20. 💐

27.6K 2.4K 548
                                    

"Ayaaah ayolah"

"Tidak Park"

"Ayaaah, hanya malam ini saja"

Ya Jisung sedang membujuk sang ayah untuk meminjamkan mobilnya, ia akan mengajak Chenle makan malam bukan? Tidak mungkin ia menjemput Chenle hanya berjalan kaki.

"Bukankah kau biasanya pergi dengan kendaraan umum?"

"Tapi ini-"

"Kau memiliki kekasih Park? Kau bilang baru saja berakhir dengan Mi Chan, orang bodoh mana yang jatuh cinta pada bajingan sepertimu?" Ujar sang ayah yang masih saja fokus dengan kegiatannya.

"Ayah, aku janji ini yang terakhir sebelum aku memiliki surat ijin mengemudi sendiri" Jisung masih saja memohon pada sang ayah.

"Pulangkan kekasihmu sebelum jam 10, jangan merusaknya Park" ujar sang ayah final.

"bahkan kami sudah melakukan itu lebih dari sekali"

"Baik, aku akan berganti baju dulu" Jisung langsung berlari ke kamarnya.

Ia sudah menyiapkan pakaiannya sedari pagi, celana jeans dengan outer jas hitam dengan rambutnya yang sudah mulai mencoklat membuatnya terlihat seperti young and rich people. Jisung terus menampilkan senyum lebarnya saat melihat pantulan dirinya pada kaca. Perasaan percaya dirinya kembali terkumpul.

Setelah mendapat remot mobil sang ayah Jisung langsung menembus jalanan pukul 6 petang, mempir ke salah satu florist ternama dan membeli bouquet mawar merah muda untuk Chenle nanti. Bukankah ini terlihat sangat romantis? Jisung bersenandung riang selama perjalanan, ia memasuki halaman rumah megah Chenle hampir setengah tujuh malam. Mengambil bouquet di kursi sebelahnya menghirup aroma mawar tersebut sebelum keluar dari mobil sang ayah.

Jisung merapikan kembali pakaianya, menata sedikit rambutnya dan memantapkan langkahnya menuju pintu megah itu. Senyumnya tak luntur sedari tadi, akhirnya ia memiliki waktu untuk menyampaikan maafnya.

"Selamat malam bibi" sapa Jisung pada salah satu pelayan yang membukakan pintu untuknya.

"Oh, nak Jisung, ingin menemui tuan muda? tuan muda sedang di dapur"

"Baik, terimakasih bibi, aku akan ke dapur"

Jisung mengeratkan genggamannya pada bouquet yang ia bawa, perasaan berdebar membuatnya sedikit gugup. Dan menjadikan bouquet itu sebagai sasaran. Namun senyum lebarnya seketika langsung luntur saat melihat pemandangan di depannya. Melihat Chenle yang duduk di pangkuan Sungchan bagaikan koala dangan baju tidur beruang yang ia kenakan. Apa Chenle tak peduli pada janjinya kemarin?

"Oh Jisung, kau datang" sapa Sungchan saat menyadari keberadaan Jisung.
Jisung hanya tersenyum kikuk sebagai jawaban.

"Turunlah anak nakal, Taro sudah menungguku" kesal Sungchan yang mencoba melepas pelukan Chenle.

"Tidak mauuuu"

"Jisung sudah datang, lepas"

"Jisungie?" Cicitnya dan langsung membalikkan tubuhnya menatap kearah yang sama seperti Sungchan.

Jisung kembali meremat bouquet mawarnya saat melihat Chenle yang membalikkan badannya. Bagaimana tidak? dengan wajah Chenle yang terlihat memerah di bagian hidung dan pipinya serta sebuah plester besar di keningnya. Kulitnya yang putih membuatnya terlihat sangat menggemaskan detik itu juga.

"Jisungie :(" cicit Chenle dengan mencebikkan wajahnya.

Jisung mendekat kearahnya meletakkan bouquet mawar itu di meja dan mensejajarkan tubuhnya dengan Chenle.

Duality - Jichen ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang