Chapter 8

533 118 31
                                    

JANGAN LUPA VOTENYA YA...

Warning GXG!
______

Aya dan Pucho masih menunggu kondisi Mira yang ada di dalam ruang UGD, bahkan dokter pun masih belum keluar hampir 45 menit lamanya.

“Keluarga pasien Amirah?” Tanya dokter yang baru saja keluar dari ruang UGD.

“Ibu sama bapak keluarga dari pasien Amirah?” Aya dan Pucho menggeleng.

“Kita nggak punya anak namanya Amirah, anak kita namanya Chika.” Jawab Aya yang dianggukin oleh Pucho.

Dokter menatap bingung kearah suami-istri ini, “Loh, terus ibu sama bapak ngapain disini?”

Aya dan Pucho saling bertatapan sampai mereka mengingat sesuatu.

“ASTAGA LUPA! Dok, gimana keadaan Mira? Dia baek-baek aje kan? Tadi dia megang-megang dadanya mulu? Dia kagak kena stroke kan?” Tanya Aya dan Pucho bertubi-tubi.

Dokternya yang mendengar Aya dan Pucho tak berhenti bertanya memilih untuk pingsan di depan ruang UGD.

Kini Aya dan Pucho sedang berada di dalam ruang UGD menatap Mira yang masih terbaring dengan selang oksigen. Keduanya diam memandangi wajah Mira ada rasa sesak dalam hati mereka saat mengetahui bahwa Mira memiliki riwayat sakit Jantung.

“Mira memiliki riwayat sakit jantung koroner. Dimana pembuluh darahnya mengalami penyumbatan dan untuk sembuh itu harus di operasi.”

Tanpa sadar air mata Aya mengalir. Sekarang ia paham mengapa Mira pergi tanpa kabar dua tahun lalu, itu semua karena ini.

“Ay, udah ya, jangan nangis terus.” ucap Pucho yang menenangkan istrinya.

Aya menghapus air matanya kala melihat Mira sudah sadar dan membuka matanya perlahan.

“Gimana, Mir? Masih sakit? Kalo masih biar tante panggil dokter.” Tanya Aya menutupi kesedihannya.

Mira menggeleng lalu tersenyum tipis, “Udah lumayan kok. Makasih ya Om, Tante. Maaf juga nggak jujur dari awal.”

“Gapapa. Nggak semua orang harus tau soal kondisi kamu, sesekali kamu memang harus merahasiakan hal ini kan? Terutama ke kami–yang bukan orang tua kandung kamu. Jaga kesehatan terus ya cantik..” ucap Pucho diakhiri mengusap pipi Mira.

“Om, Tante. Janji ya sama Mira untuk jangan kasih tau hal ini ke Chika.. aku–enggak tega kalau seandainya dia tau soal kondisiku ini.” Pucho dan Aya saling menatap satu sama lain hingga akhirnya mengangguk nurut.

“Kamu juga harus janji sama kita. Kamu harus sembuh dan janji bakal ajak tante jalan-jalan ke Singapura, seperti janji kamu tempo dulu yang masih tante inget.”

Mira tidak menjawab. Tidak menggeleng ataupun mengangguk. Entah apa artinya gadis itu benar-benar diam tanpa suara.

°•°•°•°

Kepulangan Mira dari rumah sakit membuat heboh satu rumah bahkan teman-temannya juga ikut heboh terutama Ara. Gadis berdarah sunda itu langsung memeluk Mira erat-erat saking khawatirnya.

“Mana yang sakit, Mir? Kepala lo masih utuh kok, tangan lo juga nggak ada yang lecet, kaki lo masih kuat berdiri. Cepat bilang sama gue mana yang sakit?!”

Orang-orang disana tersenyum gemas melihat Ara yang begitu perhatian pada Mira, bahkan gadis itu tak henti-hentinya bertanya sesekali memeriksa tangan dan kaki Mira apakah ada luka atau tidak.

Mira yang muak melihat tingkah Ara langsung meraup wajah gadis itu dengan tangannya lalu mendorong menjauh darinya.

“Gue gapapa, dek. Bawel banget sih!” ucap Mira ketus.

REMBULAN - CHIMI [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang