi?"

"Dan jawaban dia yang membuatku berpikir untuk mundur"

"Urusan jawaban dia itu biar nanti waktu yang menjawab ketika ingatannya kembali jae, sekarang lebih baik temui dia. Handphonemu sejak daritadi getar tapi sepertinya kau asik dengan pikiranmu" ucapan johnny itu membuat jaehyun mengecek ponselnya, dan ternyata telpon dari orang tua jungwoo. Membuat jaehyun tentunya bingung. Ia pun segera membuka pesan dari orang tua jungwoo lalu segera menyambar kunci mobilnya meninggalkan johnny dan pesanan kopinya yang belum tersentuh.

"Kasihan kalau tidak ada yang minum" johnny kembali membawa kopi itu keluar dari ruangan jaehyun.

Sedangkan jaehyun mempercepat langkahnya menuju rumah keluarga kim. Terlihat minjeong yang gelisah didepan pintu kamar jungwoo. Jaehyun pun mendekat pada minjeong dengan perasaan khawatir sejak menerima pesan dari orang tua jungwoo yang menyebutkan bahwa jungwoo pingsan.

"Bagaimana keadaannya, minjeong?"

"Kakak masuk aja, kak jungwoo udah sadar. Ada mommy sm daddy didalem" kata minjeong dengan nada yang gelisah, jaehyun pun mengangguk paham lalu membuka pintu kamar jungwoo, terlihat suasana yang cukup canggung diantara jungwoo dan kedua orang tuanya.

"Oh kau pria yang membuatku hilang ingatan ternyata" kalimat itu keluar dari bibir jungwoo saat jaehyun baru saja masuk kedalam kamar jungwoo

"Jungwoo----"

"Kenapa? Kenapa kalian semua menyembunyikan semuanya?" jungwoo terlihat sangat marah saat ini. Jaehyun sungguh tak mengerti apa yang sudah terjadi, dia sudah 5 hari tidak bertemu jungwoo namun tiba-tiba saat ia diminta datang, kalimat menyakitkan yang baru saja keluar dari mulut jungwoo.

"Jungwoo, dengar. Ini bukan salah siapapun, kau tidak boleh menyalahkan jaehyun" ujar kepala keluarga kim mencoba menenangkan jungwoo.

"Jaehyun, apa ini alasan kau selalu membantuku dan dalihmu yg katamu dekat denganku?" jungwoo melemparkan undangan dan foto pre wedding mereka. Entah dimana jungwoo mendapatkan itu tapi sepertinya hal itu membuat jungwoo berpikir buruk tentang hubungannya dengan jaehyun.

"Dengarkan aku jungwoo, aku tahu bahwa disini aku salah. Aku tidak bermaksud membuatmu seperti ini, aku selama ini diam karna ingin ingatanmu kembali"

"Dengan kau diam seperti ini membuatku yakin bahwa kau tidak ingin memperjuangkanku. Memang ingatanku belum kembali seutuhnya, tapi aku rasa kau tahu jawabanku bagaimana kelanjutan hubungan kita kan? Pernikahan terjadi adanya dua arah bukan keegoisan masing-masing. Mari kita hentikan semua ini" ucapan jungwoo membuat jaehyun diam tak bisa membalas ucapan jungwoo yang sudah menangis.

"Jika itu maumu, baik. Kita akhiri hubungan kita. Aku permisi" jaehyun pun berbalik arah dan keluar dari kamar jungwoo, kemudian junmyeon menyusul jaehyun dan ia menahan kepergian jaehyun. 

"Jaehyun..."

"Dad ..."

"Maaf, dad tidak sedetail itu untuk menyembunyikan semua barang milik jungwoo. Dia menemukan barang kenangan milikmu dan undangan pernikahan kalian begitu juga ia mendapatkan beberapa kenangan dari hubungannya dengan doyoung. Maafkan dad...  jaehyun"

"Dad... jangan minta maaf. Harusnya saya yang minta maaf disini, seharusnya jaehyun yang menemani jungwoo kan dad? Apalagi itu urusan kita berdua. Tapi jaehyun malah sibuk sendiri. Tolong sampaikan permintaan maaf saya pada mommy dan minjeong ya dad? Jaehyun pamit dulu" jaehyun pun berjalan meninggalkan kediaman keluarga kim dengan perasaan yang hampa dan sakit. Ia sepertinya butuh sedikit hiburan, ia pun segera melajukan mobilnya menuju tempat tujuan dimana ia bisa meluapkan perasaannya.

"Jungwoo... Kenapa kau berpikir jaehyun yang menyebabkanmu seperti ini? Dia tidak sepenuhnya bersalah disini" ujar irene mencoba menenangkan anaknya.

"Mommy membela jaehyun daripada aku? Mom... Jika dia tidak pergi besar kemungkinan aku tidak dalam kondisi saat ini. Dia bukan pria yang bertanggung jawab mom. Jungwoo tidak ingin menikah dengan pria seperti dia, lebih baik jungwoo membuka hati lagi untuk doyoung yang memberikan segalanya untuk jungwoo saat masa SMA"

"Jika itu maumu mommy serahkan padamu, namun 1 hal yang perlu kau tahu sayang. Doyoung juga tidak sebaik di pandanganmu. Dia bahkan lebih buruk dari jaehyun"

"Jungwoo yakin, doyoung tidak seperti itu melihat semua kenangan yang ia tinggalkan dan jungwoo simpan dengan baik pasti dia orang yang bertanggung jawab mom"

"Ya. Jika itu maumu, mommy serahkan semua padamu. Hatimu nantinya yang akan tahu dimana dia harus berlabuh, walaupun mommy tahu mereka berdua sama-sama punya kesalahan untukmu tapi mommy lebih memilih jaehyun yang tidak lari dari tanggung jawabnya, bukan doyoung yang harus lari dari tanggung jawabnya lalu mendapatkanmu kembali saat kau sudah baik-baik saja bersama jaehyun" sang mommy pun meninggalkan jungwoo dengan segala tidak kejelasan yang terjadi disini.

Siang tadi jungwoo sedang ingin mencari jejak-jejak kenangan yang mungkin bisa membantu mengembalikan ingatannya, namun tiba-tiba ia mendapat kotak yang berisi surat-surat cinta saat SMA, tentu saja itu surat antara dirinya dan doyoung bahkan foto mereka masih tertata rapi dikotak tersebut. Jungwoo jelas paham doyoung dan dirinya punya hubungan special dulunya. Kemudian ketika ia membuka laci mejanya ia menemukan buku hariannya dan ia mencoba membacanya, dibuku harian itu terlalu banyak curahan hatinya pada jaehyun yang selalu menyibukkan dirinya dengan pekerjaan tanpa memikirkan kebahagiaan jungwoo, disanalah jungwoo mendapatkan undangan yang tercetak atas namanya dan jaehyun yang akan segera melangsungkan pernikahannya. Tidak sampai disitu, ia mencoba membuka ponsel miliknya yang sudah lama ia tidak pegang karna ia lebih memilih menghabiskan waktu bersama keluarganya tanpa mengecek ponselnya itu, ia pun mencari jejak apa yang terjadi saat tanggal dimana dia mengalami kecelakaan. Ternyata pesan antara dirinya dan jaehyun h-1 sebelum kejadian sudah membuat ribut diantara keduanya. Jungwoo yang masih belum ingat pun mencoba mencerna semuanya, ia menyimpulkan bahwa kondisi yang ia terima saat ini terjadi akibat jaehyun yang tidak pernah bertanggung jawab dan selalu menyibukkan dirinya sendiri tanpa memikirkan jungwoo tak lama jungwoo merasa pusing karna pikirannya sudah mulai bercabang kemana-mana akibat semua teka-teki yang ia dapatkan dan ia pun jatuh pingsan.

Nightmare - (Jaewoo x Dowoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang