1

14.1K 1.1K 246
                                    

Warning : typo's, gaje, aneh, bahasa campur aduk!.

Mark Jung, seorang siswa SMA kelas akhir. Siang ini, dengan seragam nya dia berjalan menyusuri gang kecil yang berada tak jauh dari rumah nya. Gang yang di apit oleh dua bangunan besar itu tampak agak berantakan karena jarang di lalui dan terkadang menjadi tempat pembuangan balok-balok bekas pembangunan.

Selain balok-balok yang di taruh acak di pinggir jalan kecil itu tidak ada hal aneh lainnya. Mark memilih lewat jalanan yang tidak rapi karena aspal yang berlubang di banyak sisi ini karena jalan ini bisa membuatnya lebih cepat sampai ke rumah. Salah kan saja sang adik, Jung Jeno yang dengan cerobohnya menggunakan motornya untuk balapan sampai ban belakang motornya bocor. Jadi si 'Blackie' terpaksa di bawa ke bengkel. Mana bengkel nya jauh dari rumah lagi.

Mark menendang kerikil di dekat kakinya dengan asal. Meskipun jarak sekolah dan rumahnya terbilang tak terlalu jauh, bukan berarti itu dekat!. Setelah insiden membuat motor kesayangan Mark harus masuk bengkel, dengan teganya Jeno tidak mengantar maupun menjemput kakaknya, adik laknatnya itu malah meninggalkannya dan memilih berangkat dan pulang bersama temannya.

"Miiaaww~ ."

Mark mengabaikan suara kucing yang tiba-tiba terdengar itu. Ia hanya berpikir mungkin itu kucing liar yang sedang berkelahi. Biasanya sih demi kucing betina atau makanan yang mereka perebutkan. Mark jadi bingung kenapa juga kucing-kucing itu berkelahi, mengapa tidak mencari kucing betina ataupun makanan lain saja?. Kenapa harus serepot itu?.

"Miiaaww~" Suara kali ini terdengar lirih seakan putus asa.

"Dari suaranya sih kayak kucing kecil. Masa iya ada anak kucing yang berantem?" Gumam Mark.

"Miaww~" Suara nya semakin dekat membuat Mark jadi semakin penasaran juga.

Ia mencari-cari suara ataupun jejak kucing di gang itu. Hingga akhirnya sebuah pemandangan menyedihkan membuat hati Mark tergerak. Seekor kucing kecil dengan bulu berwarna abu-abu dan sedikit campuran putih tengah mengeong lirih dengan kepala dan tubuh yang menyentuh aspal, kaki kucing itu terjepit di antara balok kayu besar yang sepertinya jatuh dan menimpa nya.

Mana bulat kucing abu-abu itu menatap kebawah, seakan tau bahwa tidak akan ada yang menolongnya. Karena tempat nya sekarang jarang sekali di lalui manusia.

"Kaki mu terjepit, pusy?" Pertanyaan itu membuat si kucing mendongak menatap orang yang menanyainya.

"Tunggu sebentar!" Pemuda berwajah agak asing di depan nya berjongkok lalu mengangkat balok kayu di kakinya dengan hati-hati.

Setelah balok bisa terlepas, kucing itu bangkit dia mencoba berjalan untuk mendekati penolongnya, namun begitu kaki kanannya yang terjepit menapak tubuhnya langsung merasakan rasa tersetrum dari bagian kakinya. Kucing itu berakhir dengan jatuh lagi.

"Kamu baik-baik aja?" Mark mengangkat kucing itu lalu membawanya ke pelukan.

"Kaki mu terluka. Gimana kalo kamu ikut aku pulang aja?, aku bakal ngerawat kamu dengan baik!"

Kakinya berdarah, belum lagi bagian lengan kucing itu juga tergores benda tajam membuat luka kecil di tangan kecilnya. Bulu-bulu indah itu juga kotor karena debu, meski begitu aroma kucing itu tetap manis entah mengapa.

"Miiaww~?" Kucing itu menatap wajah Mark dengan kepala yang sedikit miring karena kebingungan.

"Mulai sekarang kamu tinggal sama aku" Pemuda itu mengusap bulu si kucing kecil yang terasa lembut.

Di perlakukan demikian si kucing merasa senang, dia mendekatkan kepalanya ke tangan Mark. Pria beralis camar itu tersenyum tipis, senyum tulus  yang jarang ia perlihatkan selain pada keluarganya.

HYBRID [ MARKHYUCK ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang