45 | Nara, where r u?

397 46 5
                                    

"Nara, kamu kemana si?" Ucap Sakha, karena sedari tadi dia sudah mengirim pesan Nara dan juga menelpon nya, tapi dia tak menjawab sama sekali. Padahal mereka sudah memiliki janji tadi, mereka berdua akan pergi jalan jalan malam ini, hanya jalan kaki biasa, karena tangan Sakha masih sakit dan belum bisa membawa motor.

Mine♥

Nara? (6.49PM) |
Kamu dimana? (6.49PM) |
Nara, jadi kan? (6.52PM) |
Hei, kamu kemana? (6.54PM) |
Ra? Kenapa ga jawab chat aku? (6.57PM) |

Sakha juga mencoba menelpon nya, tetapi tak di jawab satu pun oleh Nara.

"Kha?" Panggil Kei saat baru masuk kamarnya.

"Hm?"

"Lagi ngapain? Lu mau keluar ya?" Ucap Kei karena melihat Sakha yang sudah rapi dengan jaketnya.

"Ga ngapa ngapain." Jawab Sakha, dia pun duduk kembali di kasurnya.

"Temenin Kei keluar boleh?"

"Jalan jalan aja, bosen."

"Yauda iya." Sakha mengiyakan karena Nara tak menjawab satu pun panggilan nya. Pikirnya Nara mungkin sedang sibuk.

Sakha pun mengambil jaketnya, begitupun dengan Kei. Dan tentu saja Kei membantu nya, tangan nya masih sakit. Mereka pun turun ke bawah dan tidak lupa meminta izin ayah mereka.

Sakha dan Kei mulai berjalan dari rumah nya menuju taman yang tidak jauh dari sana.

"Lu kenapa?" Tanya Kei karena dia melihat muka Sakha yang cemberut sedari tadi.

"Hah? Gapapa kok." Jawab Sakha mengelak.

"Jujur aja, muka lu kek ada masalah gitu." Ucap Kei yang yakin jika Sakha pasti mempunyai suatu masalah yang di sembunyikan nya.

"Beneran gaada." Jawab Sakha yang masih mengelak, tentu saja dia tidak mau bercerita pada siapapun. Lalu mereka berdua pun lanjut berjalan lagi.

Sampainya di taman, mereka berdua duduk di sebuah kursi taman yang kosong. Sedari tadi Sakha hanya diam, sambil terus bolak balik mengecek handphone nya. Sakha masih terus penasaran dengan Nara yang tak juga mengabari nya.

Sampai akhirnya Kei membuka suara. "Sakha, lu kenapa? Kek orang cemas gitu tau ga. Lu ada masalah atau apa si?"

"Engga Kei, gw gapapa." Ucap Sakha yang masih terus mengelak, padahal dia sudah ketauan oleh adik nya itu.

Kei pun memegang kedua pipi Sakha dengan tangannya, dia menatap mata Sakha. "Hei, denger ya, gw itu adik lu, jadi lu boleh cerita apa aja ke gw, lu ga harus nyimpen semuanya sendiri khaa."

Sakha mengerti, dia mendengarkan ucapan adik nya itu. Akhirnya dia pun menceritakan nya pada Kei.

"Mungkin Nara nya emang lagi sibuk aja kha, gausa terlalu di pikirin, nanti dia pasti bakal ngabarin lu kok." Jelas Kei menenangkan Sakha. "Lu ga boleh mikir yang engga engga."

"Iya makasi dek." Ucap Sakha sambil tersenyum pada Kei.

Tiba tiba Kei malah memeluk Sakha. Sakha pun kaget di buatnya. "G-gw kangen sama lu kha." Ucapnya saat di pelukan Sakha.

"Kei, gw disini, gw selalu sama lu, tiap hari kita ketemu, kita tidurnya sekamar, kenapa masi kangen?" Ucap Sakha sambil mengusap kepala Kei dengan lembut. "Dan juga lu itu adik gw."

"Gw kangen sikap lu yang dulu ke gw, gw kangen sama senyum lu yang dulu, gw kangen semuanya tentang lu yang dulu kha." Jelasnya.

"Iya, gw ngerti." Ucap Sakha.

Crazy FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang