Chapter 5

606 116 26
                                    

Jangan lupa di vote dulu ya..
Part kali ini lebih panjang krena tembus 2000+ word. MAKANYA VOTE BURU!

Warning GXG!
______

Chika POV

Aku rindu kamu, rindu sungguh sangat rindu.

Aku rindu menenggelamkan tangisku pada pundakmu. Melepaskan sesakku pada pelukanmu. Hingga aku terpejam dalam belaianmu.

Aku rindu membisikkan kata cinta di telingamu. Menghembuskan nafas rindu tak bertepi. Dan kamu, akan meredakan rinduku dengan sebuah pelukan.

Aku rindu, dan kerinduanku kini tak membuatku bahagia. Rinduku kini hanya membuatku sesak, seperti mencekik. Aku kehabisan nafasku, aku hampir mati menahan rindu. Terdengar lebay tapi percayalah aku sangat merindukanmu.

Semakin mata terpejam semakin nyata bayangmu di pelupuk mata, dan saat ku membuka mata itu semua hilang.

Aku benci menangis, jika rinduku tak tertahan lagi. Aku benci pada air mata yang tak kuasa aku simpan sendiri. Aku benci, jika rinduku tak kunjung berakhir.

Sejak pertemuan ketidaksengajaan kemarin dengannya, aku terus merasa gelisah dan bertanya-tanya.

Kenapa? Kenapa baru sekarang kamu kembali hadir, disaat aku udah mau mencoba membuka hati untuk orang lain?

Kenapa harus kembali lagi? Aku udah setengah mati buat melupakan semua yang berhubungan sama kamu, termasuk kedekatan kita. Kamu buat aku berada di ambang kebimbangan dalam memutuskan pilihan.

Aku harus bagaimana sekarang?

°•°•°•°

Author POV

Di depan sebuah rumah cukup megah seorang gadis sedang berdiri menatap rumah tersebut lamat-lamat. Hingga suara Security dirumah tersebut terdengar jelas di telinganya.

“Non, Mira? Ini teh beneran Amirah Fatin?”

Mira tersenyum tipis, gadis ini masih ingat betul laki-laki paruh baya dihadapannya ini. Danang Security disana. Mira tak menyangka bahwa Pak Danang masih begitu mengenalinya setelah ia pergi dua tahun ini.

“Apa kabar, Non? Ibu sama bapak kabarnya gimana disana?” Tanya Pak Danang yang begitu antusias melihat Mira.

“Alhamdulillah sehat semua, Mira juga sehat kok. Pak Danang juga gimana kabarnya? Istri bapak gimana? Cewek atau cowok nih hahaha.” Ah, terakhir kali mengobrol dengan laki-laki tua ini sudah sangat lama, itu pun saat Pak Danang begitu antusias bercerita tentang istrinya yang hamil.

“Sehat, Non. Alhamdulillah istri saya udah lahir, anak kami perempuan namanya Dina.” Balas Pak Danang membuat Mira tersenyum bahagia.

“Mau masuk, Non? Ada Ibu Aya di dalam kok, ada Bapak Pucho juga seminggu yang lalu pulang dari luar kota.”

Mira ragu. Bukan ragu karna akan diusir oleh Aya dan Pucho lebih tepatnya anak sulung mereka. Mira tau dia bersalah atas semua yang terjadi selama dua tahun belakangan ini, Mira hanya–belum sanggup berhadapan dengan Chika yang ujung-ujungnya gadis itu akan menjaga jarak seperti kemarin.

Eum, boleh deh, Pak.” Jawabnya sambil menghela nafas panjang.

Saat menginjakkan kakinya ke dalam rumah milik keluarga Pradipta membuat Mira menahan nafas saking gugupnya, padahal ini bukan acara lamaran tapi gadis ini sudah begitu sangat tegang dan gugup.

“KAK MIRAAA!!”

Mira hampir kehilangan keseimbangan karena pelukan secara tiba-tiba dari Christy. Anak bungsu kesayangan dikeluarga ini yang cerewetnya sebelas dua belas sama maminya. Gadis bermuka cengo ini begitu sangat senang dengan keberadaan Mira yang ada disana.

REMBULAN - CHIMI [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang