BANGUN TIDUR

8.6K 644 77
                                    

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°'

mereka bertiga terbangun, yang lebih dulu adalah Jaemin. tapi ia sibuk memandang Renjun yang tertidur dengan tengkurap. katanya nyaman, habis dimasuki, lebih nyaman tidur dengan gaya seperti itu.

"lubangmu harus dilatih agar bisa menampung dua penis. aku mencintaimu dan lubangmu." Jaemin berkata pada angin. mengelus pinggang Renjun dibalik selimut.

"memang, lubangnya sangat nikmat." Jeno masih menutup matanya, tapi dia membalas perkataan Jaemin.

Jeno membuka matanya perlahan, memeluk Renjun dan menciumi bibir Renjun berkali-kali hingga anak itu terusik. dengan tangannya ia mendorong bahu Jeno agar menjauh darinya. tapi Jeno yang tidak ingin kalah, ia mengelus pinggang Renjun dan menciumi punggung Renjun dengan satu tangannya yang tertekuk menahan berat tubuhnya.

Renjun membuka matanya, menatap Jeno dengan ekspresi kesal. "jangan cium-cium!"

"pantat Renjun sudah tidak lengket.. Jaemin bersihkan?" perkataan setelah semalaman melakukan sex memang wajar jika begini. Jaemin mengangguk.

"kak Jen.." Renjun bergerak kearah Jeno, menumpukan kepalanya, lalu memejamkan matanya.

"Renjun.. sudah pagi." dengan jari-jari Jeno yang menggelitik melingkari punggung Renjun. perkataan Jeno memang ingin membangunkan, tapi tangannya membuat Renjun nyaman dan hampir ketiduran.

"bisakah Renjun tetap disini dan tidur? lubang Renjun ngilu.." dan perih. ya mau bagaimana lagi? resikonya begini. mempunyai dua orang kekasih dengan penis berukuran melebihi milik Renjun sendiri.

"masih sakit?" Renjun mengangguk di perpotongan leher Jeno. dengan satu tangannya menepuk pinggangnya, "pegal juga?" yang dibalas deheman oleh Renjun.

Renjun tersadar sesuatu, lalu berbisik pada Jeno, "ice cream.. jangan lupa.."

"aku tidak pernah lupa keinginanmu."

"yang banyak.. ingat?" suara lirih dari Renjun terdengar. matanya sudah susah untuk terbuka, napasnya juga sangat teratur.

"aku tidak pikun, sayang. kegiatan kita tadi malam pun masih aku ingat." Jeno menciumi telinga Renjun. daripada mengeluh, anak ini lebih banyak meminta ice cream.

"Jaemin.." Renjun menolehkan kepalanya kearah Jaemin. melihat Jaemin sebentar.

"pijat pinggang, Renjun.." Renjun menepuk tepuk pinggangnya memberitahu Jaemin dimana bagian yang pegal dan sakit.

Jaemin mendekat, mengelus pinggang Renjun lalu memijatnya. "maaf."

"hm?" Renjun terlihat menyamankan tidurnya. menjawab seadanya.

"maaf karena membuatmu keenakan dan mendesah terus menerus tadi malam." Jaemin tersenyum cerah, suara yang ia keluarkan seperti bukan permintaan maaf sesungguhnya.

"Renjun suka."

"kalau suka mau melakukannya lagi?"

"tidak sekarang. memang enak awalnya, paginya lubang Renjun tidak enak."

"aku sudah bersihkan."

"itu loh... ngilu, perih.." menurut Renjun, sekarang Jaemin suka sekali berdebat dengannya. sesekali juga tidak ingin mengalah.

Renjun menyampirkan tangannya pada dada Jeno. "kak Jeno sebelum tidur, mandi?" Renjun menghirup wangi badan Jeno. wangi tubuhnya mirip sekali sabun yang sering Jeno pakai. segar.

"sekalian membersihkanmu tadi, aku mandi." Renjun balas mengangguk. mengeluskan pipinya pada dada Jeno.

"Renjun tadi bermimpi.."

HE'S OURS - NORENMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang