Chapter 16 | END

814 117 41
                                    

Warning GXG!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
JANGAN LUPA DI VOTE..
PART TERAKHIR, TAPI NANTI ADA EPILOGNYA..

MAAF KALAU BANYAK TYPO

MUSIC ON PLAY : BELUM SIAP KEHILANGAN - STEVAN PASARIBU
________

Ditempat yang cukup sunyi, tenang bahkan terlihat begitu menyejukkan dengan nuansa serba putih. Seorang gadis sedang berdiri sembari tak berhenti melihat-lihat sekitarnya yang begitu sangat sepi.

“Mira..”

Sang pemilik nama hanya menatap bingung, “Tante Shania? Ini beneran Tante Shania?”

Wanita paruh baya itu mengangguk tersenyum kepada Mira, hingga memperlihatkan lesung pipinya yang mirip dengan ayahnya yang sama-sama memiliki lesung pipi.

“Jadi bener kamu Mira anaknya Anin sama Boby?” Tanya Shania yang di anggukin oleh Mira.

Shania tersenyum mengelus pipi kiri Mira begitu lembut, wanita ini sudah benar-benar menganggap Mira sepertinya anak kandungnya juga. Shania tidak membenci siapapun disini, ini hanya salah hati. Setiap orang tidak akan ada yang tahu isi hati seseorang lain, seperti dirinya yang tidak mengetahui isi hati Boby yang lebih memilih Anin, dan rela menjadi yang kedua.

“Gimana kabar Ara disana? Apa dia udah memaafkan ayahnya?” Tanya Shania yang menanyakan tentang anak kandungnya yaitu Ara.

“Ara baik kok. Kalo itu aku nggak tau, kemarin dia cuma bilang kalau dia masih belum bisa maafin ayah dan enggak akan mau maafin ayah.” Jawab Mira membuat Shania termenung sejenak.

“Semoga dia mau maafin kesalahan ayah, karena aku tau pasti ini cuma kesalahpahaman doang.” Lirih Mira yang Shania mengaminkan juga.

“Aku boleh ikut, Tante Shania? Aku mau nemenin Tante disini.”

Shania tersenyum, “Kalo kamu disini buat nemenin Tante, gimana sama bunda, ayah dan yang lain?”

Mira memejamkan matanya lalu menggeleng pelan, “Entahlah. Aku kayaknya udah nyaman disini. Disini tempatnya sejuk, udaranya juga enak, rasanya tentram banget disini.”

“Boleh kan, aku temenin Tante Shania disini? Kita ngobrol-ngobrol seru sambil nikmati udara sejuk, terus kita ketawa-ketawa bareng deh.” ucap Mira membuka matanya dan menatap Shania yang tersenyum kepadanya.

Shania mengangguk, “Boleh. Ayok ikut Tante kesana.” Mira mengangguk menurut dan berjalan saling menggenggam tangan menjauh hingga keduanya tidak terlihat.

Sekarang dia udah bahagia disana. Sudah mendapatkan tempat yang nyaman, menyejukkan, indah dan tentram. Ada teman yang menemaninya selama di surga sana.

Bertepatan dengan perginya Mira bersama Shania membuat semua orang yang ada di dalam ruangan menunduk pasrah.

“Dokter Oniel. Maaf, kita gagal menyelamatkan nyawanya.”

Tubuh Oniel merosot ke bawah untung saja ditahan oleh beberapa dokter disana, gadis yang menjabat sebagai dokter pribadi Mira sedang menangis histeris karena gagal menyelamatkan nyawa pasiennya sendiri.

“Kenapa, Mir? Kenapa kamu nggak mau berusaha bertahan? Seharusnya sedikit lagi aku bisa buat kamu bertahan lebih keras lagi.” Batin Oniel.

°•°•°•°

Chika—gadis ini baru terbangun dari pingsannya ketika mendengar kabar tentang Mira sewaktu di rumah sakit. Chika sedang berada di rumah Mira yang kebetulan orang-orang disana sedang ngelayat.

REMBULAN - CHIMI [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang