15

26.5K 2.8K 1.4K
                                    

Chenle masih berada dalam posisinya, bodoh. Duduk menunduk di depan pasangan yang baru saja mendeklarasikan tentang hubungan mereka. Menggenggam cup susu pemberian Mi Chan. Mungkin banyak yang bertanya kenapa ia tak langsung pergi disaat ia harus menahan rasa sesaknya? Ia ingin, tapi kakinya terasa sangat lemas saat ini walau hanya untuk beranjak.

"Chenle, kau baik baik saja?" Tanya Mi Chan saat melihat Chenle yang tak lagi menyentuh makanannya.
"Jisung, apa Chenle tak suka pedas? Apa terlalu pedas?"

"Dia suka pedas"

Mi Chan masih terlihat khawatir, ia berdiri dan duduk di sebelah Chenle.
"Apa rasanya aneh?"

"Ya, aneh, sangat aneh. Hambar tak ada rasa" ucap Chenle dengan nada datarnya.

"Benarkah? Mau aku buatkan lagi?"

"Tidak perlu" Chenle mencegah tangan Mi Chan yang sudah berdiri.
"Sepertinya aku sedang tidak enak badan sehingga masakanmu terasa hambar"

"Kau sakit?"

"Ya, sangat sakit"

"Jisung, bisa antar Chenla pulang? aku khawatir padanya" pinta Mi Chan pada Jisung.

"Aku akan mengantarmu" Jisung mencoba meraih tangan Chenle namun ditepis.

"Tidak, tidak perlu, nikmati kencan kalian. Sampai jumpa" Chenle beranjak dari sana pergi meninggalkan sejoli itu.

Chenle bergegas meninggalkan festival sekolahnya, ia tak ingin menangis di acaraya yang seharusnya ceria dan menyenangkan. Mencoba menghubungi Jeno agar bisa mengantarnya pulang, tapi Jeno tak kunjung mengangkat panggilannya.

"Antar aku pulang" Chenle mencegah seseorang yang baru saja keluar dari mobil Mercedez mewah.

"Aku?"

"Ya, wa-walau aku tak mengenalmu tapi aku yakin kau mengenalku. Jadi tolong antar aku pulang"

"Aku bahkan baru saja datang, yang benar saja"

"P-please" Chenle berujar dengan suara yang bergetar.

"He-hey, kau baik baik saja?" Lelaki itu mendekat dan menyentuh bahu Chenle yang bergetar.

Chenle menggelang "mau pulaaaang hks" cicitnya.

Pria itu langsung merengkuh bahu Chenle dan mengajaknya masuk ke mobilnya yang baru saja mati. Tatapan orang orang seakan memutilasinya karena seolah telah membuat Chenle menangis.

"Are you okay?" Tanya pria itu sembari memberikan selembar tissue pada Chenle.

Chenle tidak menjawab dan masih sesenggukan.

"Sepertinya tidak baik baik saja"
"Dimana alamatmu?"

Setelah pria itu menuliskan alamat rumah Chenle pada layar penunjuk arah ia langsung menjalankan mobilnya. Chenle hanya menatap keluar jendela mobil, memikirkan hal bodoh apa saja yang sudah ia lakukan. Tidak ada percakapan apapun di keduanya hingga terdengar suara perut yang sangat keras membuyarkan lamunan Chenle.

"Hey, apa itu?" Tanya Chenle

Yang menimbulkan suara hanya menggaruk tengkuknya malu. Niatnya pergi ke festival untuk menukar kupon makan gratis malah harus mengantar Chenle pulang, jadi tidak salah jika perutnya protes.

"Ingin mencoba Chinese food?" Tawar Chenle.
"Aku yang traktir, sebagai ucapan terimakasih karena sudah mau mengantarku pulang"

Pria itu mengangguk dan mengarahkan mobilmya menuju Chinese food yang di maksud Chenle. Setelah kurang lebih 10 menit perjalanan mereka sudah sampai di Chinese food favorit Chenle.

Duality - Jichen ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang