||~~~~~🦋 TRANSMIGRASI🦋~~~~~||
Skipp pulang sekolah...
Vio dan teman-temannya kini sedang berjalan dikoridor sekolah. "Lo pulang sama siapa?" Tanya Nissa pada Vio.
Vio menatap kedepan seraya mengunyah permen karet. "Sendiri lah, masa sama doi," jawabnya dengan santai.
"Vi, lo nggak ngerasa gimana gitu apa? Si nenek gayung sama Alva," tutur Kia.
"Bodo amat, cowok mah banyak, bukan dia aja."
"Bener-bener dah lo, nggak ngerti lagi gue," timpal Delia.
"Ya udah, nggak usah ngertiin," mereka menatap Vio dengan malas, mengapa ia menjadi lebih santai kali ini seakan dihatinya tak ada rasa sakit.
"Lo mau nebeng nggak?" Tanya Dio pada Vio.
"Kagak dah gue naek angkot aja," tolak Vio, ia masih menatap kedepan.
"Ada yang gratis malah naek yang berbayar," sahut Glen.
"Masbod," balas Vio, mereka berjalan keparkiran, namun lain hal dengan Vio dia malah berjalan menuju gerbang sekolah.
"Masbod apaan?" Tanya Glen.
Vio berdecak malas. "Masa bodo." Ia meninggalkan mereka tanpa pamit.
"Lah mau kemana lo?" Teriak Kia.
Vio kemudian berbalik. "Ya mau pulanglah gimana sih," jawab Vio disertai dengan teriakan.
"Beneran nggak mau nebeng sama kita?" Tanya Yosep sekali lagi.
"Kagak Sep, nanti aja, gue duluan," tolak Vio, ia melangkah menuju gerbang sekolah.
"Ya udah hati-hati entar di culik om-om," kata Kia, memang pada dasarnya gadis itu keras kepala.
"Nggak apa-apa kalo om-omnya kayak Lee Minho," teriak Vio.
"Yang ada kek Lee Minus."
"Auh ah gelap, gue pergi," Vio kemudian melanjutkan langkahnya berjalan keluar gerbang, namun sebelum itu ia menyapa satpam terlebih dahulu.
"Pagi pak Yono," sapa Vio dengan senyum manisnya yang tercetak dibibir mungilnya.
"Udah sore neng," sahut pak Yono membenarkan.
"Ehehehe canda pagi," cengir Vio, Pak Yono hanya menggeleng kepala melihat kelakuan Vio, Vio berjalan di trotoar, ia mendekat ke halte.
Brummmm....
Brummmmm...Deru motor mengalihkan pandangan Vio, itu adalah motor Alva, motornya melaju melewati Vio, dibelakangnya ada Denia, Denia membuka kaca helmnya lalu menjulurkan lidahnya, ia menatap kearah Vio lalu berbalik kedepan, Vio yang melihat itu menjadi geram, ia mengambil botol bekas minuman dan mengambil ancang-ancang untuk melempari Denia.
"Kena, mampus lo," Vio dengan kuat melemparkan botol itu dan.
Bukkk... Botol plastik itu terkena tepat dipunggung Denia, Denia sontak saja kembali berbalik menatap Vio, Vio dengan lancangnya mengacungkan kedua jari tengahnya.
"FUCK YOU, GUE SUMPAIN LO BERDUA JATOH," Vio kemudian berlari berlawanan arah dengan mereka.
"AWAS LO YA," teriak Denia, Alva yang melihat kelakuan mereka, sedikit tersenyum dibalik helm.
Vio berlari tak tentu arah, ia terkekeh sendiri. "Mampus lo, bagos juga ngerjain si nenek gayung," Vio berhenti sejenak dipinggir jalan ia menatap kejalan raya, mengapa sepi, bahkan angkot tidak ada satupun yang lewat.
Bughhhh...
Bughhh..."Mati lo bangsat," Vio mengenyit ketika mendengar suara gaduh, karna rasa penasaran yang tinggi ia kemudian berjalan mendekati asal suara itu.
Bughhhh..
Bughhhh..."Ini buat elo yang udah ngeroyok Kenan," Vio bisa melihat seorang beberapa orang murid sedang adu jotos.
"Wah ada apa ini rame-rame," Vio mendudukan dirinya dikursi yang tak jauh dari posisi para laki-laki itu.
Bughhh...
Bughhh...."Nah pukul palanya!" Seru Vio seraya mengepalkan kedua tangannya.
Bughhh....
"Adohh sakit pasti burungnya," ringis Vio ketika melihat salah satu siswa, memegang asetnya karena ditendang oleh lawannya.
Beberapa menit berlalu, Vio akhirnya bosan karena dari kedua kubu tak ada yang mau mengalah. "WOI NIAT BAKU HANTAM NGGAK SIH," teriakan Vio membuat mereka berhenti, bahkan siswa yang sedang mencek lawannya juga ikut berhenti, mereka menoleh kearah Vio.
"Lah malah ngeliatin gue, ayok atuh lanjutin, nggak seru kalo nggak ada yang tumbang," sahut Vio.
"Siapa lo?" teriak siswa berkaos hitam, dengan celana abu-abu.
"Gua siapa ya?" Vio berfikir sembari memegang dagunya.
"Mending lo pulang, nggak baek cewe cantik kayak elo keliaran," sahut salah satu diantara mereka.
"Gue mau nontonin kalian, gimana dong," ucap Vio.
"Pulang nggak, pulang," seorang siswa berbandana menghampirinya dan menyeretnya menjauh.
"Nggak mau, gue mau nonton," ucap Vio seraya menahan dirinya agar tidak diseret.
"Mending lo pulang nonton Boboiboy," decak siswa itu, ia masih menyeret Vio.
Gruuuuuu...Gruuuuu... Bunyi itu membuat siswa itu berhenti, ia menatap kearah Vio.
"Hehehe laper," cengir Vio saat ikut menatap kearah siswa didepannya itu.
"Ya udah sono pulang lo."
"Emm, nggak mau traktir gue apa," kini Vio berbalik memegang lengan siswa itu.
"Eee apaan ini, nggak ada duit."
Vio melepaskan pegangannya, ia merubah raut wajahnya menjadi sedih. "Hikss, laper Vio nggak ada uang."
Melihat Vio seperti itu semua yang ada disana kemudian menatap Vio dengan malas. "Ya udah kita makan," tutur siswa itu.
"Lah woi ini lagi bertumbuk kita," teriak seorang siswa tak terima.
"Nggak ada yang boleh pergi dari sini," ujar salah satu siswa.
"Ini ada masalah apa sih?" Tanya Vio.
"Lo mending pergi deh cantik, ini rahasia illahi."
"Kalian laper nggak?" Tanya Vio.
"Ya laper lah," jawab mereka.
"Ya udah kita makan bareng-bareng aja," usul Vio.
"Lo nggak takut apa, kita semua cowo loh, lo sendiri cewe disini," ujar siswa yang berada disampingnya.
"Kenapa gue harus takut, macem-macem ama gue, gue tebas pala lo semua."
Vio menatap mereka. "Makan dulu yuk, entar masalahnya diselesaiin, gue bantuin dah bertumbuk," lanjut Vio.
"Ya udah deh gue laper," mereka akhirnya menyetujui usulan Vio, entah mengapa dengan mudahnya Vio melerai pertikaian mereka.
||~~~~~~~=====🦋🦋======~~~~~~~||
KAMU SEDANG MEMBACA
NEW LIFE TIANA or FELICIA ✓
ActionNgakak sampe ngik ngokk!!! Ceritanya hanya sebagai penghibur. Mengandung konsep diluar Nurul dan tak habis pikri. Bagaimana jadinya jika Felicia si gadis galak dan bar-bar bertransmigrasi kedalam tubuh seorang gadis bernama Tiana. Mampukah gadis itu...