2

8.9K 922 115
                                    

Mark jadi bingung, bagaimana caranya dia menjelaskan pada ayah dan ibunya kalau Haechan itu bukan kucing biasa melainkan seorang hybrid, makhluk yang bisa di bilang langka.

Mark menutup mata nya untuk berpikir cermat, jemari panjang nya memetik senar gitar yang ada di pangkuan nya. Bubu-nya sosok yang lembut jadi mungkin beliau akan memberi keputusan dengan tenang dan bijak, kalau Daddy nya... Pria itu terkadang agak sulit di tebak.

" Malk, itu apa?. " Suara lembut nan lucu itu mengalun bak nada yang indah di telinga Mark, refleks pria beralis camar itu membuka mata dan menoleh mendapati Hybrid-nya berjongkok dengan mata bulat yang terfokus pada benda di pangkuan Mark.

" Tidak jadi tidur?. " Bukannya menjawab Mark malah balik bertanya.

" Haechan tidak bisa tidur, ma... Eumm... Apa tadi nama nya? Yang ini loh, Malk!. " Haechan menunjuk jendela dengan raut antusias karena berusaha mengingat-ingat.

" Matahari. "

" Iya!. Matahari, Malk!. Hidung Haechan gatal karena itu!. "

" Ah. " Mark tertawa kecil.

" Malk pegang apa?. "

" Ini gitar. "

" Gitar?. Untuk main?. " Tanya nya.

Mark refleks mengulurkan tangannya untuk membelai surai Haechan saat melihat raut penuh tanya dari si hybrid.

" Gitar bisa di pakai untuk memainkan musik, coba perhatikan!. " Mark memetik senar gitar nya sambil menyanyi pelan.

Haechan terus memperhatikan, tangannya bertepuk ringan karena kagum. Bibir nya tak berhenti mengeluarkan suara kekaguman.

" Haechan mau mencoba?. " Tawar Mark.

Haechan mengangguk antusias, Mark membawa gitarnya ke pangkuan Haechan. Lalu mendekatkan jari-jari kecil si hybrid kucing ke senar gitar. Tak hanya mengajari Haechan cara memainkan gitar, Mark juga mengajari Haechan bernyanyi.

" Suara mu bagus. " Puji Mark sambil mengelus rambut Haechan yang tersenyum lebar setelah di puji.

" Eummm... Malk, "

" Hmm?. " Mark kembali memainkan gitar di tangannya hingga nada-nada indah mulai terdengar kembali memenuhi kamar itu.

" Haechan lapar!. " Haechan mengerucutkan bibir nya, tangan nya menyentuh perut yang mulai mengeluarkan suara gemuruh pertanda lapar Haechan menatap perutnya dengan rasa penuh ingin tau.

" Mau makan apa?. " Mark menaruh gitarnya di meja.

" Ikan!. " Jawab Haechan riang.

" Baiklah tunggu--- "

" Haechan ikut Malk!!. " Pria manis berpipi gembil itu segera menarik ujung baju Mark begitu dia hendak membuka pintu.

" Di sini saja ya!. Aku hanya sebentar kok. " Mark berusaha melepas genggaman Haechan di baju nya ia tidak ingin menatap mata bulat yang pastinya menyiratkan kesedihan saat ini, bagaimana pun juga keluarga Mark belum tau sama sekali tentang Haechan yang ternyata hybrid.

" Hiks... Malk mau meninggalkan Haechan... Hiks sendirian?... Hiks... Jangan pergi!. " Mark berbalik menatap Haechan yang menahan dirinya dengan mata berlinang air mata.

" Jangan menangis!, aku tidak akan meninggalkan mu sendirian. Aku hanya pergi sebentar untuk mengambil makanan mu. " Mark menangkup wajah dengan deraian air mata itu lalu mengusap cairan bening dari pipi dan bawah mata Haechan.

" Ikut.... " Rengek Haechan.

" Haechan jelek kalau menangis!. " Ejek Mark sambil tertawa kecil, ia mengusap rambut Haechan supaya mata bulatnya tidak tertutupi anak rambut.

HYBRID [ MARKHYUCK ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang