6

7.8K 739 166
                                    

Taeyong kebingungan pasalnya putra pertamanya yaitu Mark Jung tak biasanya melewatkan jam makan siang. Bahkan sejak awal sampai akhir acara makan siang nya bersama Jeno, anak itu belum juga datang. Ah, Taeyong lupa Haechan juga belum turun untuk makan siang.

Jeno yang hendak bangkit dari kursi nya jadi urung saat menatap raut khawatir Sang Bubu. Jeno mendekat ke ibu nya dan mengusap pelan bahu Taeyong.

" Kenapa, Bu?. " Tanya nya.

" Mark sama Haechan kok belum turun ya? Gak biasanya kan mas ngelewatin jam makannya begini?. "

" Mungkin Mas sama Haechan ketiduran kali, Bu. Mas juga kayaknya waktu pulang tadi agak kecapekan, tugas sekolahnya banyak akhir-akhir ini, kan mau ujian kelulusan. Nanti kalau laper juga turun sendiri, Bubu gak usah khawatir!. Mas kan spiderman, gak gampang sakit kayak dulu lagi. " Jelas Jeno guna melegakan perasaan Taeyong.

" Mungkin emang kecapekan kali ya, Dek. Haechan juga tadi Bubu ajak masak, nanem bunga, bisa jadi dia juga capek makanya betah banget tidur siang. "

" Yaudah, kalau gitu adek ke kamar dulu ya, Bu. " Merasa jika Taeyong sudan tidak terlalu khawatir, Jeno pamit untuk kembali ke kamarnya tapi Sang ibu sudah lebih dahulu menahannya.

" Heh, mau ke kamar?. Nanti dulu! Sini bantuin Bubu cuci piring!. Enak aja kamu, gak pernah bantuin Bubu nyuci piring!. " Taeyong menjewer main-main telinga putra nya itu sebagai pencegahan untuk Jeno yang hendak kabur.

" Ya masa adek nyuci piring sih, Bu?. Kan adek laki-laki, Bu!. " Protes Jeno dengan nada merengek.

Tangan Sang ibu terulur untuk mencubit gemas pipi Jeno. Ekspresi nya di buat segarang mungkin, padahal wajahnya sama sekali tak menakutkan. Malahan wajah ibu muda 2 anak itu terlihat menggemaskan. Netra kucing nya menyipit dengan alis yang menukik tajam.

" Emang kamu pikir Bubu apa?. Bubu kan juga laki-laki!. " Rajuk Taeyong.

" Eh iya, lupa. Maaf, Bu habisnya Bubu cantik banget jadi adek suka lupa kalo Bubu laki-laki. Adek kadang ngira Bubu bidadari. " Jeno berujar untuk menyelamatkan dirinya dari amukan Bubu-nya.

" Heleh! Ngalus mulu kamu kayak Daddy mu!. Gak ada gak ada, pokoknya sekarang kamu bantuin Bubu cuci piring!. Atau mau motor kesayangan mu itu Bubu ganti jadi sepeda roda tiga?. " Ancam nya.

" Iya, Bu. " Jeno pasrah, daripada motor kesayangan nya yang keren dan gagah itu berubah menjadi sepeda beroda 3 khas anak kecil.

Nyatanya sampai sore menjelang malampun Mark dan Haechan tak kunjung turun dari kamar mereka di lantai atas. Taeyong akhirnya memilih untuk mendatangi keduanya. Barangkali ada yang tidak beres dengan keadaan mereka makanya 2 anak itu tidak turun.

Cklek!

" Mark, Haechan!. "

" Bangun, sayang!. Ini udah sore. " Senyum Taeyong terbit saat melihat posisi tidur Mark dan Haechan yang saling berpelukan erat seolah tengah berbagi kehangatan.

Ibu muda 2 anak itu duduk di pinggir ranjang lalu mengguncang pelan tubuh putra pertamanya. Mark menggeliat pelan sebelum terbangun dan menoleh dengan tatapan bingung ke ibunya.

" Bubu, kenapa bisa ada di sini?. " Gumamnya.

" Bubu ke sini buat bangunin kalian. Cepet mandi sana terus turun ke bawah buat makan, kalian belum makan dari tadi siang. " Jelas Taeyong sambil mengusap rambut Mark yang sedikit basah karena keringat.

" Belum ma--- sssshhh... " Mark tak jadi melanjutkan ucapannya karena perutnya mendadak sakit.

" Mark, ada apa?. " Taeyong bertanya dengan nada khawatir.

HYBRID [ MARKHYUCK ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang