Aku menemukan Jaemin di lapangan tengah mengikuti kelas olahraga. Aku segera menghampiri pemuda manis tersebut. Awalnya, Jaemin acuh tak acuh dengan kehadiranku. Namun, raut wajah kekhawatiran tercetak jelas di wajahnya tersebut.
"Lo baik-baik ajakan?" tanyanya. "Semalam lo kaya vampir mau makan gue," lanjutnya.
Aku menanggukkan kepalaku pelan, respon awal atas pertanyaannya. "Aku baik-baik saja, babe," ucapku tersenyum padanya.
Ucapan yang penuh dengan kebohongan. Dia benar, aku hampir saja benar-benar ingin memakan tubuh pemuda tersebut.
"Aku hanya ingin menggodamu tadi malam," bohongku lagi.
Di ujung lapangan, satu grup cheerleaders tengah bersiap untuk berlatih dan di ujung satunya satu tim sepak bola tengah berlatih juga. Aku dan Jaemin tengah pemanasan, persiapan bagi kami berdua sebelum kami berlari.
Hari ini guru olahraga tersebut ingin menguji kemampuan berlari kami. Ya, manusia melakukan hal ini. Mereka selalu menguji dan penasaran tentang apa yang dapat mereka lakukan.
"Woi Jaemin, dia pacar baru lo?" aku mendengar teriakan yang mengarah pada Jaemin. Suaranya berasal dari salah satu wanita di tim cheerleaders. Itu Nancy, The Cheerleaders Captain. Dia mencoba kembali membully Jaemin dengan menghinanya. Orang-orang ini memang tidak pernah belajar.
Jaemin menatap Nancy tanpa melihatkan wajah marah atau terganggunya. Tentu saja, jiwanya saat ini aku matikan dengan sangat baik. Itu yang membuatnya terlihat tidak peduli. Dia hanya bisa merasakannya saat aku mengizinkan jiwanya untuk dapat kembali merasakan. Aku belum memberitahukannya soal ini. Jaemin menjulurkan lidahnya dan kembali berteriak pada Nancy,
"HELL YEAH! KITA BERDUA UDAH SERING NGENTOT!"
Aku tertawa mendengar balasan Jaemin terhadap ucapan Nancy. Namun tidak dengan Jaemin. Dan Nancy, perempuan tersebut terlihat kesal mendengar jawaban Jaemin. "Dasar homo lo! Sekalian aja lo pake baju cewe. Najis!" cemooh Nancy.
Jaemin sama sekali tak tersentak dengan ujaran penuh kebencian yang dilontarkan Nancy. "Gue gay, bukan Transgender. Wah, apa karena keseringan jungkir balik membuat otak lo gak berfungsi Nancy? Atau memang lo udah tolol dari sananya?" balas Jaemin.
"Homo anjing lo!" teriak Nancy, tersulut emosi atas ucapan Jaemin.
Aku kembali tertawa. Jaemin kemudian mengacungkan jari tengahnya ke arah Nancy dan kembali membalas ucapan Nancy, "Suck this, bitch! Karena lo ga akan bisa ngisap penis gue," ejek Jaemin. Ada banyak siswa di sekitar mereka saat itu. Mereka semua terlihat sangat antusias dengan perang mulut yang dilakukan Jaemin dan Nancy. Sepertinya mereka masih tidak percaya dengan apa yang mereka dengar dan saksikan. Jaemin yang melawan balik. Dalam sejarah hidupnya selama ini, Jaemin yang selalu dibully yang cukup banyak diketahui oleh semua warga sekolah tidak pernah membalas setiap perlakuan buruk terhadapnya sebelumnya.
Aku membaca pikiran Nancy, tercetak jelas pikiran jahat diotak perempuan tersebut. Dia tidak bisa menerima fakta bahwa Jaemin bisa membela dirinya sendiri. Jaemin biasanya membiarkan Nancy berkata apapun padanya dan tidak pernah melawan balik.
Demi Lucifer, aku akan membuat Jaemin menjadi semakin terkenal.
"Jaem...," panggilku.
"Ya?" Jaemin melihatku dengan tersenyum. Terlihat sangat puas karena tidak sedikit merasa takut untuk melawan Nancy.
"Lets give 'em a show," saranku. Jaemin tersenyum setuju. Kami berdua sudah saling mengerti apa yang akan kami lakukan.
Maka dari itu, ditengah-tengah lapangan, disaksikan berpuluh pasang mata dengan mulut yang ternganga lebar, dibawah sinar matahari......,
kami berciuman.
Ciuman yang cukup lama dan penuh dengan gairah. Di sudut mataku, aku melihat Hyunjin menatap kearah kami dengan emosi. Aku bisa merasakan aura kecemburuan dari pemuda tersebut. Dia segera meninggalkan lapangan.
Kami memutuskan ciuman dan melihat mata satu sama lain dengan romantis seraya aku meraih dagunya, mengusap bibirnya lembut dengan ibu jariku.
Kemudian kami mendengarnya. Semua yang menyaksikan kami bertepuk tangan kepada kami dan berteriak kegirangan. Mata mereka menatap penuh kagum terhadap keberanian kami. Seorang guru yang sedari tadi berdiri diantara kerumunan yang melihat kami berteriak kepada kami tiba-tiba.
"NA JAEMIN! LEE JENO! KANTOR KEPALA SEKOLAH! SEKARANG!"
Sepertinya kami akan diberi hukuman. Tapi ya persetan dengan itu. Yang penting, kami menang. Para cheearleaders itu kini membungkam mulut lacur mereka. Para pemain bola dan mereka yang pernah memperkosa Jaemin, mereka kini hanya bisa tercengan.
It's a Glorious Win.
Well, setidaknya itu yang dapat iblis lakukan. Aku dapat membuat hal yang salah menjadi benar di mata yang lain. Dan, tidak butuh waktu lama setelah insiden tersebut kami menjadi pembicaraan di sekitar sekolah. Kapapun orang-orang melihat kami, mereka akan berbisik kegirangan satu sama lain. Mereka tersenyum ketika melihat kami bersama bak mereka terlihat ingin sekali tindakan lainnya dari kami.
Kami menjadi benar-benar popular.
Mungkin, ini hanya akan menjadi pengalihan sementara bagi mereka terhadap lingkaran kasus bunuh diri yang sedang terjadi. Sial bagi mereka, pembunuhan ini tidak akan berhenti.
Pembalasan harus dilakukan.
Everything is Perfect Now.
✴️✴️✴️ To Be Continued ✴️✴️✴️
Guys, DO YOU FOLLOW MY ACCOUNT ALREADY?????
Ohiya, Sekalian mampir ke work baru aku ya. Work yang sempat aku singgung di Chapter Intermezzo
Cek di Home Page aku yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
The Demon Lovers ( Jeno + Jaemin )
FanfictionKutu Buku? Ya. Bully? Ya. Depresi? Ya. Gay? Ya. Dengan semua hal itu, Kehidupan sekolah Na Jaemin terasa seperti berada dalam neraka baginya. Tapi, bagaimana jika dia dapat meminta kepada neraka sebuah bantuan untuknya?. ⚠️⚠️WARNING!!!⚠️⚠️ 📍Boy x...