Hal yang pertama kali Mark rasakan saat bangun tidur adalah rasa berat pada dadanya. Mark mencoba meraba apa yang bertumpu pada tubuhnya. Bentuk nya terasa bulat dan berambut halus, Mark mengernyit bingung merasakannya.
Jadi pemuda beralis camar itu mengangkat kepalanya sedikit hingga netra nya bisa melihat apa yang ada di atas dadanya. Pandangan nya masih sedikit buram kesadarannya juga belum benar-benar terkumpul. Tapi begitu tau jika yang tangannya sentuh adalah kepala Haechan, Mark mengusap nya secara reflek.
Sebelah tangan nya tetap di biarkan untuk mengelus surai lembut hybrid mungil itu. Mark masih mau bersantai sebentar sebelum bangun dan mandi juga berangkat ke sekolah. Kasurnya terlalu nyaman untuk di tinggalkan, dengkuran halus Haechan juga terlalu sayang untuk di lewatkan. Jika Mark bangun sekarang pasti sosok yang menjadi tanggung jawabnya ini akan ikut bangun.
Tapi kalau dia tidak segera mandi dan berangkat Mark bisa telat. Dengan terpaksa Mark memindahkan kepala Haechan dari dadanya juga tangan mungil hybrid manis yang melingkar di perutnya itu.
" Eungh... " Sayangnya saat kepala itu bersentuhan dengan bantal, Haechan malah menggeliat lucu dan terbangun.
Mata bulat nya mengerjap beberapa kali untuk bisa melihat Mark yang malah tidak jadi pergi ke kamar mandi dan memperhatikan gerak gerik Haechan. Karena pandangannya tak kunjung jelas Haechan mengucek matanya sendiri.
" Eh, jangan! Nanti mata mu merah. " Peringat Mark, tangan nya mengusap lembut kedua kelopak mata Haechan.
" Haechan ngantuk... Hoamm... " Haechan menguap kecil.
" Tidur lagi kalau begitu. " Mark menepuk kepala Haechan yang sudah di baringkan lagi ke bantal.
Raut wajah mungil hybrid manis itu terlihat jelas jika masih mengantuk. Mark beranjak dari tempatnya tapi tangan kecil Haechan menahan ujung pakaian Mark. Mark menunduk melihat tangan Haechan juga wajah melas anak itu.
" Malk, mau kemana?. " Tanya nya dengan suara serak yang entah mengapa di telinga Mark terdengar begitu menggemaskan.
" Mandi, aku harus segera berangkat sekolah. Haechan masih mengantuk kan tidur saja sana. "
" Eung?. Mandi? Ikut!. " Ujar si hybrid dengan nada antusias.
" Yakin mau ikut? Airnya dingin loh. "
" Eum! Ikut!. " Pokoknya kemanapun Mark Haechan selalu mau ikut, karena dia merasa kesepian di kamar sendirian.
Mau tak mau Mark mengiyakan, lalu menggandeng Haechan ke kamar mandi. Begitu sampai di dalam, Mark menatap Haechan sebentar lalu melirik bathup yang tak jauh dari mereka. Haechan baru belajar mandi di sana jadi dia membiarkan anak itu belajar mandi sendiri sekarang.
Mark sendiri langsung mandi dengan shower, untung nya ada penyekat kaca yang sengaja di buat buram sebagai pembatas antara shower dan bathup, jadi Mark bisa mengawasi Haechan. Semua yang di ajarkan nya kemarin bisa di lakukan sendiri dengan sangat baik oleh Haechan. Cara nya bermain air sesudah menggosok tubuh membuat Mark terkekeh geli, Haechan benar-benar polos ternyata.
Saat Mark mengajarinya mandi kemarin anak itu banyak bertanya. Seolah pertanyaan tidak ada habisnya dari otaknya hingga Mark yang semula agak pendiam si rumah jadi banyak berbicara hanya sekedar untuk memberi Haechan jawaban yang bisa di mengerti.
" Malk, mandi nya lama!. " Keluh Haechan beberapa saat kemudian.
Mark nyang mendengarnya berjengit kaget ia tersadar kalau dari tadi dirinya tidak segera mandi dan malah mengamati Haechan. Pemuda berdarah Jung itu langsung mempercepat mandi nya tentunya setelah menyahuti Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HYBRID [ MARKHYUCK ]
FantasyMark yang baru pulang sekolah, di kejutkan oleh seekor kucing lucu dengan keadaan memprihatinkan yang ia temukan di pinggir jalan. Karena ia kasihan dengan hewan manis itu, Mark membawanya pulang ke apartemen. Siapa sangka jika keesokan hari nya ia...