22 | Her past

510 51 0
                                    


Dan ternyata, orang yang memainkan piano dan bernyanyi tersebut adalah Sakha. Tetapi... Hal yang membuat mereka terkejut adalah, Sakha yang mengeluarkan air mata, Sakha yang memainkan piano dan bernyanyi dengan sedih.

Just like...
As if the snow has always remained
Within the shade it never melts away
This feeling deep inside i cannot hide
Hey, so won't you tell me what to do?
How can i go on with live without you by my side?

All that you are vanished from sight
Throughout the dawn and into the night
And as i wander aimlessly
Without you for eternity
No more goodbye as i'm on my own
But knowing that i'm never alone
You'll always be with me.....

Setelah itu pun Sakha berhenti, dan menangis. Sakha teringat Kei ketika menyanyikan lirik tersebut. Dia tidak bisa membendung air matanya. Sakha pun menundukkan kepala nya, dan terus menangis. Kemudian Sakha tiba tiba berteriak.

"Aaaaarrggghhhhh!" Teriak Sakha sambil meneteskan air mata nya, dan kemudian dia memegang kepalanya.

Nara yang melihat itu pun langsung saja masuk ke ruangan tersebut, tanpa memikirkan nanti Sakha akan marah jika dia masuk tanpa memberitahu dulu. Dan langsung saja Nara memeluk Sakha dari belakang, dan mengusap air mata Sakha.

"Sakha.. Kenapa? Jangan nangis gitu, ada Nara disini." Ucap Nara yang mencoba menenangkan Sakha. Akhirnya Sakha tersadar, dan mulai menghapus air matanya. Kemudian Ayana pun ikut menyusul masuk dan menenangkan Sakha.

Setelah Sakha sedikit tenang, Ayana dan Nara pun berniat untuk pulang saja, karena mereka pikir, Sakha mungkin butuh waktu untuk sendiri dan mereka tidak mau mengganggu nya. Ayana dan Nara pun pamit pulang.

"Kha, kayanya lu lagi butuh waktu sendiri, kita gamau gangguin lu, gw pamit pulang ya." Ucap Ayana kemudian langsung pulang.

Tetapi, saat Nara ingin pergi mengikuti Ayana, Sakha menahan tangan Nara. Seakan Sakha tidak memperbolehkan Nara pergi. Nara pun terkejut, dan melihat wajah Sakha. Sakha menatap wajah Nara dan menggelengkan kepalanya, seolah meminta Nara untuk tinggal sebentar. Nara pun mengerti, dan dia tidak jadi pulang.

Sakha pun menarik tangan Nara untuk masuk, dan sampailah mereka berdua di kamar Sakha. Sakha pun duduk di tepi kasurnya, kemudian menepuk nepuk bagian yang kosong di sebelahnya, menyuruh Nara untuk duduk juga. Nara pun akhirnya duduk, tetapi Nara sedikit canggung karena hanya mereka berdua saja di rumah Sakha. Dan Sakha pun mulai membuka pembicaraan.

"Nara, tau Kei dari mana?" Tanya Sakha yang kembali teringat pertanyaan Nara waktu itu.

"Waktu Sakha ketiduran di paha Nara abis tanding basket, Sakha ngomong sambil tidur." Jawab Nara jujur.

"Gw bilang apa?" Tanya Sakha lagi.

"Jangan tinggalin Sakha....... Kei." Jawab Nara lagi. Sakha pun mengerti kenapa Nara menanyakan hal itu.

"Nara penasaran siapa Kei?" Tanya Sakha, awalnya Nara ragu ragu menjawab, dia sebenarnya takut jika mananyakan urusan pribadi Sakha, tetapi dia benar benar penasaran. Dan akhirnya Nara mengangguk sebagai jawab.

"Kei.... First love gw, i have crush on her." Ucap Sakha.

Degg

Entah kenapa hati Nara sedikit sakit mendengarnya, Nara tidak tau alasannya mengapa dia seperti ini.

"Boleh gw cerita?"

"Boleh." Jawab Nara.

Kemudian Sakha pun mulai menceritakan tentang Kei pada Nara. Sakha menceritakan semuanya, bagaimana dia bertemu Kei, dan bagaimana dia bisa suka pada Kei, dan juga Kei yang mempunyai pacar, sampai akhirnya, Kei tiba tiba menjauh darinya.

".............. Tapi tiba tiba dia ngejauh dari gw, tanpa gw tau alasan nya apa. Selama ini gw selalu mikir, salah gw apa ke dia. Dan gw udah cape Ra, gw udah nyerah. Gw mau lupain dia." Ucap Sakha.

Nara pun, memeluk Sakha, dan mengusap kepalanya. "Nara yakin, Sakha pasti bisa." Ucap Nara menenangkan Sakha.

"Udah mau gelap kha, Nara pamit pula-"

"Nara temenin Sakha aja hari ini." Potong Sakha.

"Maksud nya?" Tanya Nara bingung.

"Nara nginep sini aja malam ini, temenin Sakha." Jawab Sakha. "Nara mau kan?" Sambungnya.

"Ayah Sakha?"

"Ayah pergi keluar kota, mungkin besok baru balik."

"Yauda iya Nara temenin." Jawab Nara setuju, awalnya memang sedikit ragu, dia hanya gugup.

Setelah itu Sakha pun mandi, dan Nara menunggu sambil melihat lihat isi kamar Sakha. Nara pun melihat sebuah buku di atas meja belajar Sakha. Karena penasaran, Nara membuka buku tersebut. Dan ternyata di dalam nya terdapat beberapa foto, foto seorang gadis dan juga foto Sakha yang sedang bersama gadis tersebut. Nara penasaran, siapa kah gadis itu? Apakah itu adalah Kei? Kemudian dia menutup buku itu kembali, dia tidak ingin ketahuan oleh Sakha jika dia melihat barang barang Sakha tanpa seizinnya.

-

Hari pun sudah berganti malam, dan tibalah waktunya untuk tidur, waktu untuk beristirahat, melupakan semua kelelahan yang terjadi hari ini. Sakha pun sudah berbaring di kasurnya, tetapi Nara masih saja asyik sendiri dengan handphone nya.

"Ga tidur ra?" Tanya Sakha.

"Bentar lagi, kalo mau tidur, tidur aja dulu." Jawab Nara. Dan kemudian Sakha pun tidur.

Tak lama pun, Nara menyusul ke tempat tidur. Nara berbaring di sebelah Sakha, dan memperhatikan wajah Sakha dengan lama.

"Liatin apa?" Tanya Sakha tiba tiba dan mengejutkan Nara. Nara pun malu dan membalik kan badannya. Yap, sedari tadi Sakha belum tertidur, entah kenapa malam ini dia susah tidur. Kemudian dia mulai menertawakan Nara.

"Udah Ra, gausa malu gitu, sini." Ucap Sakha sambil menarik narik tangan Nara untuk kembali menghadap kearahnya. Nara pun berbalik.

"Liatin apa si Ra? Liatin muka Sakha ya? Sakha cakep kan." Ucap Sakha menggoda Nara.

"Ih apa si kha, udah, jangan bahas itu, Nara jadi malu kan."

"Wah, Nara bisa malu juga ternyata." Ucap Sakha yang sedikit menertawai Nara.

"Ah Sakha mah, Nara ngambek aja." Ucap Nara kemudian membalikkan badannya membelakangi Sakha lagi.

"Udah ya Nara, jangan ngambek." Ucap Sakha, kemudian tiba tiba memeluk Nara dari belakang. "Tapi kalo ngambek nya cuma bentar gapapa, jangan lama lama." Sambungnya. Sakha pun mulai menutup matanya, sepertinya dia sudah mengantuk.

Nara kaget karena Sakha tiba tiba memeluknya, dia gugup, dan mencoba untuk tetap tenang. "Iya Sakha, becanda kok." Jawab Nara, kemudian dia melihat ke belakang, ternyata Sakha sudah tertidur. Nara pun kembali tersenyum, dia tidak tau kenapa, tetapi seperti ada kupu kupu berterbangan di perutnya. Dan Nara pun tertidur, menyusul Sakha ke alam mimpinya.

-

Keesokan paginya, sinar matahari pagi masuk melalui jendela kamar Sakha mengusik tidur mereka. Sakha pun bangun lebih dulu dari Nara.

"Ra bangun, udah malem." Ucap Sakha sambil menusuk nusuk pipi Nara dengan jarinya dan mengacak acak rambut Nara yang berada di pelukannya. "Eh pagi maksudnya." Sambungnya.

Nara pun terbangun karena Sakha, dia membuka matanya, dan tiba tiba terkejut. Karena saat membuka matanya, hal yang pertama dilihatnya adalah leher Sakha. Dan juga Nara bingung, kenapa dia bisa tidur dengan posisi seperti ini dengan Sakha. Nara dan Sakha yang saling berhadapan dan juga saling berpelukan.

Nara pun segera beranjak dari posisi tersebut, dan dia pun duduk.

"Ra, kek nya kita kesiangan deh." Ucap Sakha sambil melihat ke arah jam kecil yang berada di meja samping kasurnya.







































To Be Continued~

Crazy FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang