4

8.1K 794 89
                                    

Haechan tampak tenggelam dalam balutan kaos berlengan pendek milik Mark yang jika Haechan pakai panjangnya mencapai lutut bahkan lebih sedikit. Celana pendek milik Mark yang sudah lama sekali tidak ia pakai karena tak lagi muat, kini Haechan kena kan.

" Haechan kayak orang-orangan sawah. " Komentar Jeno sambil tertawa hingga mata nya menyipit.

" Sstt!. Jangan gitu, dek!. Lagian badan mas kan gak kecil ya jelas buat Haechan baju nya kebesaran. " Tegur Taeyong.

" Duduk aja di sini, Chan!. " Tunjuk Jeno pada kursi kosong di dekatnya.

Haechan duduk di sebelah Jeno, sedangkan Mark ada di sebelah Taeyong, posisi Mark berhadapan dengan Jeno dan Taeyong menghadap Haechan. Jaehyun duduk sendiri di ujung.

Haechan menatap antusias makanan di depan nya. Ada bermacam-macam lauk di sana termasuk ikan. Jeno yang duduk di sebelahnya memperhatikan respon Haechan.

Mata Haechan mengerjap saat melihat empat orang yang menjadi keluarga baru nya belum mengambil makanan. Lantas ia menatap Mark dengan bingung.

" Berdoa dulu. " Jawab Mark sebelum ia dan yang lainnya menutup mata dan menyatukan kedua tangannya untuk berdoa.

Haechan memiringkan kepalanya dengan bingung, ia agak asing dengan ini. Jadi ia mencoba meniru apa yang mereka lakukan. Mata bulatnya terpejam dengan kedua tangan yang di satukan.

Beberapa saat kemudian Jaehyun, Taeyong, Mark dan Jeno membuka mata. Mereka melirik Haechan yang sepertinya begitu serius berdoa sampai-sampai dia belum membuka matanya.

Mereka berempat lebih memilih untuk menunggu Haechan selesai berdoa dengan senyum tipis. Haechan membuka mata nya. Ia ikut tersenyum saat melihat orang-orang di sekitarnya melakukan hal yang sama.

" Haechan lapar. " Gumam nya sesaat kemudian dengan bibir mengerucut.

" Iya-iya, kita makan sekarang. " Taeyong mengusap surai Haechan dengan perasaan gemas.

Hal yang Taeyong lakukan pertama kali adalah mengambilkan makanan untuk Jaehyun, lalu makanan untuk Haechan, baru dirinya sendiri.

" Adek gak sekalian, Bu?. Adek kan juga pengen. " Ujar Jeno.

" Udah besar masih aja minta di ambilin. " Ejek Mark.

" Suka-suka aku dong, ngomong aja mas iri kan?. " Balas yang lebih muda tak mau kalah.

" Udah-udah, kok ribut sih?. Ini di ambilin semua. " Taeyong melerai putra-putra nya lalu mengambilkan makanan untuk mereka juga.

Acara makan siang itu berlangsung dengan damai, sesekali juga Mark dan Jeno akan berdebat kecil dengan Haechan yang menonton mereka sambil tertawa. Taeyong dan Jaehyun hanya menggeleng pelan, tak habis pikir dengan pertengkaran kurang berfaedah dua putra mereka.

" Bubu mau kemana?. " Tanya Haechan saat melihat Taeyong berdiri dengan membawa piring-piring kosong bekas makan tadi.

" Mencuci piring. "

" Eummm... Ikut?. " Pinta Haechan.

Taeyong mengangguk mengizinkan, " Bisa tolong bawakan mangkok mangkok nya?. " Ujar Taeyong sambil menunjuk mangkok tempat wadah lauk yang sudah habis.

" Bisa!. "

" Hati-hati membawa nya. "

" Eumm!. "

" Taruh sini!. " Taeyong menunjuk tempat cuci piring di depannya.

Haechan meletakkan mangkok yang ia bawa ke sana dengan perlahan. Tak ingin benda yang ia bawa pecah karena jatuh ke lantai.

HYBRID [ MARKHYUCK ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang