Christopher memindahkan kepingan Ottello yang berwarna hitam dan membalikkan kepingan putih milik Java. Christopher menggigit bibir bawahnya sambil menatap licik pada paman Java. Christopher sudah sering bermain Ottello bersama ibunya, maka dari itu Christopher sudah hebat dalam bermain Ottello.
Sayangnya, Jumat malam itu, Christopher tak ingin bermain dengan ibunya dan menjadikan paman Java sebagai lawannya. Sejak hari Kamis, ia sudah membuat perjanjian, ia tidak akan berbicara dengan ibunya jika ibunya tetap tidak mengizinkan Christopher bertemu dengan paman Justin. Bagaimana mungkin Christopher mau berbicara dengan Taylor? Christopher sudah berjanji pada paman Justin kalau ia akan bermain dengan paman Justin hari Sabtu besok.
Java ikut menggigit bibirnya dan menatap Christopher seolah-olah mereka sedang mengincar satu sama lain. Java menganggukkan kepalanya pada Christopher, tanda sekarang adalah gilirannya. Christopher menempatkan jari telunjuknya di bawah dagunya dan sambil mengerucutkan bibirnya, ia mengubah kepingan putih menjadi kepingan berwarna hitam. Lalu ia memberikan senyum puas pada Java.
"Giliranmu, paman Java," ucap Christopher. Kepala mereka berdua menoleh ke arah pintu ketika pintu kamar Christopher terbuka tiba-tiba. Kepala Taylor tiba-tiba muncul dari balik pintu dan matanya langsung menatap Christopher. Java melirik Christopher dari ekor matanya, ia menahan tawa ketika melihat ekspresi Christopher yang tampaknya tak suka melihat ibunya datang ke kamar saat mereka sedang bermain.
"Hey, kalian," ucap Taylor melangkah masuk ke dalam kamar Christopher. Di kedua tangannya sudah terdapat segelas susu dan setoples kue cokelat. Makanan kesukaan Christopher. Well, Christopher memang menyukai semua makanan kecuali makanan pedas.
"Lihat apa yang Mommy bawakan untuk paman Java,"
"Kue!" Seru Java seperti anak kecil dan memang ia berniat membuat Christopher cemburu padanya. Java bangkit dari atas tempat tidur lalu mengambil toples berisi kue cokelat itu dari tangan Taylor. Christopher berusaha terlihat biasa-biasa saja dengan apa yang dibawa oleh ibunya. Tetapi sesungguhnya, Christopher sangat menginginkan kue cokelat yang dicelup ke dalam susu vanila itu! Oh, ya ampun, paman Java sudah memakan kue cokelatnya. Christopher menelan ludahnya namun ia memalingkan kepalanya dari pemandangan yang akan membuatnya menyerah begitu saja pada ibunya.
"Oh ayolah, paman Java. Sekarang giliranmu," sungut Christopher menarik-narik tangan Java yang sedang duduk di pinggiran tempat tidurnya. Tetapi Java sedang sibuk-sibuknya memakan kue cokelat bersama dengan Taylor, jadi ia mengabaikan Christopher begitu saja. Taylor mengambil sekeping kue cokelat dan mencelupkanny ke dalam susu vanila lalu memakannya begitu saja.
Christopher memerhatikan keduanya, terutama pada kue dan susu itu. Sungguh, ia sangat tergiur. Anak itu menjadi jengkel dengan ulah ibu dan paman Java. Mengapa mereka membuat ekpresi wajah seperti itu?
"Taylor, serius, kue ini sangat lezat!" Seru Java mengembus nafas panjang, wajahnya kelihatan begitu menikmati kue itu.
"Betul, bukan? Well, sebenarnya ini kue kesukaan Christopher. Tetapi karena ia sedang membuat aksi mogok bicara denganku makanya aku memberikannya untukmu," ucap Taylor melirik Christopher yang sekarang mengerucutkan bibirnya. Air mata Christopher berkumpul begitu saja di pelupuk matanya.
Mengapa ibunya melakukan ini padanya? Christopher juga ingin kue itu! Dan mengapa ibunya lebih menyayangi paman Java dibanding Christopher? Ini tidak boleh terjadi! Paman Java tak boleh mengambil ibunya dari tangan Christopher! Tiba-tiba saja Christopher berdiri di atas tempat tidurnya lalu ia mendorong paman Java agar pergi dari atas tempat tidurnya.
Segera anak itu memeluk Taylor (dan hampir saja membuat susu dalam gelas itu tumpah). Taylor memberi gelas itu pada Java lalu membalas pelukan Christopher. Anak itu sudah menangis sampai air matanya tertumpah menetes di baju Taylor. Tangan Christopher yang kecil memeluk leher Taylor dan menyembunyikan wajahnya di balik leher Taylor.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOOMED | Herren Jerk
FanfictionTaylor pikir, ia telah mendapatkan cinta sejatinya. Taylor pikir, ia telah menemukan satu-satunya. Tetapi ternyata pikiran itu jelas-jelas berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada. Di tahun kedua pernikahannya, Taylor baru saja melahirkan anak...