INGIN KEMBALI

7.3K 608 83
                                    

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Jaehyun, Yuta dan Wendy berada di rumah Jeno sekarang. rumah yang diberikan Jaehyun pada Jeno. mereka bertiga berkumpul, duduk di sofa panjang ruang tamu berhadapan dengan Jeno, Renjun dan Jaemin.

tidak ada percakapan, tapi suasana agak menegangkan. sangat serius. terkecuali satu orang yang sibuk memakan ice creamnya. sebenarnya keheningan ini salah satu penyebabnya adalah karena mereka semua memperhatikan Renjun yang sedang memakan ice creamnya.

"Jaemin.. sepertinya ayah akan mengangkat Renjun menjadi anak saja daripada menyetujui hubungan kalian." Yuta berceletuk pelan masih dengan tatapan yang tidak terlepas dari Renjun.

"Jeno, ayah tiba-tiba ingin menjodohkanmu dengan seorang wanita, teman bisnis ayah. biarkan Renjun bersama ayah saja." Jaehyun menatap Jeno dengan serius. layaknya tidak ada candaan.

"jangan coba-coba, Jaehyun!" tanpa ada kata 'ayah' Jeno memanggil orang tuanya. cukup lelah menghadapi orang tua yang memiliki kesukaan yang sama dengannya. seseorang yang menggemaskan tanpa di buat-buat, dan itu langka!

"kalian sudah berdua, menambah satu orang tidak masalah, bukan?"

"berbagi dengan Jaemin saja sudah cukup membuatku cemburu setiap saat." timpal Jeno sengit, pandangannya tajam kearah Jaehyun.

"mengapa? takut Renjun berpaling pada ayah?" tanya Jaehyun menantang.

sebelum Jeno ingin menimpali, Wendy memotongnya. "Ren.." Wendy yang diam saja daritadi bersuara. setelah mendengar percakapan ke empat orang ini, ia semakin merasa tidak waras saja. bagaimana bisa Renjun hidup di kelilingi mereka? apa ini nasib sialnya Renjun? tapi anak itu tidak bersikap seperti layaknya mendapat sebuah kesialan.

Renjun mendongak menatap ibunya, "iya, ibu?"

"kemari." Wendy menepuk bagian sofa tepat disebelahnya meminta Renjun untuk duduk disana.

tapi, sebelum Renjun berjalan kearah sana, Jeno sudah memegang lengannya, "tetap disini." dan membuat Renjun duduk dipangkuannya. tidak ada sopan santun sama sekali. Jeno seperti menganggap semua orang adalah ancaman baginya.

"sekarang kamu ingin menjauhkan anak dari ibunya?"

"karena bibi bisa mempengaruhi Renjun."

"kamu menganggapku sebagai ancaman? dan apa itu bibi? sudah melakukan hal itu pada anak saya dan kamu tetap memanggil saya bibi?" Jeno diam sebentar, seperti mencerna ucapan Wendy.

"oh.. itu.. ibu.." Jeno dengan ragu mengucapkannya didepan Wendy.

"biarkan ayah memangku Renjun juga, Jeno." Jaehyun sangat gemas, bagaimana Renjun duduk di paha Jeno dan sibuk mencemili ice creamnya yang tinggal setengah. ia bahkan tidak peduli menjadi bahan perdebatan, ice cream adalah segalanya sepertinya.

"paman, aku diam saja dari tadi. tapi paman cukup membuatku kesal setengah mati." Jaemin ingin sekali menghajarnya jika tidak ingat didepannya ada Wendy dan Renjun. bahkan tangannya sudah mengepal.

"oh? bisa bersuara?" tanya Jaehyun remeh.

"anakku tidak bisu, sialan." Yuta dengan tangan dipahanya dan kening berkerut berkata menghadap Jaehyun tiba-tiba.

dua orang berkecukupan ini memang terkadang tingkahnya kekanakan, dan Jeno maupun Jaemin harus patut bersyukur karena ayah mereka tidak ikut campur dalam hal hubungan mereka ini, seperti bukan masalah besar, karena kedua ayah mereka tidak ada yang benar soal menjalin hubungan.

👥👥👥👥

sudah sejam yang lalu Renjun terus bersama ibunya dan itu membuat dua kekasihnya menatap sengit 'ibu mertua' mereka. bahkan Renjun dan ibunya berencana untuk tidur bersama.

HE'S OURS - NORENMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang