Raveena mematikan keran air dan mengelap tangannya dengan kain yang menggantung di sebelah wadah sabun.
"Dih dih, pura-pura ga denger dia Jess. Sombong banget ya, padahal baru anak kemaren haha.", balas Anna.
Jangan salah, Raveena dengar sekali dengan jelas, dan Raveena tahu betul toilet itu tadinya kosong. Jadi Raveena tahu, yang mereka maksud adalah dirinya.
Raveena hanya berpikir, apa tujuan mereka melakukan ini? Apa hanya karena tragedi kursi kantin mereka sampai melebih-lebihkan seperti ini?
"Heh, lo punya kuping ga si?", teriak Jessica.
Rasanya malas sekali meladeni kakak kelas yang tidak tahu tujuannya apa. Akhirnya Raveena melewati mereka cuek—walaupun sebenarnya ia juga takut—tapi sayangnya, tangannya dicegat oleh Jessica.
Raveena menghela nafas panjang, "Kenapa si kak? Kakak masih dendam sama aku gara-gara kejadian kantin? Maaf. Udah ya, aku mau pergi du-"
Remasan tangan Jessica semakin keras, "Kak, sakit ih, lepasin."
"Jauhin Devan."
Raveena menatap Jessica sambil mengangkat salah satu alisnya, "Cuma gara-gara ini doang? Lagian gue juga ga minat sama bekas lo, udah ya lepasin gue mau ke kantin."
Raveena mulai kehilangan respect nya, jadi ia tidak peduli kalau kata-katanya sudah mulai tidak sopan.
"Ini doang kata lo? Keknya lo udah kebiasaan ngeganjen ya sama cowo orang? Haha.", balas Jessica.
Raveena sudah mulai lelah dengan drama ini, "Lagian lo siapa? Udah jadi mantan ae ngatur-ngatur. Kenapa? Nyesel ya mutusin Devan? Lagian sampe lo berlutut pun, gue yakin Devan ga bakal mau balik sama lo."
Raveena menebas tangan Jessica sekuat mungkin kemudian meninggalkan mereka bertiga di toilet.
Jessica semakin geram melihat tingkah laku Raveena.
"Buset Jess tampang lo, santai aja kali. Toh yang dia bilang juga bener. Salah lo sendiri dulu nyakitin si Dev-"
"Shut the fuck up, Karol. Gue ga butuh pendapat lo.", Jessica pergi meninggalkan Anna dan Karol berdua di toilet.
"Lo gila ya Rol? Lo bela si adek kelas itu? She's not even our friend?", ujar Anna.
"Ga gitu, Anna. Gue paham mungkin Jessy nyesel. Tapi yang diucapin adkel itu juga ga salah. Toh mereka sekarang juga udah putus. Jadi mau Devan deket sama sapapun, Jessy gada hak untuk ngelarang lagi kan?"
"Oke, fine, mungkin sekarang si Jessy masih ngelabrak doang. Kalo besok-besok dia ngelakuin yang lebih parah gimana? Lo liat sendiri tadi muka Jessy usah ga enak ba-"
"Gue ga nyangka lo ternyata ga setia kawan ya, Rol.", Anna kemudian pergi menyusul Jessica.
Karol menepuk jidatnya, "Hah, bisa gila gue."
•••
Mandy mulai bosan menunggu Raveena. Sudah 15 menit berlalu, tapi Raveena tidak kunjung datang. Apa yang sahabatnya lakukan di toilet?
Setelah melihat ke sana ke mari, Mandy melihat Raveena datang dengan wajah kusut, "Akhirnya ni anak dateng juga. Heh lo abis boker ya? Lama banget anjir.", ujar Mandy sambil menyodorkan milo titipan Raveena.
Raveena mengambil milo dari tangan Mandy agak kasar, Mandy sedikit terkejut dengan itu.
"Iya, sama-sama.", sindir Mandy, Raveena bahkan tidak mengucapkan terima kasih padahal Mandy sudah membelikan titipannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana
Romansa(n) ren·ja·na ; rasa hati yang kuat (rindu, cinta kasih, dan sebagainya) Devan, akhirnya keluar dari trauma akan kisah cintanya di masa lalu. Begitu juga dengan Raveena. Mereka saling mencintai, tetapi ada suatu hal yang benar-benar tidak mengizinka...