Chapter 4

610 115 21
                                    

Jangan lupa vote dulu dan perbanyak komentar ya.. thank you

Warning GXG!
______

Terlihat seorang gadis berpakaian kemeja putih lengan panjang dan celana jeans warna hitam, dengan aksesoris jam tangan merk Rolex yang mahalnya masyaallah. Siapa lagi kalau bukan Amirah Fatin Yasin yang kekayaannya tujuh turunan sampe tujuh tanjakan nggak habis-habis.

“Mbak Atin, lihat ponsel lama punya Mira nggak? Mira lagi butuh banget nih.” Tanya gadis itu yang terlihat sangat menginginkan ponsel itu.

“Waduh, kurang tau deh. Saya mah mana tau ponsel lama Mbak Mira, coba tanya sama nyonya aja, Non.” Jawab Mbak Atin sambil ngelapin meja makan.

Mira tak menjawab gadis itu langsung berlari menuju kamar bundanya untuk menanyakan ponsel lama miliknya.

“Bun—ups Mira nggak lihat kok, tenang aja.” ucap Mira yang kembali menutup pintu kamar bundanya.

Matanya telah ternodai oleh adegan kiss kiss antara bunda dan ayahnya. Ck! Lagian Mira bingung gitu, kalo mau kiss kiss gitu kenapa nggak dikunci coba pintunya? Untung yang lihat cuma Mira, coba yang lihat Olla, Flora, Lulu, Adel, Ara, Mbak Atin dan masih banyak lainnya.

“Ada apa, Mir?” Tanya Anin yang sudah keluar dari kamarnya dengan wajah memerah.

“Lihat ponsel lama Mira nggak? Mira lagi butuh ponsel itu sekarang.” Tanya Mira mengenai ponsel jadulnya.

Anin berpikir sejenak untuk mengingat kira-kira ia simpan dimana ponsel lama anaknya ini.

“Ada di dalem kamar bunda, ayok masuk.” Mira tersenyum lebar mendengarnya dan langsung ikut masuk ke kamar bundanya itu.

Matanya tak sengaja melihat ayahnya yang baru saja selesai mandi. Padahal kedua orangtuanya cuma kiss kiss doang nggak sampe itu-ituan, mengapa ayahnya malah mandi? Pikir Mira.

“Ini kan ponsel lama kamu? Di cas dulu, soalnya lowbat.” Mira mengangguk mengambil ponselnya.

“Makasih, Bunda.” ucapnya diakhiri mencium singkat pipi bundanya.

“Bunda, lain kali kalo mau kiss kiss jangan lupa dikunci pintunya.” Ujar Mira dari balik tembok.

Dahi Anin mengerut lalu tertawa saat tau maksud dari perkataan anaknya sendiri, “Bener bener tuh anak.”

Boby menatap bingung istrinya yang tertawa sendiri, “Kiss kiss emangnya apaan, Nin? Permen?”

“Kiss kiss tuh ini.” Anin langsung mencium cepat bibir Boby lalu kabur untuk menyiapkan sarapan pagi.

°•°•°•°

Sekarang Mira lagi belanja bulanan buat dirumah karna disuruh bukan inisiatif sendiri, dia nggak sendiri kok akan selalu ada Ara yang menemaninya seperti bodyguard pribadi.

“Telur udah, roti udah, daging ayam udah, pembalut ud—heh pembalut!? Mau di makan juga kah?” Gumam Ara yang bingung kenapa bisa ada pembalut nyelip.

“Gue denger loh, kebanyakan ngomong tinggal ambil aja.” ucap Mira dibelakang tubuh gadis berdarah sunda sembari mendorong troli.

Mereka belanja tidak lama karna memang keperluan bulanan hanya sedikit jadi tak membuang banyak waktu.

“Mir, makan dulu yuk? Gue laper banget nih.” Ajak Ara.

Mira menutup pintu bagasi lalu mengangguk setuju, hitung-hitung sebagai tanda terimakasih sebab gadis ini mau menemaninya berbelanja.

REMBULAN - CHIMI [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang