JANGAN LUPA VOTENYA YA KAWAND..
.
.
.
.
.
.
.
.
.Sepertinya saya butuh suasana pedesaan deh. Yang ada Mall, Bioskop, Indomaret, Flyover, Tol. Soalnya saya mau jualan kurma disana..
Warning GXG!
______Chika sedari tadi tak berhenti mengomel saat menghubungi Mira yang tak kunjung membalas chat-nya ataupun mengangkat telponnya.
"Nomor yang Anda tuju tidak aktif, mohon untuk menunggu beberapa saat.”
Chika berdecak kesal, meremas ponselnya sendiri karena saking kesalnya dengan Mira. Chika tidak hanya kesal gadis itu tidak mengangkat telponnya, dia juga kesal karena Mira mengingkari janjinya yang akan menemani jalan-jalan.
"Kamu kemana sih, kak? Susah banget dihubungi, apa susahnya tinggal angkat telponnya? CK!" Misuhnya.
Ini sudah seminggu lebih Mira tidak ada kabar apapun, sepertinya sudah menjadi kebiasaan Mira yang pergi tanpa mengatakan apapun. Pertama, saat tau-tau pergi ke Singapura lalu sekarang semingguan ini tidak ada kabar juga.
"Kayaknya aku ke rumahnya aja deh, siapa tau dia sakit atau ada apa gitu. Bener juga, yaudah deh." Gumamnya yang menyambar tas selempangnya lalu turun ke bawah dan memesan taksi online.
Sedangkan sang pelaku yang sedang Chika tunggu-tunggu sedang tertidur pulas di kamarnya sendiri, dengan alat medis yang menempel ditubuhnya.
Seminggu lebih ini Mira mengalami drop parah yang membuat gadis ini harus dirawat di rumah saja, karena ini juga termasuk keinginan Mira yang tidak ingin ada orang lain melihatnya.
Mira harus mampu berbaring di atas tempat tidurnya sesekali mengobrol dengan bunda, ayah atau bahkan Ara serta temannya yang lain. Tidak ada ponsel, laptop, PS, ataupun teknologi lainnya. Ayahnya benar-benar full menyuruh Mira untuk istirahat total selama seminggu ini, bahkan ini menjadi alasan mengapa Mira tidak menghubungi Chika atau mengetahui bahwa Chika menelponnya.
Tok! Tok! Tok!
Tidur Mira harus terganggu akibat ketukan pintu yang entah siapa yang mengetuknya. Hari ini rumahnya cukup sepi, hanya ada dirinya dan Mbak Atin sebab kedua orangtuanya sedang ada di rumah sakit bersama Dokter Oniel.
"Buka aja, nggak di kunci!" ucapnya sedikit berteriak.
"Non Amir, ada tamu dibawah pingin ketemu sama kamu." ucap Mbak Atin sembari membungkuk sopan kepada anak majikannya ini.
"Siapa namanya?" Tanyanya.
"Kalo se-ingat saya namanya Chika." Jawab Mbak Atin.
"Oh Chika. EH, CHIKA!?" Jelas Mira terkejut, bagaimana gadis bermata cokelat ini tahu dirinya ada di rumah.
Bisa gawat jika Chika melihat dirinya yang begitu sangat kacau dengan semua alat medis ini.
"Bilang sama dia, saya bakal turun ke bawah." Perintah Mira yang di anggukin ole Katrina.
Mira langsung buru-buru mencabut semua alat medis dari tubuhnya itu merapihkan semuanya, tak lupa mencuci muka dan memakai lip tin agar wajah tak terlihat pucat di depan Chika.
"Oke, lo cukup rileks dari sekarang dan jangan gugup. Hahh.. Bismillahirrahmanirrahim." Monolognya sembari berjalan turun dari kamarnya ke bawah yang benar saja ada Chika disana.
"H-hai, Chika." Sapanya gugup. Tidak gugup, hanya gemetaran saja.
Mira terkejut serta mematung kala Chika langsung menubruk tubuhnya dan memeluknya dengan sangat erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
REMBULAN - CHIMI [END]✓
Fiksi RemajaAmirah Fatin. Gadis ini terpaksa memutuskan sesuatu yang tak seharusnya ia lakukan demi keberlangsungan hidupnya. Karena suatu dan lain hal, ia tak bisa memberitahu Chika seseorang yang sangat ia cintai, tapi justru itu awal dari hancurnya kedekatan...