7

849 111 9
                                        

Hari ini jungwoo sudah diperbolehkan rawat jalan, walaupun masih butuh waktu untuk pemulihan namun jungwoo meminta sang dokter untuk mengizinkan dia pulang. Karna dirumah sakit sangat membosankan apalagi sudah 7 hari dia hanya berbaring di tempat tidur rumah sakit itu.

"Sudah semua, ayo kita pulang kak" minjeong sang adik pun mendorong kursi roda yang ditumpangi jungwoo.

"Mommy sama daddy ke mobil dulu ya? Kalian tunggu di lobby saja" ujar sang daddy sambil membawa pakaian milik jungwoo bersama istrinya.

"Minjeong-ah" panggil jungwoo pada minjeong yang mendorong kursi rodanya

"Hm? Kenapa kak?"

"Jaehyun tuh siapa sebenarnya? Kenapa orang tuanya dan orang tua kita bisa seakrab itu?" pertanyaan itu membuat minjeong diam, dia bingung akan pertanyaannya itu. Selama 7 hari dirumah sakit baik jaehyun maupun doyoung selalu mampir menjenguknya. Bedanya doyoung akan membawa bunga atau buah sedangkan jaehyun tidak membawa apapun tapi dia akan berbincang dengan kedua orang tuanya masalah bisnis atau orang tua jaehyun yang juga datang menjenguk seperti ada hubungan diantara jaehyun serta dirinya. Itu yang jungwoo rasakan.

"Kakak harusnya nanya itu ke kak jaehyun"

"Kak jaehyun? Kau seperti menganggap dia kakakmu"

"Panjang ceritanya kak... Kakak sembuh aja dulu nanti kakak juga akan dapat jawabannya" jungwoo menghela nafasnya, ia tak mendapat jawaban dari sang adik ternyata.

"Cara dia menatap kakak tuh beda banget, kakak sampe bingung"

"Gausah dipikir kak" mereka pun sudah berada di lobby dan menunggu mobil mereka, namun bukan mobil yang dikendarai sang daddy tapi mobil milik CEO dimana jungwoo berada. Jung jaehyun. Membukakan pintu mobilnya, minjeong pun juga turut bingung saat jaehyun tiba-tiba datang.

"Loh kak jae? Kita nunggu daddy sama mommy" tutur minjeong karna bingung

"Kakak sudah menghubungi mereka kalau kakak yang menjemput kalian dilobby tadi sempat ketemu di basement"

"Ah begitu... Yaudah deh"

Jungwoo yang bingung pun hanya diam mencoba mencerna kondisi ini, jaehyun pun membantu jungwoo untuk masuk kedalam mobilnya dalam keadaan hening satu sama lain. Jungwoo hanya bingung harus menyapa jaehyun seperti apa.

"Kak, aku kayanya ga pulang bareng kakak deh. Aku mau kekampus dulu ada jadwal dadakan ternyata" kata minjeong pada jungwoo yang sudah masuk kedalam mobil jaehyun dan jaehyun sibuk memasukkan kursi roda milik jungwoo.

"Kok dadakan banget?" tanya jungwoo dengan nada kecewanya, karna jelas nanti suasana canggung akan tercipta diantara keduanya.

"Kakak antar ke kampus sekalian, minjeong" ujar jaehyun menawarkan diri namun minjeong menggeleng.

"Langsung pulang aja kak jae, biar kak jungwoo biar istirahat. Minjeong bisa naik taksi kok" kata minjeong pada jaehyun.

"Yaudah, hati-hati" ujar jungwoo menyerah untuk membawa minjeong turut ikut dimobil jaehyun.

"Kau yakin?" tanya jaehyun sekali lagi dan minjeong mengangguk mantap

"Udah, buru pulang kak. Aku baik-baik aja kok, kapan lagi kan punya waktu berdua" bisik minjeong pada jaehyun, membuat jaehyun mengusak rambut minjeong. Jaehyun pun masuk kedalam mobilnya dan mulai meninggalkan lobby rumah sakit mengantarkan jungwoo pulang.

"Pilihan yang sulit. Sama-sama meninggalkan tapi dengan kondisi yang berbeda" monolog minjeong mengingat sang kakak yang dulu backstreet dengan doyoung kemudian berakhir ditinggalkan untuk mengejar cita-cita sang pria dan minjeong tahu itu ia hanya berpura-pura tak tahu cerita sang kakak walaupun memang ia tak mengenal doyoung secara nyata tapi ia tahu cerita cinta doyoung dan jungwoo, dan minjeong juga tahu cerita cinta sang kakak dengan jaehyun bahwa jaehyun juga sering meninggalkan kakaknya untuk masalah kerjaan.

Sesuai tebakan jungwoo, suasana sangat canggung. Jaehyun hanya fokus menyetir dan jungwoo sibuk menatap jalanan diluar jendela.

"Kau ingin aku membuka jendelanya?" jaehyun mencoba mencairkan suasana canggung itu membuat jungwoo menoleh pada jaehyun

"Apa boleh?" tanya jungwoo, kemudian jaehyun menurunkan jendela mobilnya membiarkan jungwoo merasakan udara segar.

"Debu halu hari ini cukup minim, jadi udaranya memang sangat segar" jelas jaehyun pada jungwoo

"Ya, kau benar. Udaranya sangat menyegarkan. Bolehkah aku bertanya sesuatu denganmu?" tanya jungwoo menatap jaehyun yang fokus menyetir.

"Boleh, aku tahu kau punya banyak pertanyaan untukku"

"Aku tahu jika kau pemilik perusahaan agensi dimana aku berada, tapi apa kau tidak sibuk mengurus perusahaanmu? Mengapa kau selama 7 hari selalu berada dirumah sakit?"

"Karna aku ingin menjengukmu"

"Kau cukup menjengukku 1x tidak perlu sampai menginap"

"Kau tak suka?"

"Bukan begitu, tapi aku bingung"

"Apa yang kau bingungkan?"

"Tatapanmu... Setiap kau menatapku, aku bisa merasakan kesedihan dan penyesalan disana"

"Kau bisa melihatnya?"

"Ya. Itu sangat kentara sekali"

"Maaf jika membuatmu tidak nyaman"

"Bukan itu maksudku..."

"Lalu?"

"Ah sudahlah, eum apa kita memang sedekat ini? Kau kan bosku harusnya ada jarak kan diantara kita? Kenapa kita terlihat sangat dekat? Bahkan orang tua kita juga mengenal satu sama lain"

"Karna kau sudah mereka anggap seperti anak sendiri, begitupun aku sudah dianggap anak oleh keluargamu"

"Kita bukan pasangan kan?" pertanyaan itu membuat jaehyun mencengkram kemudi mobilnya. Ingin sekali ia menjawab jujur, namun sepertinya bukan saatnya.

"Tidak, kita hanya berteman dekat sejak dulu" bohong jaehyun pada jungwoo, agar ia tidak terlaku memikirkan hal yang berat terlebih dahulu. Jaehyun hanya ingin jungwoo lekas sembuh alih-alih segera mengingat hubungan mereka. Hanya itu fokus jaehyun saat ini, ia pun rela hanya menatap jungwoo yang mendapat perhatian dari doyoung yang juga setiap hari mampir kerumah sakit. Walaupun hatinya sesak namun melihat cara doyoung yang memperhatikan jungwoo sedemikian rupa, membuat jaehyun sadar bahwa jungwoo membutuhkan perhatiannya.

Nightmare - (Jaewoo x Dowoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang